Berita Banda Aceh
Tgk Sulfanwandi Hasan: Ulama Meninggal Jadi Pertanda Allah Mulai Mengangkat Ilmu dari Manusia
Sebab, ketika seorang ulama meninggal, maka umat Islam belum tentu mendapatkan pengganti yang sama seperti ulama tersebut.
Penulis: Jamaluddin | Editor: Nurul Hayati
Sebab, ketika seorang ulama meninggal, maka umat Islam belum tentu mendapatkan pengganti yang sama seperti ulama tersebut.
Laporan Jamaluddin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Meninggalnya ulama adalah musibah yang sangat besar bagi umat Islam.
Sebab, ketika seorang ulama meninggal, maka umat Islam belum tentu mendapatkan pengganti yang sama seperti ulama tersebut.
Dengan kata lain, meninggalnya ulama menjadi pertanda bahwa Allah Swt sudah mulai mengangkat ilmu dari manusia.
Pimpinan Dayah Raudhatul Qur'an Aceh Besar, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA, dalam kajian rutin di dayah tersebut, beberapa hari lalu, mengatakan, hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ, وَنَجْمٌ طُمِسَ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
Artinya: "Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama.” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).
Setiap ulama meninggal, menurutnya, maka itu diibaratkan seperti ada kebocoran yang tidak dapat ditempel kembali.
Bahkan, sambung Tgk Sulfanwandi, dalam hadits tersebut disebutkan bahwa meninggal satu kaum atau kafilah lebih ringan dan mudah dibanding meninggalnya seorang ulama.
Baca juga: BREAKING NEWS - Ulama Aceh, Abati Bakongan Meninggal Dunia
“Karena itu, sudah selayaknya kita sebagai umat Islam penting untuk menjadikan garis keturunan kita orang-orang yang alim, orang yang punya ilmu agama. Kalau kita bukan seorang ulama, maka sudah sepatutnya kita bimbing anak dan cucu kita untuk menjadi seorang ulama. Minimal, sekali ada satu anak atau cucu kita yang menjadi ulama yang akan membimbing umat dalam agama, menjadi penerang di tengah umat yang gersang akan ilmu agama,” jelas Tgk Sulfanwandi yang juga pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Umar bin Khattab ra berkata:
قال عمر رضي الله عنه: «موتُ ألف عابدٍ أهونُ من موت عالمٍ بصيرٍ بحلال الله وحرامه»
Artinya: "Mati seribu orang yang ahli beribadah ('abid) lebih ringan (dihitung) daripada mati seorang ulama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang halal dan haram Allah.”
Lebih lanjut, Tgk Sulfanwandi menjelaskan, kehidupan dunia ini tidak ada apa-apa tanpa adanya ilmu.
Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, USK Integrasikan Jaminan Sosial ke Kurikulum |
![]() |
---|
Aceh Miliki 1.630 Sumur Minyak Rakyat, Pemprov Dorong Percepatan Legalitas |
![]() |
---|
Panwaslih Banda Aceh Perkuat Kelembagaan untuk Pengawasan Pemilu ke Depan |
![]() |
---|
Ketua PN Banda Aceh Lantik 3 Pejabat Kesekretariatan, Ini Nama & Posisinya |
![]() |
---|
FKH USK Gelar Pelatihan Fertilisasi In-Vitro Kedokteran Hewan Pertama di Sumatera |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.