Keren! Dai asal Aceh Isi Tausiah di Swedia, Kupas Pentingnya Tastafi pada Jamaah Majelis Al-Ikhlas

Laporan Zainal Arifin | Swedia

SERAMBINEWS.COM, STOCKHOLM – Ulama muda dan guru ngaji asal Langsa, Aceh, Tgk H Abdul Razaq Ridhwan, mengisi kajian atau tausiah pada acara halal bi halal yang dilaksanakan oleh Majelis Al-Ikhlas Swedia, Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

Kegiatan yang dihadiri oleh seratusan jamaah Majelis Al-Ikhlas ini berlangsung di Solna, yang terletak di sebelah utara pusat Kota Stockholm. 

Jamaah Majelis Al-Ikhlas ini didominasi oleh para diaspora Indonesia yang telah puluhan tahun tinggal dan menetap di Swedia.

Tgk Abdul Razaq Ridhwan atau biasa disapa Akhi dalam pesan WhatsApp (WA) kepada Serambinews.com, Senin (28/4/2025), mengatakan, Majelis Al-Ikhlas yang sudah terbentuk selama 23 tahun ini diasuh dan dipimpin oleh Bunda Hajjah Cut Usmaniah, perantau asal Lhokseumawe Aceh yang sudah puluhan tahun menetap di Swedia. 

Kehadiran Ustaz H Abdul Razaq Ridhwan pada kegiatan tersebut atas undangan jamaah Majelis Al-Ikhlas.

Kegiatan ini turut difasilitasi oleh Ketua Diaspora Global Aceh (DGA) Sagoe Scandinavia, Sayuti Nur, yang ikut hadir pada acara tersebut bersama Bendahara DGA Sagoe Scandinavia, Said Irfan. 

Untuk diketahui, Tgk Abdul Razaq Ridhwan adalah ulama muda asal Aceh dan juga guru ngaji, serta pembina Majelis Al-Minah di Jakarta. 

Acara halal bi halal  jamaah Majelis Al-Ikhlas Swedia ini juga turut dihadir beberapa staf dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Swedia. 

Dalam tausiahnya, Ustaz H Abdul Razaq mengajak seluruh jamaah untuk selalu menanamkan rasa kasih sayang kepada sesama, dan juga terus memperbaiki hubungan dengan Allah dan juga degan manusia.

Ustaz H Abdul Razaq juga mengajak semua jamaah untuk belajar memahami tiga komponen dasar ilmu agama yang sangat penting untuk menjaga kualitas amal.

Yaitu belajar dasar Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Tasawuf, atau yang lebih di kenal dengan Tastafi. 

“Kenapa ketiga ilmu itu sangat penting? Karena dalam setiap ibadah yang kita lakukan memiliki kaitan yang kuat dan tidak bisa terlepas dari tiga komponen ilmu tersebut,” ujarnya.(*)