Berita Banda Aceh

Poltekkes Aceh Targetkan Jadi Kampus  Sehat dan Terbersih, Rintis Pembentukam Bank Sampah 

Sebagai langkah strategis untuk mencapai target tersebut, Poltekkes Aceh akan segera membentuk bank sampah, seperti yang ada di USK

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/YARMEN DINAMIKA
Direktur Poltekkes Aceh, Dr Abdurrahman SKp, MPd saat menyampaikan orasi singkat di depan para mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan bahwa mereka harus menjadi pelopor gerakan kampus bersih dan sehat di politeknik tersebut, Kamis (21/5/2025). 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM  - Direktur Politeknik Keesehatan (Poltekkes) Aceh,  Dr Abdurrahman SKp, MPd menargetkan paling telat akhir tahun ini kampus yang dipimpinnya akan menjadi kampus sehat dan terbersih di jajaran kampus-kampus bidang kesehatan yang berada di bawah naungan  Kementerian Kesehatan di seluruh Aceh.

Poltekkes Aceh  juga akan dijasikan sebagai 'role model' dalam tata kelola lingkungan kampus yang sehat, asri, resik, dan hijau.

Sebagai langkah strategis untuk mencapai target tersebut, Poltekkes Aceh akan segera membentuk bank sampah, seperti yang ada di Universitas Syiah Kuala (USK) sejak 4 Januari 2019.

Keinginan untuk mendirikan bank sampah serta menjadikan Poltekkes Aceh sebagai kampus terbersih di Aceh itu disampaikan Dr Abdurrahman MPd, Kamis (22/5/2025)  pagi di ruang kerjanya.

Pernyataan itu diutarakan Abdurrahman di depan Direktur Bank Sampah USK, Ir Rama Herawati MP, wartawan Serambi Indonesia,  dan sejumlah akademisi politeknik tersebut. 

Mereka yang juga hadir mendengarkan pernyataan tersebut adalah Kartini SKM, MT selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan, Syahrizal SKM, MKes  (Sekretaris Jurusan Kesehatan Lingkungan), Zulfikar SKM, MPH (Ketua Program Studi Sanitasi Lingkungan), dan Salmiani Abdul Manaf SST, MKes, Dosen Jurusan Kebidanan pada Poltekkes Aceh

Pagi itu, Ir Rama Herawati diundang Direktur Poltekkes Aceh untuk datang ke kampusnya. Abdurrahman menginginkan Rama Herawati berkenan menjadi konsultan bagi Poltekkes Aceh dalam tata kelola sampah sehingga  kampus tersebut menjelma sebagai kampus yang bersih dan ramah lingkungan (green campuss).

Abdurrahman juga menyebutkan bahwa di Poltekkes Aceh saat ini terdapat tujuh jurusan. Yakni, Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Kesehatan Gigi, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, dan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, yang terdiri atas 18 program studi (prodi).

Di antara tujuh jurusan itu, yang paling dekat kairannya dengan isu pengelolaan sampah adalah Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Karena itu pula, Abdurrahman menunjuk Jurusan Kesehatan Lingkungan yang diketuai Kartini MT sebagai  'leading sector' dalam pencapaian target tersebut, dibantu oleh ketua-ketua jurusan yang lain.

Sementara itu, Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Aceh, Kartini mengatakan bahwa di jurusannya selama ini sudah mulai diterapkan kerja-kerja tata kelola sampah yang baik. Terutama sebagai bagian dari praktik mahasiswa di jurusan tersebut. 

Misalnya, mereka mempraktikkan pembuatan pupuk kompos, di samping memanfaatkan botol plastik bekas air mineral untuk pot-pot bunga di lingkungan kampus. Hal ini menambah keasriam kampus.

Selain itu, jika sampah botol plastiknya banyak biasanya mereka jual ke penampung di Kompleks Perumahan Buddha Tzu Chi, karena di sana ada tempat pengolahan sampah menjadi bijih atau tepung plastik. 

Direktur Poltekkes Aceh mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Ketua, dosen, dan mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan itu. Namun, menurutnya, skala program dimaksud masih kecil, karena hanya menjadi gerakan satu jurusan saja.

Direktur Poltekkes Aceh justru menginginkan gerakan tata kelola sampah di politeknik tersebut haruslah bersifat masif dan komprehensif.

"Seluruh jurusan dan prodi yang ada di kampus ini harus terlibat aktif menerapkan prinsip-prinsip tata kelola sampah yang ramah lingkungan dan mendatangkan benefit secara finansial. Untuk itulah, kita perlu belajar dari manajemen Bank Sampah USK," imbuh Dr Abdurrahman. 

Setelah berdiskusi tentang rencana pembentukan bank sampah di Poltekkes Aceh, Rama Herawati minta diberi kesempatan untuk melihat langsung tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di kampus tersebut.

Permohonan Rama Herawati dikabulkan Direktur Poltekkes Aceh

Semua yang hadir akhirnya bergerak ke bagian belakang Jurusan Kesehatan Lingkungan yang di sana terdapat sebuah kontainer sampah diduga milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Aceh Besar. Namun, tumpukan sampah di kontainer tersebut tidak terpilah.

Tak jauh dari situ terlihat pula puluhan mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan sedang menjemur kompos yang mereka bikin sendiri sebagai tugas dari dosennya.

Kata Kartini MT, para mahasiswa itu memang dia tugaskan untuk membuat kompos dengan berbagai perlakuan untuk dibandingkan nanti hasilnya, mana yang lebih baik.

Dalam praktik lapangan ini 'starter' kompos digunakan sebagai bahan untuk mempercepat proses pembentukan kompos, umumnya berupa campuran mikroorganisme yang membantu mengurai bahan organik menjadi pupuk kompos.

'Starter' kompos ini dapat pula membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas.

Bahan yang digunakan dalam percobaan itu berbeda-beda. Ada yang dari pepaya, ragi tapai, ataupun campuran sampah dapur dengan tinja kambing. Semuanya untuk membuat kompos.

Tertarik pada apa yang dipraktikkan para mahasiswa tersebut,  Rama Herawati memberikan apresiasi.  Namun, ia mengimbau para mahasiswa untuk semakin peduli lingkungan. Misalnya, jangan merasa nyaman melakukan kerja praktik di lokasi yang sampah plastik dan sampah kertasnya cukup mengganggu pemandangan.

"Kalian harus risau bahkan mestinya menangis saat melihat lingkungan belajar kita diwarnai sampah plastik. Demikian pula jika lingkungan tempat tinggal kita dipenuhi sampah plastik yang tak mudah terurai," imbuhnya. 

Rama Herawati mengingatkan bahwa para mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan harus menjadi pelopor dalam gerakan kebersihan kampus di Poltekses Aceh. 

"Kalian bukan tukang kutip sampah. Tapi, kalian adalah manajer yang memimpin gerakan kebersihan kampus dan lingkungan tempat tinggal kalian agar sampahnya terkelola dengan baik, bukan menjadi sarang lalat dan bakteri, menjadi sumber penyakit," ujarnya. 

Ia terangkan bahwa bank sampah yang akan dibentuk tidak hanya mengelola sampah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dan menjaga lingkungan.

Rama mengingatkan bahwa sekitar 70 persen dari sampah harian kita sebetulnya masih bisa dimanfaatkan atau minimal didaur ulang sebagai bahan baku pabrik. Namun, sampahnya harus terpilah dengan rapi.

"Karena pertimbangan itu pulalah, maka di kampus ini akan kita bentuk bank sampah. Kalian setuju kan? Kalian akan bantu menyukseskannya kan?" tanya Rama lantang.

Dua pertanyaan beruntun itu dijawab secara koor oleh puluhan mahasiswa, "Setuju, Bu! Siap, Bu!"

Rama Herawati menyimpulkan bahwa jawaban para mahasiswa itu sebagai "ikrar" yang mengikat komitmen mereka untuk mulai saat ini bersungguh-sungguh mendukung gerakan kampus bersih dan sehat di lingkungan Poltekkes Aceh

Dalam orasi singkatnya secara spontan di depan mahasiswa,  Direktur Poltekkes Aceh mengatakan bahwa mulai hari ini diawali gerakan menuju kampus hijau atau ramah lingkungan di Poltekkes Aceh

"Dalan gerakan yang penting ini kita bersyukur akan dibantu oleh pihak Bank Sampah USK yang sudah enam tahun berpengalaman mengelola sampah bahkan mengubah sampah menjadi rupiah. Terima kasih banyak kita ucapkan kepada Ibu Rama Herawati atas kesediaannya menjadi konsultan dan mendampingi kami mewujudkan bank sampah di Poltekkes Aceh," kata Dr Abdurrahman. 

Ia tambahkan bahwa gerakan menuju kampus hijau dan bebas sampah plastik ini akan menjadi gerakan masif untuk seluruh poltekkes Kementerian Kesehatan yang terdapat di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. 

"Kita mulai gerakan hidup bersih dan sehat ini dari Poltekkes Aceh untuk seluruh Aceh," demikian Dr Abdurrahman MPd. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved