2 Oknum TNI Mabuk Miras saat Aniaya Warga Banten hingga Tewas, Pratu MI dan Pratu FS Ditahan Denpom
Namun, untuk sementara ini, Andrian memastikan para pelaku saat melakukan aksi penganiayaan pada Senin (14/4/2025) di bawah pengaruh alkohol.
SERAMBINEWS.COM - Komandan Resor Militer (Danrem) 064/Maulana Yusuf Brigjen TNI Andrian Susanto mengungkapkan bahwa dua anggotanya melakukan aksi penganiayaan di bawah pengaruh minuman keras.
Adapun keduanya yakni Pratu MI dan Pratu FS yang diduga terlibat kasus penganiayaan terhadap Fahrul Abdillah (29) hingga tewas.
"Jadi saya perlu sampaikan, untuk motif ini dipengaruhi oleh adanya minuman keras," kata Andrian kepada wartawan di kantornya, Senin (21/4/2025).
Saat ini, penyidik Denpom III/4 Serang dan Polresta Serang Kota juga sedang mendalami penggunaan narkoba oleh para pelaku.
Namun, untuk sementara ini, Andrian memastikan para pelaku saat melakukan aksi penganiayaan pada Senin (14/4/2025) di bawah pengaruh alkohol.
"Kita juga mendalami apakah pelaku-pelaku ini, baik itu dari TNI AD, dari pemeriksaan oleh Denpom maupun dari Polresta, ada indikasi menggunakan narkoba atau tidak," ujar Andrian.
Baca juga: Fahrul Abdillah Tewas Dikeroyok 2 Oknum TNI, Nenek Surti Sedih Sang Cucu Dirawat Sejak Usia 2 Tahun
Danrem 064/MY Minta Maaf
Danrem 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Andrian Susanto, menyampaikan permohonan maaf atas insiden penganiayaan yang menyebabkan seorang warga sipil tewas dan melibatkan dua anggota TNI.
Korban, Fahrul Abdillah (23), warga Kota Serang, Banten, diduga tewas setelah dianiaya oleh sekelompok orang, termasuk dua anggota TNI berinisial Pratu MI dan Pratu FS.
“Saya selaku Komandan Korem 064 Maulana Yusuf tentunya menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya peristiwa yang terjadi melibatkan anggota TNI dan telah merugikan warga masyarakat sipil,” kata Andrian kepada wartawan di kantornya, Senin (21/4/2025).
Andrian menegaskan, kedua anggota TNI tersebut telah ditahan oleh Denpom III/4 Serang sejak Jumat (18/4/2025) dan saat ini sedang diperiksa secara intensif oleh penyidik militer.
Sampai saat ini, sebanyak sembilan saksi telah dimintai keterangan untuk melengkapi proses penyelidikan. Selain dua anggota TNI, Andrian juga menyebutkan bahwa dua warga sipil turut ditangkap dan kini ditahan oleh pihak Polresta Serang Kota.
“Kemudian untuk warga sipil yang diduga pelaku, sudah ditahan dan ditangani oleh pihak Polresta,” ujar Andrian.
Ia memastikan, proses hukum terhadap oknum prajurit akan berjalan secara terbuka.
“Kemudian saya selaku Danrem tentunya perlu mempertegas bahwa kami akan memeriksa secara cepat, transparan, komprehensif agar kejadian ini betul-betul sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana (terungkap) secara terang menerang,” tegasnya.
Andrian menambahkan, jika hasil persidangan membuktikan keterlibatan anggotanya, maka keduanya akan dihukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku di pengadilan militer.
“Tentunya kami juga akan menyakinkan bahwa apabila memang diduga anggota TNI yang terlibat akan mendapat hukum sesuai dengan hukum yang sudah ditentukan,” tandas Andrian.
Baca juga: Penyebab Oknum TNI AL Kelasi I Jumran Tega Bunuh Juwita, Pelaku Tidak Mau Nikahi Korban
Kronologi Kejadian
Seorang pria bernama Fahrul Abdillah (29), warga Kampung Sajira Barat, Desa Sajira, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, meninggal dunia setelah yang diduga menjadi korban pengeroyokan oleh empat orang, yang terdiri dari dua warga sipil dan dua oknum anggota TNI.
Fahrul sempat dirawat intensif selama empat hari di RSUD Banten sebelum dinyatakan meninggal pada Jumat (18/4/2025) pukul 06.25 WIB akibat luka berat yang dideritanya.
"Pokoknya selama empat hari itu anak saya koma, dan meninggal di rumah sakit pukul 06.25 WIB," kata ayah korban, Nana Sujana, saat ditemui di rumahnya, Minggu (20/4/2025).
Kejadian tragis itu bermula saat Fahrul dan 10 temannya sedang nongkrong di dekat Bank BJB, Alun-Alun Kota Serang pada Selasa (15/4/2025).
Seorang teman Fahrul datang membawa mobil dan diduga sedang dikejar oleh empat orang tak dikenal.
Ketika situasi memanas, Fahrul berusaha melerai keributan.
Namun, justru dia yang menjadi sasaran pengeroyokan.
"Informasi dari teman-temannya begitu, awalnya sempat ada kejar-kejaran mobil dan motor. Temannya berhenti di tempat nongkrong, lalu anak saya yang mau melerai, malah dikeroyok," jelas Nana.
Teman-teman Fahrul kabur setelah melihat salah satu pelaku membawa senjata api.
Fahrul ditinggalkan sendirian dan dianiaya hingga tak sadarkan diri.
Ia kemudian ditemukan dalam kondisi bersimbah darah.
Dua hari setelah kejadian, kakak korban melaporkan insiden ini ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) Serang.
Salah satu teman Fahrul juga datang sebagai saksi dan diminta untuk mengidentifikasi pelaku dari kalangan TNI.
"Karena kami tidak tahu, makanya kakaknya korban langsung buat laporan waktu itu ke Denpom," kata Nana.
Selama Fahrul dirawat, tidak ada satu pun perwakilan TNI yang datang menjenguk.
Bahkan hingga pemulangan jenazah, keluarga tidak mendapat dukungan atau pengawalan dari institusi terkait.
"Tidak ada yang jenguk, itu mah murni keluarga dan teman-teman anak saya," tambahnya.
Meski demikian, aparat TNI hadir saat jenazah Fahrul sudah di rumah duka hingga prosesi pemakaman.
Salah satu pimpinan Denpom pun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga.
"Ada ke sini mereka minta maaf terkait anggotanya itu," ucap Nana.
Pihak Denpom juga menyerahkan santunan sebesar Rp10 juta kepada keluarga korban.
Nana menyatakan kecewa atas tindakan dua oknum TNI.
Ia menuntut agar para pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Pokoknya pelaku harus dihukum berat, sesuai dengan perbuatannya. Jangan sampai tidak dihukum berat," tegas Nana.
Ia juga menyoroti bahwa anaknya tidak melakukan kesalahan apa pun.
Fahrul hanya berusaha melerai keributan, namun justru kehilangan nyawa.
"Kecewa, karena anak saya bukan maling. Apalagi mereka aparat yang tahu soal hukum, kalau salah bawa, jangan main kekerasan kayak begitu," lanjutnya.
Baca juga: Korban Tewas Serangan AS di Yaman Bertambah jadi 92 Orang, Lukai Ratusan Orang
Baca juga: Gejala-Gejala Kerusakan Ginjal yang Muncul di Malam Hari, Ada 13 Tanda-Tandanya yang Jarang Disadari
Baca juga: 7 Jabatan Camat Kosong di Aceh Utara, Warga Tertunda Urus Akta Tanah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
VIDEO Pilot TNI AU Gugur Usai Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Diduga Ada Kendala Mesin |
![]() |
---|
Sosok Marsma TNI Fajar Adrianto, Meninggal Kecelakaan Pesawat di Bogor, Mantan Pilot F-16 |
![]() |
---|
4 Orang Satu Keluarga Tewas dalam Kebakaran Ruko di Pekanbaru |
![]() |
---|
Detik-detik Pesawat Latih Jatuh di Bogor, 1 Tewas dan 1 Kritis, Sempat Berputar-putar Terbang Miring |
![]() |
---|
Pasutri di Medan Dikeroyok Tiga Pria, Dipukul Pakai Besi, Dipicu Gadai Handphone |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.