Berita Teknologi
iPhone Made in India? Apple Resmi Tinggalkan China untuk Pasar AS Demi Hindari Tarif Trump
Apple mengumumkan akan memindahkan sebagian besar produksi iPhone dan perangkat lainnya yang ditujukan untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk menyeimbangkan tekanan politik dalam negeri sekaligus mempertahankan efisiensi rantai pasokan global.
Tanggapan dari Para Pakar
Patrick Moorhead, CEO dari perusahaan riset teknologi Moor Insights & Strategy, menyebut langkah Apple ini sebagai perubahan besar.
"Ini merupakan perubahan nyata dari apa yang [Cook] katakan beberapa tahun lalu ketika ia menyebut hanya China yang dapat membuat iPhone," ujarnya.
"Ada banyak kemajuan yang harus ditunjukkan Apple, tetapi ini merupakan awal yang cukup baik," lanjut Moorhead.
Baca juga: Paket Senjata Rp1.600 Triliun! AS Siap Tawarkan Senjata Canggih ke Arab Saudi Selama Kunjungan Trump
Amazon Juga Ikut Menyesuaikan Strategi
Apple bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang terdampak oleh kebijakan perdagangan baru. Amazon juga melakukan penyesuaian besar untuk memperkuat rantai pasoknya.
Dalam laporan keuangannya, Amazon mencatat penjualan kuartal pertama tahun 2025 melonjak 9 persen menjadi $155,7 miliar, sementara laba bersih naik lebih dari 60 persen menjadi sekitar $17 miliar.
Andy Jassy mengatakan bahwa Amazon berusaha memastikan keberagaman penjual agar tetap tangguh menghadapi gejolak perdagangan global.
"Kami sering kali mampu mengatasi kondisi yang menantang lebih baik daripada yang lain," kata Jassy.
"Saya optimis hal ini dapat terjadi lagi."
Penjualan Masih Kuat di Tengah Gejolak
Meski ada ketidakpastian akibat tarif, baik Apple maupun Amazon mencatat kinerja keuangan yang positif.
Apple melaporkan pendapatan naik 5 persen pada kuartal pertama tahun ini menjadi $95,4 miliar, menunjukkan bahwa konsumen tetap membeli produk teknologi meski ada potensi kenaikan harga.
Langkah Apple untuk memindahkan produksi dari China ke India dan Vietnam menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan global menyesuaikan diri dengan dinamika perdagangan internasional yang cepat berubah.
Dengan ketidakpastian tarif dan tekanan dari pemerintah AS, strategi diversifikasi lokasi produksi menjadi kunci untuk menjaga stabilitas bisnis.
Baca juga: Harga Emas Melemah Jelang Laporan Ketenagakerjaan AS, Tekanan Perang Dagang Mulai Mereda
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.