Berita Aceh Utara
Yatim Piatu Derita Penyakit Autoimun Dirujuk dari RSUD Cut Meutia Aceh Utara ke RSUDZA Banda Aceh
Pasien bernama M Sultan Az-Zahir sebelumnya dirawat intensif sejak Sabtu, 3 Mei 2025, di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSU Cut Meutia Ace
Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Pasien bernama M Sultan Az-Zahir sebelumnya dirawat intensif sejak Sabtu, 3 Mei 2025, di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSU Cut Meutia Aceh Utara.
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun 10 bulan asal Gampong Blang Pha, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, dirujuk ke RSUDZA, Banda Aceh, Selasa (6/5/2025).
Pasalnya, bocah yatim piatu ini didiagnosis menderita penyakit autoimun langka Sindrom Guillain-Barré (SGB).
Pasien bernama M Sultan Az-Zahir sebelumnya dirawat intensif sejak Sabtu, 3 Mei 2025, di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSU Cut Meutia Aceh Utara.
Namun, kondisi Sultan yang semakin melemah dan keterbatasan fasilitas neurologi anak membuat pihak rumah sakit memutuskan merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin atau RSUZA Banda Aceh.
Tentunya untuk mendapatkan penanganan lanjutan dari dokter spesialis saraf anak di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu.
“Kondisinya menunjukkan gejala khas Sindrom Guillain-Barré, yaitu kelemahan otot secara progresif hingga lumpuh layu.
Karena tidak adanya dokter spesialis saraf anak di sini, maka diputuskan untuk merujuknya ke RSUZA Banda Aceh,” jelas dr Harry Laksamana, Humas RSU Cut Meutia, Rabu (7/5/2025).
Baca juga: Babat Autoimun hingga Diabetes, dr Zaidul Akbar Ungkap Manfaat Serai dan Daun Salam untuk Kesehatan
Menurut dr Harry, penyakit ini memang jarang ditemukan, namun bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak.
Sindrom Guillain-Barré adalah penyakit autoimun serius di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang saraf perifer, memicu gejala seperti kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, bahkan kelumpuhan total.
Gejala awal yang dialami Sultan bermula dari demam dan keluhan flu ringan, yang kemudian berkembang menjadi mual, muntah, dan kelemahan otot tubuh dalam waktu cepat.
Setelah empat hari dirawat, tim medis mendeteksi gejala mengarah ke GBS, termasuk kesulitan bergerak hingga nyaris tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya.
“Sindrom ini bukan penyakit keturunan, melainkan dipicu oleh infeksi virus atau lingkungan yang tidak sehat.
Meski langka, jika tidak ditangani cepat bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan mengancam fungsi pernapasan,” tambah dr Harry.
Baca juga: Baitul Mal Banda Aceh Tangani Penderita Autoimun Gampong Keuramat, Berikan Zakat Senif Fakir Uzur
Tim Mabes Polri Periksa Ruangan Pelayanan di Polres Aceh Utara |
![]() |
---|
78 Mahasiswa UNIKI Lhokseumawe KKM di Nisam Aceh Utara, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
MPU Dukung Polres Aceh Utara Tindak Kelompok Penyebar Aliran Sesat |
![]() |
---|
Aduh! Kerugian Korban Polisi Gadungan di Aceh Utara Capai Rp 418 Juta |
![]() |
---|
Pemkab Aceh Utara Imbau Masyarakat untuk Selalu Waspadai Karhutla |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.