Luar Negeri

Update Korban Gempa Myanmar Capai 2.719, Kantong Mayat Tidak Cukup, Konflik Junta Menambah Parah

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 2.700.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkapan layar YouTube Radio Free Asia
GEMPA DI MYANMAR - Tangkapan layar YouTube Radio Free Asia yang diambil pada Minggu (30/3/2025). Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 2.700. 

Sejak gempa bumi terjadi, banyak orang tidur di luar, baik karena rumah mereka hancur atau karena khawatir gempa susulan yang berkelanjutan dapat menghancurkan mereka.

Pearson juga menegaskan betapa rumitnya upaya penyelamatan karena perang saudara yang sedang berlangsung, yang memengaruhi sebagian besar negara, termasuk daerah yang terkena dampak gempa.

Hal ini semakin diperparah dengan serangan udara Junta yang terus-menerus terhadap wilayah yang dikuasai Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar.

Pearson mengatakan hal ini menyoroti perasaan Junta terhadap rakyatnya.

Pada tahun 2021, militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, yang memicu apa yang kemudian berubah menjadi perlawanan bersenjata yang signifikan.

Pasukan pemerintah telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Myanmar, dan banyak tempat berbahaya atau tidak mungkin dijangkau oleh kelompok bantuan.

Lebih dari tiga juta orang mengungsi akibat pertempuran dan hampir 20 juta orang membutuhkan bantuan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari 10.000 bangunan secara keseluruhan diketahui runtuh atau rusak parah di Myanmar tengah dan barat laut.

Gempa bumi tersebut juga mengguncang negara tetangga Thailand dan menewaskan sedikitnya 21 orang, banyak di antaranya berada di lokasi konstruksi di Bangkok di mana sebagian bangunan tinggi yang dibangun runtuh.

Sebanyak 34 orang lainnya dilaporkan terluka dan 78 orang hilang, terutama di lokasi konstruksi dekat pasar Chatuchak yang populer.

Uni Eropa, Inggris, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan negara-negara lain telah mengumumkan bantuan jutaan dolar, baik secara langsung maupun melalui mitra lokal dan organisasi internasional.

Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington akan membantu, tetapi sejauh ini belum ada bantuan yang diketahui untuk Myanmar.

Sejumlah kecil personel militer Amerika dikirim untuk membantu di Bangkok.

Baca juga: Detik-detik 3 Polisi di Muna Dianiaya 2 Oknum TNI dan Warga saat Malam Takbiran, Ini Pemicunya

Baca juga: Bolehkan Menggabungkan Puasa Syawal dengan Puasa Senin-Kamis? Begini Niat Puasa Syawal

Baca juga: Aktor Kawakan Ray Sahetapy Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun, Berjuang Melawan Sakit Stroke

Sudah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved