Iran Umumkan Capaian Nuklir Baru, Amerika Serikat Terancam hingga Kirim Dua Kapal Induk

Iran mengonfirmasi pembicaraan tersebut tetapi mengatakan bahwa pembicaraan tersebut tidak akan dilakukan secara langsung.

Editor: Faisal Zamzami
JPost
NUKLIR IRAN - Iran makin mengintensifkan pengembangan dan uji coba program senjata nuklir menjelang serangan militer yang akan dilancarkannya ke Israel. 

Media AS melaporkan pada bulan Februari bahwa komunitas intelijen Amerika menilai Israel dapat menyerang Iran tahun ini, setelah secara signifikan melemahkan proksi teroris Republik Islam di Gaza, Lebanon, dan Yaman, dan menyusul penggulingan Presiden Suriah yang didukung Iran Bashar Al-Assad pada bulan Desember.

Trump sendiri telah mengatakan bahwa "akan ada pemboman" jika Iran gagal menandatangani kesepakatan nuklir.

Baca juga: VIDEO - 16 Pesawat Nirawak MQ 9 hingga Kapal Nuklir AS Dirudal Houthi, Buntut Kematian Warganya

Rusia Terkekang
 
Seorang Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Moskow tidak akan berkewajiban untuk memberikan bantuan militer kepada Teheran berdasarkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif yang sebelumnya ditandatangani dengan Iran jika terjadi serangan AS, seperti diberitakan oleh MEHR.

Jika Amerika Serikat menyerang Iran, Rusia tidak berkewajiban untuk memberikan bantuan militer berdasarkan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Iran, kata Andrei Rudenko, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, saat menjawab pertanyaan mengenai potensi agresi terhadap Iran, biro APA di Moskow melaporkan.

Sebelumnya hari ini, APA melaporkan bahwa Duma Negara meratifikasi Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Rusia dan Iran, yang ditandatangani di Moskow pada 17 Januari tahun ini.

 

Iran, Rusia dan China Kumpul Bahas Nuklir, Jenderal AS Buat Pengakuan Terobosan IRGC

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengumumkan rencana pertemuan tripartit.

Tiga negara pesertanya adalah Iran, Rusia, dan China.

Kabar yang diberitakan MEHR, pertemuan tersebut membahas mengenai masalah terkait nuklir.

 
"Kami akan segera mengadakan pertemuan di tingkat wakil menteri dengan pejabat kebijakan luar negeri Uni Eropa yang baru," kata Baghaei pada Senin (7/4/2025) pagi dalam konferensi pers mingguan.

"Hari ini dan besok, kami mengadakan pertemuan tripartit lagi di Moskow, di mana Tiongkok, Rusia, dan Iran akan membahas berbagai aspek terkait masalah nuklir, JCPOA, dan Resolusi 2231," tambahnya.

JCPOA ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB serta Jerman.

Mantan Presiden AS Donald Trump secara ilegal menarik diri dari kesepakatan tersebut pada tahun 2018.

Rusia, Inggris, Jerman, Tiongkok, AS, dan Prancis telah berunding dengan Iran sejak April 2021 untuk memulihkan kesepakatan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved