Aceh Barat

Kisah Haru Hendri Sunday, Honorer di Aceh Barat Kini Gapai Impian Menuju Baitullah

Tahun 2004, gelombang maha dahsyat tsunami mengubah segalanya dalam hidup Hendri. Ia kehilangan tiga orang terkasih...

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBI/SA'DUL BAHRI
Hendri Sunday, CJH Aceh Barat. Kisah Haru Hendri Sunday, Honorer di Aceh Barat Kini Gapai Impian Menuju Baitullah. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Langit sore Meulaboh tampak teduh ketika langkah Hendri Sunday (36) keluar dari rumah sederhananya di Desa Suak Pante Breuh, Kecamatan Samatiga. Senyumnya penuh haru, menyimpan seribu cerita getir dan keteguhan hati.

Pada Jumat, 23 Mei 2025, ia akan bergabung dalam rombongan jamaah haji Kloter 7 BTJ Aceh. Ini bukan sekadar perjalanan spiritual biasa ini adalah kulminasi dari luka, harapan, dan ketulusan seorang guru honorer.

Tahun 2004, gelombang maha dahsyat tsunami mengubah segalanya dalam hidup Hendri. Ia kehilangan tiga orang terkasih sekaligus, ayahnya Tarmizi, ibunya Kemalasari, dan adiknya Winda Anggraini. Tiga nama yang kini hanya bisa ia sebut dalam doa, ketika menatap langit atau sujud dalam sepi.

Sejak tragedi itu, Hendri belajar berdiri di atas kakinya sendiri. Mewarisi uang pensiun almarhum ayahnya yang juga seorang guru, ia menatanya dengan penuh perhitungan. Sebagian untuk biaya kuliah, sebagian untuk kebutuhan sehari-hari, dan sebagian lainnya disimpan dalam diam untuk satu cita-cita yang ia tanam sejak lama, berhaji.

Hendri mulai mengajar di SMPN 3 Samatiga pada tahun 2012, di desa tempat ia dibesarkan. Meski hanya berstatus honorer hingga kini, Hendri tak pernah berhenti mencurahkan dedikasinya kepada murid-muridnya. Ia bukan sekadar guru bagi anak-anak di sana, ia adalah panutan, penyemangat, dan bukti nyata bahwa pengabdian tak selalu dinilai dari nominal gaji.

“Meski belum diangkat jadi PPPK, saya percaya rezeki Allah luas. Saya ingin berhaji bukan karena saya mampu, tapi karena saya yakin Allah telah memampukan,” ucap Hendri saat ditemui Serambinews.com, Jumat (16/5/2025) di Meulaboh.

Istri Hendri, Nurilam (32), adalah sosok pendamping yang setia. Dalam keterbatasan, mereka saling menguatkan. Nurilam paham betul betapa besar keinginan suaminya untuk berhaji.

Hendri akan segera menapakkan kaki di tanah haram, membawa serta kenangan orang-orang yang telah pergi, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Menjadi Bagian dari 183 Jamaah Haji Aceh Barat

Tahun ini, Aceh Barat memberangkatkan 183 orang jamaah haji. Dari jumlah tersebut, 175 orang tergabung dalam Kloter 4 BTJ Aceh dan telah berangkat lebih awal, pada Selasa, 20 Mei 2025. Sementara Hendri, bersama 7 jamaah lainnya, tergabung dalam Kloter 7 BTJ Aceh.

Mereka akan memasuki Asrama Haji pada Jumat malam pukul 20.00 WIB dan bertolak menuju Jeddah pada Sabtu, 24 Mei 2025, pukul 20.10 WIB dengan penerbangan GIA 2107.

Hendri bukan pejabat, bukan orang berada. Ia hanya seorang honorer, anak desa, yang membuktikan bahwa tekad dan kesabaran bisa menembus batas. Perjalanannya ke tanah suci bukan tentang kemewahan, tapi tentang ketulusan dan keteguhan hati.

“Setiap rupiah yang saya sisihkan sejak 2012, saya niatkan untuk haji. Saya ingin berdoa langsung di depan Ka'bah, untuk orang tua saya, untuk adik saya, dan untuk masa depan yang lebih baik, dan termasuk kelulusan saya sebagai PPPK,” tutur Hendri dengan mata berkaca.

Di tengah dunia yang kian bising oleh pencitraan dan pamrih, kisah Hendri Sunday menyisakan jeda yang menyentuh. Ia adalah bukti nyata bahwa haji bukan hanya tentang kemampuan, melainkan tentang panggilan hati dan keyakinan yang tak pernah pudar.

Semoga perjalanannya ke Baitullah membawa berkah dan menjadikan dirinya haji yang mabrur dan semoga kelak, perjuangannya sebagai honorer juga berbuah manis, pengangkatan sebagai PPPK, sebagaimana doa dan harapan yang selama ini ia bisikkan dalam setiap sujud panjangnya.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved