Kasus Ijazah Jokowi
Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ Ungkap Kiprahnya usai Lulus dari UGM, Orientasi di Bogor: Berkacamata
Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ menceritakan perjalanan dan aktivitas Jokowi setelah lulus dari dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ Ungkap Kiprahnya usai Lulus dari UGM, Orientasi di Bogor: Berkacamata
SERAMBINEWS.COM – Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ kembali mencuat di tengah polemik keabsahan ijazah Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi).
Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ menceritakan perjalanan dan aktivitas Jokowi setelah lulus dari dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Buku ‘Jejak Jokowi di Gayo’ juga mengisahkan 8 rekan kerja Jokowi dari UGM dan IPB yang pernah bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA).
Dalam buku ini juga disebutkan bahwa Jokowi pernah menjalani masa orientasi di Perhutani Bogor sebelum bekerja di PT KKA.
Jokowi tercatat sebagai salah satu dari sembilan sarjana kehutanan yang diterima bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) pada tahun 1986.
Saat itu, keberadaan insinyur kehutanan di perusahaan milik negara yang beroperasi di Kabupaten Aceh Tengah sejak 1983 masih langka dan sangat dihargai.
Pernyataan ini disampaikan oleh Murizal Hamzah dan Khalisuddin, penulis buku Jejak Jokowi di Gayo, dalam sebuah diskusi publik yang digelar pada Sabtu (17/5/2025) di Takengon, Aceh Tengah.

Buku tersebut secara khusus mendokumentasikan aktivitas awal Jokowi setelah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Untuk mengetahui apakah Joko Widodo benar-benar tamat kuliah di UGM dan memperoleh ijazah, kita bisa menelusurinya lewat pengakuan rekan-rekan kerjanya di PT KKA,” ujar Khalisuddi, dilansir dari TribunGayo.com.
“Pada 1986, melamar kerja di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti KKA tentu mensyaratkan ijazah sarjana lengkap dengan legalisir,” ujar sambungnya, yang melakukan wawancara dengan sejumlah mantan karyawan PT KKA di Aceh Tengah dan Bener Meriah pada 2014.
Menurut Murizal, Jokowi diterima bekerja bersama sejumlah insinyur muda lainnya dari UGM dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Diantaranya adalah Syueb Abuhanifah, Hardi Fitono, Teguh, Sisworo, Hari Mulyono, Prono Jiwo, Bambang, dan Soelistyotomo.
Sebelum bertugas di Aceh Tengah, mereka menjalani masa orientasi di Perhutani Bogor.
“Kala itu, antarsarjana yang baru lulus pasti saling mengamati siapa yang sudah bekerja, dan aktif berkirim surat mencari informasi lowongan kerja,” kata Murizal.
Selama dua tahun masa pengabdiannya di Aceh Tengah (1986–1988), Jokowi menjabat sebagai Kepala Divisi Konstruksi Perumahan (Housing) di PT KKA.
Pada Desember 1986, ia menikah dengan Iriana dan memboyong istrinya ke Aceh Tengah.
Anak pertama mereka, Gibran Rakabuming Raka, lahir tak lama kemudian pada tahun 1987.
“Jokowi tinggal sekamar dengan Hari Mulyono, yang kemudian menjadi adik iparnya. Saat itu, ia belum dikenal sebagai Jokowi dan masih berkacamata,” ungkap Khalisuddin.
Pada tahun 1988, Jokowi mengundurkan diri dari perusahaan dan kembali ke Solo untuk meneruskan usaha meubel milik keluarganya, sebelum akhirnya menapaki jalan politik.
Semua rangkaian cerita ini tercatat dan dibukukan dalam Jejak Jokowi di Gayo, yang diterbitkan oleh Bandar Publishing pada tahun 2015.
Informasi tersebut berdasarkan kesaksian puluhan rekan kerja Jokowi semasa di Aceh dan diperkuat dengan dokumen-dokumen rekrutmen resmi dari perusahaan.
“Dari jejak sejarah itu jelas, Jokowi menyelesaikan kuliah di UGM dan sah memperoleh ijazah,”
“Fakta-fakta ini bisa diuji dan ditelusuri lewat dokumen rekrutmen serta pengakuan rekan sejawatnya di PT KKA,” tutup Khalisuddin.
Jokowi Tutup Pintu Damai Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menutup pintu damai dan menolak mediasi yang diajukan oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya.
Jokowi menutup pintu damai terkait kasus tuduhan ijazah palsu terhadap dirinya yang dibuat oleh Roy Suryo dan sejumlah pihak lainnya.
Penolakan damai ini terjadi dalam pertemuan yang berlangsung di kediaman Jokowi di Solo, Kamis (15/5/2025) pukul 14.15 WIB.
Sebuah akun X @tham878 juga menyebut bahwa upaya Kagama untuk membuka ruang mediasi ditolak mentah-mentah oleh Jokowi.
"Kagama Cirebon hari ini tiba-tiba datang ke rumah Pak Jokowi untuk mediasikan Roy Sukro dkk tapi ditolak Pak Jokowi,”
“Sekarang nasib Roy Suryo dkk bagaikan telur diujung tanduk, merek tanpa malu minta mediasi lewat Kagama Cirebon,”
“Pura-pura baik Kagama Cirebon, setahu gue masih satu geng dengan Roy Suryo dkk menyerang Pak Jokowi lewat isu ijazah palsu,” tulis akun tersebut.
Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia membenarkan ada upaya mediasi dengan Jokowi.
Dia turut mengungkapkan hasil pertemuan dirinya bersama empat perwakilan Kagama Cirebon dengan Jokowi, yang berlangsung di Solo, Kamis (15/5/2025) sekitar pukul 14.15 WIB.
Heru menyebut bahwa pertemuan berlangsung hangat dan diterima dengan baik oleh Jokowi.
Ia menegaskan bahwa pihaknya menyampaikan tiga poin utama dalam audiensi tersebut, salah satunya terkait isu ijazah Jokowi.
"Alhamdulillah kita berlima diterima dengan baik. Materi yang kita sampaikan sesuai rencana semula," ujar Heru, dilansir dari TribunMedan.
Kata Heru, fokus pembahasan adalah upaya mediasi antara Jokowi dengan sejumlah pihak yang kerap mengkritisi keabsahan ijazah kepala negara, seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr Tifa.
Di hadapan Jokowi, Heru menegaskan bahwa ketiganya tidak memiliki niat untuk menyerang pribadi, melainkan mendorong transparansi berdasarkan pendekatan ilmiah.
“Mereka tidak punya niat apapun untuk menghina atau membuat kegaduhan dengan isu ijazah. Mereka tetap pada posisi saintifik,” terang Heru.
Heru bilang, Kagama Cirebon sudah mengupayakan jalur komunikasi untuk mempertemukan Jokowi dengan para alumni dan pihak terkait guna menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan dan dalam bingkai kealumnian.
Namun, ia mengakui bahwa upaya mediasi menghadapi tantangan berat, terutama setelah Jokowi melaporkan sejumlah pihak ke Polda Metro Jaya.
"Pak Jokowi berkata, tidak mungkin menarik kembali proses hukum yang sedang dijalankan," ungkapnya.
Atas sikap tersebut, Heru menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan Jokowi untuk tetap melanjutkan proses hukum.
Meskipun Kagama Cirebon berharap penyelesaian dapat dilakukan secara damai dan kekeluargaan.
“Kami tetap konsisten mengupayakan mediasi, tapi pada akhirnya kami juga menghormati sikap Pak Jokowi,” kuncinya.
Kendati begitu, Kagama tetap berkomitmen mendorong dialog dan rekonsiliasi.
“Kami tetap berusaha membuka ruang komunikasi. Tapi kalau Pak Jokowi memilih proses hukum, itu hak beliau yang harus dihormati,” ujarnya.
(Serambinews.com/ar)
Jejak Jokowi di Gayo
buku Jokowi
UGM
Jokowi
Ijazah Jokowi
Kasus Ijazah Jokowi
orientasi
Bogor
Ijazah Palsu
Tuduhan ‘Partai Biru’ Jadi Dalang Dibalik Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Demokrat Bilang Begini |
![]() |
---|
Kecurigaan Jokowi dan Teka Teki ‘Orang Besar’ Dibalik Tuduhan Ijazah Palsu, Siapa Dia? |
![]() |
---|
Ahli Forensik Digital Ajari Rismon Sianipar Cara Teliti Ijazah Jokowi yang Benar,Rismon Malah Nyolot |
![]() |
---|
Roy Suryo dan Jokowi Dulunya Ternyata Bestie, Mobil Esemka Jadi Bola Api, Kini Tuding Ijazah Palsu |
![]() |
---|
Tim TIPU UGM Tuntut KPU, UGM, dan SMAN 6 Setara Utang Negara Terkait Ijazah Jokowi: Rp 5.853 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.