Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Semakin Perkasa usai Naik Drastis, 22 Mei Dijual Segini

Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Semakin Perkasa usai Naik Drastis, 22 Mei Dijual Segini

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Harga emas per mayam hari ini di Banda Aceh terus menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

Setelah mengalami kenaikan drastis pada Rabu (21/5/2025), harga emas hari ini per mayam di Banda Aceh, Kamis (22/5/2025) kembali menunjukkan keperkasaannya.

Berdasarkan informasi, harga emas per mayam hari ini di Banda Aceh dijual pada level Rp 5.650.000 naik sebesar Rp 10.000 dari hari sebelumnya.

Pada hari sebelumnya, Rabu (21/5/2025), harga emas per mayam di Banda Aceh dijual pada level Rp 5.640.000.

Harga emas pada Rabu naik sebesar Rp 140.000 dari harga sebelumnya Rp 5.500.000 per mayam.

Kendati harga emas terus berfluktuasi, dinamika ini masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti harga emas dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

Informasi dari Toko Emas Al-Fath di Pasar Ulee Kareng, Banda Aceh, menyebutkan bahwa harga emas hari ini dijual naik Rp 10.000 menjadi Rp 5.650.000 per mayam. 

Harga emas tersebut belum termasuk ongkos pembuatan. Adapun ongkos pembuatan berkisar Rp 100 Ribu hingga Rp 150 ribu, atau tergantung kerumitannya.

“Harga emas hari ini di Toko Emas Al-Fath Rp 5.650.000 per mayam, belum termasuk ongkos. Naik lagi. Harga emas bisa berubah sewaktu-waktu,” demikian keterangan dari pihak Toko Emas Al-Fath.

Perlu diketahui, harga tertinggi emas per mayam di Banda Aceh tercatat pada 21 April 2025 lalu, yakni menembus angka Rp 6.300.000 per mayam.

Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan harga emas per mayam akan terus naik dalam beberapa pekan ke depan. 

Masyarakat diimbau untuk tetap cermat dalam melakukan transaksi jual beli emas, terutama di tengah kondisi pasar yang sangat dinamis.

Harga Emas Dunia Bergejolak

Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir, Kamis (23/5/2025).

Hal ini disebabkan karena investor semakin mencari aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap utang pemerintah Amerika Serikat dan rendahnya minat terhadap obligasi pemerintah AS bertenor 20 tahun.