Internasional

Demi Bawa Pulang Rp9.600 Triliun dari Saudi, Trump Cabut Sanksi Suriah dan Ajak Iran Damai?

"Kami siap berdialog. Kami ingin perdamaian, dan kami berharap Teheran menerimanya," ujarnya.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
YouTube The White House
DONALD TRUMP - Foto ini diambil dari YouTube The White House pada Rabu (5/3/2025) 

Demi Bawa Pulang Rp9.600 Triliun dari Saudi, Trump Cabut Sanksi Suriah dan Ajak Iran Damai?

SERAMBINEWS.COM-Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana besar yang mengejutkan dunia.

Dilansir dari washingtonpost (14/5/2025), ia akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyatakan kesediaannya untuk berunding langsung dengan Iran.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato di sebuah forum investasi megah di Arab Saudi, Selasa (13/5/2025), sebagai bagian dari lawatan luar negeri pertamanya di masa jabatan keduanya.

"Faktanya, beberapa sahabat terdekat Amerika Serikat adalah negara-negara yang dulu pernah kita lawan dalam perang," ujar Trump dari atas panggung.

"Dan sekarang mereka adalah sahabat dan sekutu kita."

Baca juga: 12 Kloter Jamaah Haji Embarkasi Aceh Siap Diberangkatkan, Ini Jadwal Lengkap dan Daftar Daerahnya!

Ubah Arah Kebijakan Luar Negeri AS

Dalam pidatonya yang penuh dengan semangat, gaya kampanye, dan diselingi lagu-lagu patriotik seperti "God Bless the USA" dan "YMCA", Trump menyampaikan visi baru kebijakan luar negeri AS.

Ia menegaskan tidak ingin lagi melihat Amerika terlibat terlalu dalam dalam konflik Timur Tengah, namun tetap siap menggunakan kekuatan militer jika diperlukan.

"Saya tidak akan pernah ragu untuk menggunakan kekuatan Amerika jika itu untuk membela negara kita atau sekutu kita," katanya.

 "Dan tidak akan ada belas kasihan bagi siapa pun yang mencoba menyakiti kita."

Trump juga menyinggung soal Iran, musuh lama Amerika di kawasan.

Ia menegaskan kembali bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Namun, kali ini, ia menunjukkan sikap terbuka.

"Kami siap berdialog. Kami ingin perdamaian, dan kami berharap Teheran menerimanya," ujarnya.

"Jika mereka setuju untuk membatasi program nuklirnya, kami siap memberikan keringanan sanksi."

Baca juga: Update Harga Emas di Banda Aceh per Mayam 14 Mei 2025, Naik atau Turun?

Sanksi Suriah Dicabut atas Permintaan Pangeran MBS

Hal mengejutkan lainnya adalah keputusan Trump untuk mencabut sanksi terhadap Suriah, yang sudah lama diterapkan sejak masa pemerintahan Bashar al-Assad.

 Ia menyebut bahwa keputusan ini diambil setelah permintaan dari Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

"Oh, apa yang saya lakukan untuk putra mahkota," kata Trump berseloroh.

Sanksi terhadap Suriah selama ini ditujukan untuk menghukum rezim Assad, namun nyatanya justru memperparah penderitaan rakyat Suriah.

Kini, dengan kepemimpinan baru di Suriah, yakni Presiden Ahmed al-Sharaa, Trump berharap adanya peluang kerja sama baru.

Menurut pejabat Gedung Putih, Trump dijadwalkan akan “menyapa” Presiden al-Sharaa pada Rabu (14/5/2025) dalam pertemuan bilateral.

Baca juga: Harga Emas Ambrol! Perang Dagang Mereda, Investor Panik Lepas Safe Haven

Kunjungan yang Penuh Kemewahan dan Kesepakatan Bisnis

Kunjungan Trump ke Riyadh tak hanya bersifat politik, tapi juga penuh kemewahan dan kesepakatan bisnis.

Sejak turun dari pesawat Air Force One yang dikawal enam jet tempur F-15 Saudi, Trump langsung disambut megah oleh Pangeran MBS.

Ada karpet ungu, pasukan kehormatan, dan parade kuda Arab yang mengelilingi mobil kepresidenan "The Beast".

Dalam pertemuan tersebut, Trump didampingi puluhan CEO perusahaan besar Amerika seperti Amazon, Uber, Google, BlackRock, Citigroup, Boeing, dan lainnya.

 Elon Musk bahkan terlihat mengenakan jas dan dasi, meninggalkan gaya kasualnya demi pertemuan penting ini.

"Kami memiliki pemimpin bisnis terbesar di dunia di sini," kata Trump kepada Pangeran MBS.

"Mereka akan pulang dengan banyak cek untuk banyak hal yang akan Anda sediakan."

Trump mengklaim telah mengamankan komitmen investasi senilai 600 miliar dolar AS, meski belum ada rincian lengkap yang mendukung angka sebesar itu.

Salah satu kesepakatan besar adalah penjualan senjata senilai 142 miliar dolar, termasuk pelatihan militer untuk tentara Saudi.

Baca juga: Trump Tiba di Arab Saudi, Fokus Amankan Investasi Triliunan Dolar dan Dorong Kerja Sama Ekonomi

Pukulan untuk Israel

Kebijakan baru Trump ini disebut sebagai pukulan diplomatik untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Trump memutuskan untuk tidak mengunjungi Israel dalam perjalanan ini, dan kebijakannya terkait Iran dan Suriah bertentangan dengan sikap keras Israel terhadap dua negara tersebut.

Netanyahu sendiri dikabarkan kecewa karena Trump tidak menjadwalkan pertemuan dengannya, meski berada di wilayah Timur Tengah.

Kunjungan Trump kali ini juga sangat kontras dengan lawatan Presiden Joe Biden sebelumnya ke Arab Saudi.

Biden pernah bersumpah menjadikan kerajaan itu sebagai "paria" karena pelanggaran HAM, terutama pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Saat itu, Pangeran MBS bahkan tidak menyambut Biden di bandara.

Sebaliknya, Trump menyebut MBS sebagai "pria luar biasa" dan "teman saya", serta terus memuji sang pangeran sepanjang acara.

Para Tokoh Besar Hadir

Forum investasi di Riyadh dihadiri sekitar 250 tokoh penting, termasuk CEO SpaceX Elon Musk, CEO Amazon Andy Jassy, CEO Blackstone Stephen Schwarzman, dan pendiri OpenAI Sam Altman.

Bahkan Patrick Soon-Shiong, pemilik LA Times dan miliarder bidang medis, terlihat berbincang hangat dengan para pemimpin.

Trump juga memperkenalkan kepala stafnya, Susie Wiles, kepada MBS.

Baca juga: Zelensky Tantang Putin! Siap Tatap Muka di Istanbul Demi Akhiri Perang 

Agenda Selanjutnya

Setelah menyelesaikan agenda di Arab Saudi, Trump dijadwalkan menghadiri pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada Rabu pagi.

 Sore harinya, ia akan terbang ke Qatar, dan mengakhiri perjalanannya pada Jumat dengan kunjungan ke Uni Emirat Arab.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan menghadiri pembicaraan di Turki bersama utusan khusus AS Steve Witkoff dan Keith Kellogg, terkait kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Kunjungan Trump ini memperlihatkan bagaimana ia ingin menjalin kembali kekuatan diplomasi dan ekonomi Amerika di kawasan, sekaligus menegaskan bahwa “tidak ada musuh yang abadi” dalam politik luar negeri versi Trump.

Baca juga: VIDEO - Trump Singgung Nuklir Iran di Depan Putra Mahkota Arab Saudi

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved