Khutbah Jumat: Enam Tanda Orang Baik dalam Pandangan Islam Menurut Tgk H Asnawi Ulee Titi

Khutbah Jumat: Enam Tanda Orang Baik dalam Pandangan Islam Menurut Tgk H Asnawi Ulee Titi

SERAMBINEWS.COM, JANTHO– Memahami agama berarti mengetahui mana yang halal dan haram, memahami yang wajib dan sunah, serta menjalani hidup berdasarkan tuntunan syariat. 

Orang seperti ini tidak hanya menjalani ritual ibadah, tetapi juga menyelaraskan kehidupan sehari-harinya dengan nilai-nilai Islam.

Pimpinan Dayah Miftahul Huda Desa Paleuh Pulo, Kecamatan Ingin Jaya, Tgk H Asnawi Ulee Titi menyampaikan enam tanda orang baik dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Baitul Jannah Kemukiman Tungkop, 2 Mei 2025 bertepatan dengan 4 Zulqa’dah 1446. 

“Tanda pertama orang baik menurut pandangan Islam, memahami agama,” ungkapnya. 

Nabi saw bersabda dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari: "Barang siapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah akan memberinya pemahaman dalam agama." 

Maka tanda pertama orang yang baik adalah orang yang memahami agama. 

Ia mengetahui mana yang halal dan haram, mana yang wajib dan sunah, serta tahu cara menjalani kehidupan sesuai tuntunan syariat.

“Ketika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, bukan harta atau pangkat yang ditambah, tetapi ia dibimbing untuk memahami agama,”

“Ia akan terdorong menghadiri majelis-majelis ilmu, mendekat kepada para ulama, karena hatinya telah disentuh oleh cahaya hidayah Allah,” tambahnya.

Tgk Asnawi menunjukkan, lihatlah para santri, para penuntut ilmu yang tulus belajar agama. Merekalah orang-orang baik dalam pandangan agama. 

Alangkah beruntungnya mereka yang masih mau menyisihkan waktu untuk mendalami ajaran Islam, karena itu adalah tanda nyata kebaikan yang diridhai oleh Allah.

Tgk Asnawi menambahkan tanda kedua, bermanfaat bagi orang lain. 

Nabi saw bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

“Orang yang baik bukan hanya rajin ibadah pribadi, tetapi juga menghadirkan manfaat bagi sesama. Baik melalui hartanya, pikirannya, ilmunya, atau tenaganya,”