Bulan Zulhijjah

Zulhijjah Sudah Dekat, Apa Saja Keistimewaan Bulan Terakhir Tahun Hijriah Ini? Berikut Penjelasannya

Setiap bulan-bulan haram tersebut memiliki keistimewaan dan kelebihan masing-masing. 

Penulis: Jamaluddin | Editor: Nur Nihayati
ISTIMEWA
PIMPINAN RAUDHATUL QUR’AN - Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA. Tgk Sulfanwandi menjelaskan sejumlah keistimewaan bulan Zulhijjah 

Artinya: Sa’id bin Jubair--rahimahullah--mengatakan: ‘Jangan kalian matikan lampu rumah kalian pada malam-malam sepuluh hari pertama Dzulhijjah’ agar bisa terus beribadah. (Hilyatul Awliya’ 4/281 dan Siyar A’laam an Nubala’ 4/326)

Maksud dari tidak mematikan lampu rumah pada malam sepuluh pertama bulan Zulhijjah, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah, diharapkan kita dapat beribadah semalaman dengan mengisi malam dengan shalat-shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, dan ibadah-ibadah Sunnah lainnya.

Namun diibaratkan kalau mati lampu pada malam hari, itu berarti bahwa manusia di dalam rumah tersebut sudah pasti tidur sepanjang malam tanpa ibadah.

“Begitulah cara ulama menggalakkan sepuluh pertama bulan Zulhijjah.

Lampu rumah terus hidup hingga pagi serta malamnya diisi oleh penghuni rumah dengan shalat, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berbagai ibadah sunat lainnya,” jelas Tgk Sulfanwandi dikutip dari kajian di dayah tersebut kawasan Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, dua hari lalu.

قال الحافظ ابن حجر العسقلاني رحمه الله: الذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه, وهي: الصلاة, والصيام, والصدقة, والحج, ولا يتأني ذلك في غيره.

Artinya: Ibnu Hajar Al-Asqalani ra berkata: ‘Penyebab keistimewaan sepuluh Dzulhijjah berkumpulnya inti ibadah di dalamnya antara lain shalat, puasa, sadekah, dan haji yang ibadah tersebut tidak ada pada bulan lain."

Karena itulah, sambung Tgk Sulfanwandi, sepuluh pertama bulan Zulhijjah sangat istimewa karena berkumpulnya induk atau inti dari ibadah yang tidak ada pada bulan lain.

Kita boleh memperbanyak shalat-shalat sunnah seperti shalat Taubat, shalat Tasbih, shalat Tahajjud, shalat Hajat, dan lain-lain.

Sementara di siang hari, menurutnya, juga disunnahkan untuk berpuasa hingga puncaknya pada hari Arafah pada 9 Zulhijjah.

Rasulullah SAW bersabda:      

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَه

ُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ   

Artinya: “Puasa Arafah (9 Zulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.

Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved