Info Haji 2025

Nasib Pilu 106 Calon Haji Asal Cirebon Gagal Berangkat Tahun Ini, Sudah Gelar Syukuran dan Jual Aset

Dari total 112 orang asal Kabupaten Cirebon yang telah melunasi ongkos naik haji, hanya enam orang yang benar-benar diberangkatkan.

Editor: Faisal Zamzami
For Serambinews.com
BUS SHALAWAT - PPIH menyiapkan Bus Shalawat yang beroperasi selama 24 jam untuk mengantar jemput jamaah haji dari hotel ke Masjidil Haram. 

SERAMBINEWS.COM - Derita batin dialami 106 calon haji asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang gagal berangkat ke Tanah Suci tahun ini, meskipun telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji.

Bahkan ada yang sampai rela menjual rumah, sawah, hingga mobil untuk bisa berhaji pada 2025.

Sebanyak 106 calon jemaah haji asal Kabupaten Cirebon harus menelan kekecewaan mendalam.

Meski telah melunasi biaya haji dan bahkan mengorbankan aset pribadi seperti mobil, tanah, sawah, hingga rumah, impian mereka untuk berangkat ke Tanah Suci tahun ini pupus.

Kisah memilukan ini disampaikan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, Satori, saat menghadiri prosesi pelepasan calon jemaah haji kloter 10 KJT asal Kota Cirebon yang berlangsung di Makorem 063/Sunan Gunung Jati pada Senin (12/5/2025).

"Kasihan calon jemaah haji, sudah walimatussafar, sudah syukuran, untuk melunasi kadang-kadang menjual aset, menjual rumah, tanah, mobil. Tetapi pas pada saatnya tidak jadi berangkat. Kasihan mereka," ujar Satori.

Dari total 112 orang asal Kabupaten Cirebon yang telah melunasi ongkos naik haji, hanya enam orang yang benar-benar diberangkatkan.

 Sisanya, sebanyak 106 calon jemaah harus menerima kenyataan pahit bahwa keberangkatan mereka ditunda.

 "Yang lucunya lagi, sudah syukuran haji, sudah ngaturi masyarakat, tetangga, keluarga. Kemudian pas saatnya tidak jadi berangkat, kan secara psikologi mereka beban," lanjutnya.

Satori menjelaskan bahwa situasi ini terjadi akibat adanya pengurangan kuota tambahan yang sebelumnya sempat dibuka.

Ia menyayangkan keputusan pihak terkait yang dinilai terlalu terburu-buru meminta pelunasan dari calon jemaah sebelum ada kepastian kuota.

"Saya sudah sampaikan kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar hal seperti ini diantisipasi dan diminimalisasi. Jangan sampai terjadi lagi ke depannya," tegasnya.

Meski demikian, Satori menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pemberangkatan jemaah Kota Cirebon yang dinilai tertib dan nyaman karena dipusatkan di area Makorem 063/Sunan Gunung Jati.

"Bayangkan kalau tempatnya di alun-alun, tumpang tindih, mengganggu lalu lintas. Tapi di sini saya mengapresiasi kepada Kementerian Agama dan Bapak Wali Kota atas tempat yang aman dan nyaman bagi jemaah maupun keluarga yang mengantar," ujarnya.

Bagi para calon jemaah yang gagal berangkat tahun ini, Satori memastikan mereka akan menjadi prioritas dalam musim haji tahun depan.

Ia juga menjanjikan adanya evaluasi menyeluruh setelah pelaksanaan haji 2025 selesai.

"Insyaallah akan kita evaluasi nanti bersama Kementerian Agama dan penyelenggara haji lainnya agar ke depan lebih baik," pungkasnya.

Fenomena gagal berangkat ternyata tak hanya menimpa rakyat biasa.

Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri juga mengalami dua kali penundaan keberangkatan.

Meski sudah menggelar acara pelepasan bersama pejabat daerah, visanya belum terbit tepat waktu.

Dua jadwal keberangkatannya—2 Mei dan 8 Mei—berakhir dengan penundaan.

Ia akhirnya baru bisa berangkat bersama kloter lain pada 11 Mei.

Baca juga: Bacaan Niat Menunaikan Kurban Lengkap Adab Saat Menyembelih Hewan Ternak saat Lebaran Haji

Kemenag: 800–1.200 Orang Gagal Berangkat Tiap Tahun

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyebut setiap tahun terdapat rata-rata 800 hingga 1.200 orang yang batal berangkat haji.

 Penyebabnya bermacam-macam mulai dari visa, kesehatan, administrasi, hingga kuota yang tidak stabil.

“Tren pembatalan atau kegagalan berangkat haji rata-rata berkisar antara 800 hingga 1.200 orang per tahun,” ungkap Hilman dalam rapat bersama Komisi VIII di Senayan, Jakarta, 28 April 2025.

Sebagai bentuk antisipasi, provinsi-provinsi seperti Banten, Sumatera Selatan, dan Gorontalo, diminta menyiapkan daftar jemaah cadangan untuk mengisi kekosongan akibat pembatalan mendadak.


Namun, langkah ini tetap belum cukup menambal luka psikologis mereka yang sudah telanjur menyelenggarakan syukuran, membayar lunas, bahkan menjual harta benda demi satu kesempatan suci.

Satori menegaskan, evaluasi menyeluruh akan dilakukan setelah musim haji 2025 rampung.

Ia berharap kejadian seperti ini tidak lagi terulang.

“Insyaallah akan kita evaluasi nanti bersama Kementerian Agama dan penyelenggara haji lainnya agar ke depan lebih baik,” tutupnya.

Baca juga: Daftar 8 Orang Tewas Kapal Tenggelam di Bengkulu, 1 Korban Anak Pejabat, Polisi Periksa 21 Saksi

Baca juga: Kelaparan, dan Malnutrisi jadi Pemandangan Harian untuk Anak-anak Gaza 

Baca juga: Warga Batee dan Muara Tiga Desak Pemerintah agar Aspal Sisa Ruas Jalan 1 Km

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Drama 106 Calon Haji Kabupaten Cirebon Gagal Berangkat Padahal Sudah Jual Mobil dan Syukuran

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved