Perang Gaza

Warga Gaza: Ke Mana pun Kau Pergi, Kematian akan Mengejarmu, tak Ada jalan Keluar

Rekaman Associated Press menunjukkan ibu Ahlam, yang terbalut perban setelah terluka dalam serangan itu, menggendong putrinya untuk terakhir kalinya d

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/MEDSOS
SERANGAN ISRAEL - Sejumlah anak syahid tergeletak di lantai setelah dibantai Zionis Israel Nazi dalam serangan, Selasa (18/3/2025) malam. 

Badan-badan bantuan mengatakan ada kekhawatiran akan terjadinya kelaparan besar-besaran.

Kekurangan obat-obatan mempengaruhi kehidupan orang-orang di Gaza, kata badan PBB untuk pengungsi Palestina.

“Kami bertahan dengan apa yang kami miliki, namun kekurangan obat-obatan, obat penghilang rasa sakit, dan perlengkapan medis penting lainnya yang parah, menimbulkan ancaman serius terhadap nyawa pasien kami,” kata Dr. Muhammad, kepala pusat medis UNRWA di Gaza, pada X.

Badan tersebut membagikan contoh seorang gadis berusia dua tahun bernama Loretta yang menderita luka bakar ketika “cairan mendidih tumpah ke tubuhnya di tengah kekacauan penembakan baru-baru ini”.

Hamas: Kesepakatan Gencatan Senjata Harus Mencakup Penghentian Perang Permanen & Penarikan Pasukan dari Gaza

Khaled Qaddoumi, perwakilan Hamas di ibu kota Iran, mengatakan setiap perjanjian gencatan senjata harus mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Dalam perjanjian pertama yang ditandatangani pada bulan Januari, Hamas dan Israel menyetujui gencatan senjata tiga tahap yang mencakup penarikan pasukan Israel dan perundingan awal untuk mengakhiri perang di tahap kedua. 

Namun Israel menolak untuk memasuki tahap itu, menuntut perpanjangan tahap pertama dan pembebasan semua tawanan tanpa berkomitmen untuk menghentikan permusuhan secara permanen. 

Israel juga menambahkan tuntutan baru dan lebih keras untuk kesepakatan yang direvisi sebelum melanjutkan pemboman di Jalur Gaza.

Kemarin, Hamas mengatakan pihaknya sedang mempelajari proposal terbaru Israel yang disampaikan kepada kelompok Palestina melalui mediator Mesir dan Qatar.

Prospek gencatan senjata menjadi semakin rumit setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan hari ini bahwa tentaranya akan tetap berada di dalam “zona keamanan” di Gaza tanpa batas waktu.

Berbicara dalam sebuah pertemuan terkait Palestina di Teheran, Qaddoumi juga mengatakan "kata bencana tidak cukup untuk menggambarkan situasi yang sangat kritis di Gaza", seraya menambahkan bahwa pemboman Israel dilakukan dengan lampu hijau dari AS dan negara-negara Barat.

Menlu Mesir: Krisis Kemanusiaan di Gaza Makin Memburuk

Kondisi kemanusiaan dan medis di Gaza telah menjadi sangat berbahaya karena keputusan Israel untuk menghentikan pengiriman bantuan ke daerah kantong Palestina tersebut pada awal Maret, kata Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty dikutip dari Al Jazeera, Rabu.

Solusi terbaik untuk masalah ini adalah berpegang teguh pada kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada bulan Januari untuk membebaskan tawanan yang tersisa dan mengakhiri perang, kata Abdelatty dalam konferensi media bersama dengan mitranya dari Polandia, Radosław Sikorski.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved