Subulussalam

PT MSB Bantah Buang Limbah ke Sungai Batu-Batu yang Diduga Sebabkan Ikan Mati Massal

Bantahan itu disampaikan langsung manajer perusahaan, Sunardi saat berbicara pada RDP di Gedung DPRK Subulussalam menyusul laporan warga...

Penulis: Khalidin | Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
RDP - Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRK Subulussalam Jumat (16/5/2025) terkait kasus ikan mati massal di Sungai Batu-Batu, Kota Subulussalam sebagaimana heboh pada pekan lalu. 

Sebelumnya, ikan terkait juga mati massal dan membuat para nelayan di sana menjadi heboh.

"Benar, ada kasus ikan mati massal lokasinya di Sungai Muara Batu-Batu," kata Ridwan.

Lebih jauh dikatakan jika ikan yang mati massal masih baru dan ada pula sedang mabuk.

Ridwan juga mengaku sedang dalam perjalanan untuk melapor ke Wakil Wali Kota Subulussalam atas peristiwa terkait.

Sementara Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Subulussalam mengambil langkah cepat terkait fenomena matinya ikan secara massal di Sungai Lae Batu-Batu. 

Hal itu disampaikan Kepala DLHK Abdul Rahman Ali saat dikonfirmasi Serambi Kamis (8/5/2025) terkait kasus hebohnya ikan mati massal di Sungai Lae Batu-Batu, Kota Subulussalam.

Ali mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel air sungai dan ikan mati ke Laboratorium Kimia Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh untuk dianalisis.

Menurut Ali, pascahenohnya ikan mati massal tersebut DLHK langsung bergerak mengamankan sampel untuk dilakukan pengujian guna mengetahui penyebab kejadian.

“Sudah kami turun ke lokasi dna kami cek, sampel sudah dibawa ke laboratorium kimia Unsyah,” kata Abdul Rahman Ali kepada Wartawan.

Lebih jauh Ali menambahkan, hasil uji laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 14 hari kerja. 

Waktu itu menurut Ali tidak bisa diatur untuk dipercepat karena biasa sudah ada jadwal-jadwal pemeriksaan.

Sementara menunggu hasil resmi, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi mengenai penyebab insiden tersebut.

“Intinya kita sudah bergerak, kami minta semua pihak agar menunggu hasil analisa labnya,” ujar Ali seraya mengatakan pihaknya juga telah turun ke perusahaan pabrik minyak kelapa sawit di sekitar Sungai Lae Batu-Batu.

Hingga kini, DLHK belum menyampaikan dugaan awal penyebab kematian ikan tersebut. Sungai Lae Batu-Batu diketahui merupakan salah satu sumber air utama bagi warga di kawasan itu.

Sebelumnya, para nelayan tradisional yang menggantung rezeki di Sungai Lae Batu-Batu, Kota Subulussalam dihebohkan akibat temuan ikan mati massal.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved