Berita Nasional

Gebarkan Dedi Mulyadi Nular ke Sumsel, Pemkot Palembang Kirim Anak Nakal ke Raider: Wajib Militer

Pemkot Palembang bakal mengirimkan anak-anak yang terlibat tawuran atau memiliki perilaku nakal untuk mengikuti program pembinaan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
TRIBUN SUMSEL
WAJIB MILITER - Sekretaris Daerah Kota Palembang Aprizal Hasyim didampingi Camat Gandus Jufri mendatangi secara langsung Yonif 200 Raider untuk menjalin kerjasama, Selasa (6/5/2025). Pemkot Palembang bakal kirim anak nakal dan suka tawuran ke Yonif 200 Raider untuk jalani wajib militer. 

Nantinya anak-anak tersebut akan dididik untuk memiliki karakter ideologi, dan keimanan.

"Semoga mereka akan menjadi anak-anak yang yang baik sesuai dengan harapan orang tua dan kita semua," katanya. 

 

Di Barak Militer Dedi Mulyadi Bertemu Anak yang Gabung ke 'Warung Sesat'

Pertengkaran orangtua di rumah menjadi alasan seorang siswi terjerumus dalam pesta minuman keras (miras) hingga bergabung dengan kelompok remaja yang bernama 'Warung Sesat'.

Hal ini terungkap saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau program pembinaan siswa bermasalah di barak militer Rindam III/Siliwangi, Senin (5/5/2025).

Siswi tersebut menyampaikan pengakuan secara langsung saat Dedi menanyakan alasan dirinya mengikuti pelatihan.

Dalam video yang diunggah melalui akun YouTube pribadi Dedi Mulyadi, siswi itu menjelaskan konsumsi miras menjadi pelariannya akibat sering menyaksikan pertengkaran antara ayah dan ibunya.

"Oh suka jengkel sama orang tua karena bapak ibunya suka berantem," kata Dedi yang kemudian dibalas anggukan oleh siswi tersebut.

Ia juga mengaku bergabung dalam kelompok pertemanan bernama 'Warung Sesat' atau 'Warsat", yang terdiri dari sembilan remaja dan sering mengadakan pesta miras hingga larut malam.

Aktivitas tersebut membuatnya terbiasa tidur pukul 01.00 dan bangun siang, sehingga sering bolos sekolah.

Program pembinaan di barak militer merupakan kebijakan Dedi Mulyadi untuk menangani siswa yang kerap melakukan pelanggaran disiplin dan terjerat pergaulan bebas. Puluhan siswa telah mengikuti pelatihan di barak militer di wilayah Purwakarta dan Bandung.

Melihat kondisi latar belakang keluarga yang menjadi pemicu perilaku menyimpang, Dedi Mulyadi menggagas wacana pembentukan sekolah khusus bagi siswa dengan masalah serupa.

"Misalnya Pemprov Jabar nanti punya kelas khusus, di luar ada sekolah untuk temen-temen yang orang tuanya bertengkar terus, yang tidak ada orang tuanya, kemudian kita punya guru, punya disiplinnya dari TNI," ujarnya.

Peserta dalam program ini mendapat materi pelatihan fisik, kedisiplinan, pendidikan agama, serta bimbingan moral untuk membentuk karakter dan membangun kembali motivasi belajar.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved