Konflik Palestina vs Israel

Israel Bebaskan 10 Warga Palestina, Tawanan Mengaku Disiksa dan Ditelanjangi Selama dalam Penjara

Sepuluh warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel dibebaskan dan dikembalikan ke Gaza pada Kamis (10/4/2025). 

Editor: Faisal Zamzami
AP/Abdel Kareem Hana
ISRAEL BEBASKAN TAWANAN PALESTINA - Tahanan Palestina yang dibebaskan Jamal Zuweiri, 69 tahun (berbaju abu-abu), disambut keluarganya saat tiba di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, setelah dibebaskan dari penjara Israel, Kamis, 10 April 2025. 

SERAMBINEWS.COM, JALUR GAZA — Sepuluh warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel dibebaskan dan dikembalikan ke Gaza pada Kamis (10/4/2025). 

Mereka menyatakan telah mengalami penyiksaan terus-menerus selama dipenjara.

Israel telah menahan ribuan warga Palestina sejak perang yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Sejak saat itu, Israel juga telah melakukan pembebasan tahanan secara berkala selama perang.

Namun pembebasan kali ini merupakan yang pertama sejak perang kembali dimulai pada pertengahan Maret, yang melanggar gencatan senjata dengan kelompok militan Hamas.

Kesepuluh tahanan pria itu, semuanya mengenakan celana panjang dan kemeja abu-abu.

Mereka dibawa dengan bus ke sebuah rumah sakit di Kota Deir al-Balah di Gaza bagian tengah, di mana mereka disambut oleh anggota keluarga.

Mereka semua ditahan dari Jalur Gaza utara selama serangan terakhir Israel di sana sebelum gencatan senjata pada bulan Januari.

Mereka mengatakan bahwa mereka telah ditahan di Sde Teiman, yaitu sebuah kamp penjara militer yang terkenal karena penyiksaan terhadap tahanan Palestina.

Baca juga: Ahmad Manasra Pemuda Palestina Bebas Setelah 9,5 Tahun Ditahan Israel, Luka Fisik Masih Membekas

Salah satu pria yang dibebaskan, Fayez Ayoub, tampak kurus kering dan berjalan dengan susah payah.

Ia harus berjalan dengan ditopang oleh seorang pria lain.


“Ayah, setiap saat kami menunggumu dibebaskan,” kata putrinya Marah Ayoub sambil menangis.

 “Setiap kali seorang tahanan dibebaskan, kami mendatanginya untuk bertanya tentang ayah,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Fayez ditahan oleh pasukan Israel pada tanggal 6 November.

Dia mengatakan 156 hari telah berlalu dalam penderitaan.

“Kami disiksa dan kesakitan,” ujarnya. 

Ia mengatakan para tahanan disiksa setiap hari dan kurang tidur.

Putrinya mengatakan bahwa ia ditangkap oleh pasukan Israel setelah dibebaskan dari rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara setelah mengalami patah tulang panggul dan tulang belakang akibat serangan udara.

“Apakah ayah saya seperti ini? Dan apakah ia sekarang menjadi seperti ini?" katanya, mengacu pada penampilannya. “Ia sebelumnya tidak seperti ini,” ujar putrinya.

Baca juga: ‘Maafkan Saya, Ibu’: Kata Terakhir Rifaat Sebelum Ditembak Tentara Israel

Seorang pria lain, Hani Abu Sharif, mengatakan bahwa mereka sering dipukuli, ditelanjangi hingga hanya mengenakan pakaian dalam, dan dipaksa berdiri tanpa alas kaki di atas batu, yang menyebabkan kaki mereka berdarah.

Mereka hanya diizinkan mandi setiap satu atau dua bulan sekali.

Tidak ada komentar dari militer Israel mengenai pengakuan para tahanan yang menyatakan telah disiksa.

Pihak militer dan penjara mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum dalam memperlakukan tahanan dan menyelidiki pelanggaran.


Namun, ada laporan yang tersebar luas tentang penyiksaan terhadap tahanan Palestina di kamp penjara militer dan penjara sipil, termasuk pemukulan yang sering terjadi dan kurangnya perawatan medis dan makanan.

Lima tentara telah didakwa karena diduga memerkosa seorang tahanan dengan pisau di Sde Teiman.

Pada bulan Maret, seorang warga Palestina berusia 17 tahun meninggal di Penjara Megiddo, sebuah fasilitas yang dikelola warga sipil, dan dokter mengatakan kelaparan kemungkinan menjadi penyebab utama kematiannya.

Sementara itu Otoritas Palestina mengatakan sedikitnya 61 warga Palestina telah meninggal di penjara Israel sejak perang dimulai.

Ribuan warga Palestina terus ditahan di tahanan Israel, tanpa melalui dakwaan atau pengadilan.

Israel mengatakan menahan mereka karena dicurigai memiliki hubungan dengan Hamas dan membebaskan mereka jika mereka tidak terkait dengan militan tersebut. 

Selama gencatan senjata yang berlangsung dua bulan, Israel telah membebaskan ratusan warga Palestina yang dipenjara sebagai imbalan atas pembebasan sandera yang ditawan oleh militan di Gaza.

 

Baca juga: Bupati Aceh Timur Temui Titiek Soeharto di Banda Aceh Ini yang Dibahas

Baca juga: Gerak Cepat, Balai PUPR Aceh Cek Lokasi Pembangunan Sekolah Rakyat Kota Subulussalam

Baca juga: 198.850 Orang Lakukan Perjalanan Selama Musim Mudik 2025 di Aceh, Moda Transportasi Darat Terbanyak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved