Berita Aceh Utara

Unimal Bersama UNIRAZAK Malaysia dan CISAH Gelar Pengabdian Internasional di Situs Samudra Pasai

Kegiatan bertajuk "Collaborative Governance in Heritage Preservation" ini menjadi bagian penting dari upaya lintas negara dalam pelestarian situs seja

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Dok Panitia     
PENGABDIAN INTERNASIONAL - Kampus Unimal bersama Universiti Tun Abdul Razak (UNIRAZAK) Malaysia dan CISAH melaksanakan pengabdian masyarakat internasional selama dua hari, 23-24 di Komplek Makam Sultan Malikussaleh, Aceh Utara. 

Kegiatan bertajuk "Collaborative Governance in Heritage Preservation" ini menjadi bagian penting dari upaya lintas negara dalam pelestarian situs sejarah dan edukasi budaya kepada generasi muda ASEAN.

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Universiti Tun Abdul Razak (UNIRAZAK) Malaysia, Universitas Malikussaleh (Unimal), dan Center for Information of Sumatra-Pasai Heritage (CISAH) melaksanakan pengabdian masyarakat internasional selama dua hari, 23-24 di Komplek Makam Sultan Malikussaleh, Aceh Utara.

Kegiatan bertajuk "Collaborative Governance in Heritage Preservation" ini menjadi bagian penting dari upaya lintas negara dalam pelestarian situs sejarah dan edukasi budaya kepada generasi muda ASEAN.

Program ini merupakan bentuk sinergi dunia akademik dalam menjaga warisan sejarah Islam pertama di Asia Tenggara.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari ini juga didampingi oleh LSM CISAH, yang memfasilitasi berbagai aktivitas pelestarian seperti konservasi nisan kuno.

Kemudian digitalisasi artefak, hingga pembacaan inskripsi nisan menggunakan pendekatan ilmiah berbasis riset sejarah.

Kegiatan dimulai dengan pengantar sejarah Samudra Pasai oleh Ustaz Sukarna Putra (Peneliti CISAH), dilanjutkan dengan aksi “Meuseuraya” atau gotong royong membersihkan kawasan makam Sultan Malikussaleh.

Baca juga: Polres Aceh Utara Tangkap Pria yang Bantu DPO Penembakan Polisi Atas Kasus Sabu, Dua Senpi Disita

Meuseuraya menjadi simbol semangat kolektif dalam pelestarian budaya, yang turut diikuti oleh mahasiswa dan dosen dari kedua universitas serta anggota CISAH.

Koordinator CISAH, Mawardi Ismail, turut menjadi penggerak utama kegiatan, sekaligus menyusun agenda edukatif dan kultural selama 14 hari kunjungan UNIRAZAK di Aceh.

Ketua Pelaksana, Nazaruddin, yang juga mewakili FISIP Universitas Malikussaleh menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud komitmen kampus dalam mendukung pelestarian sejarah dan budaya lokal.

“Kami ingin memastikan generasi muda mengenal dan menjaga situs sejarah Samudra Pasai, yang merupakan pusat awal peradaban Islam di Indonesia.

Sukarna Putra, mewakili CISAH, mengapresiasi peran aktif dunia kampus dalam mendorong pelestarian berbasis riset dan pemberdayaan masyarakat.

“Keterlibatan akademisi membawa pendekatan ilmiah dan sistematis dalam upaya pelestarian ini,” tuturnya.

Baca juga: VIDEO Strategi Baru Al-Qassam:Detik-detik Serangan Al-Qassam di Jabalia Terekam Video

Setelah kegiatan di Situs Sejarah Islam Sumatra Pasai, para peserta EDUTRIP UNIRAZAK melanjutkan program Keluarga Angkat dengan tinggal bersama masyarakat Gampong Pulo, Kecamatan Syamtalira Aron. \

Program ini memperkuat hubungan sosial dan kultural antara peserta dari Malaysia dan warga lokal Aceh.

Pada Minggu pagi, seluruh peserta akan bergerak ke Banda Aceh untuk melanjutkan rangkaian kegiatan edukatif berikutnya.

Selain kegiatan fisik dan riset, tim kolaborasi juga menyempatkan diri mengunjungi Gampong Pande, Kecamatan Tanah Pasir, untuk melihat langsung proses kerajinan pengolahan besi oleh komunitas pandai besi lokal.

Para perajin tradisional ini masih mempertahankan teknik leluhur dalam membuat alat-alat pertanian dan senjata, yang menjadi bagian dari warisan budaya tak benda Aceh.

Dengan dukungan lintas sektor ini, situs Samudra Pasai dan komunitas perajin Pande besi diharapkan dapat terus dijaga kelestariannya.

Baca juga: VIDEO Ancaman Sekecil Apa Pun, Iran Siap Balas: Pesan Tegas untuk Agresor dan Pembelaan Palestina

Selain sebagai pusat edukasi sejarah Islam dan budaya lokal, kawasan ini juga diharapkan menjadi destinasi pariwisata sejarah yang inspiratif dan berkelanjutan.

Kegiatan ini melibatkan 12 peserta utama dari tiga institusi, termasuk perwakilan dosen dan mahasiswa dari UNIRAZAK, dosen serta peneliti dari Universitas Malikussaleh, dan tim pelestari dari CISAH.

Rangkaian pengabdian ini sepenuhnya berada dalam ruang lingkup keilmuan Administrasi Publik dan Komunikasi, khususnya dalam praktik kolaborasi multi-aktor (collaborative governance), komunikasi lintas budaya, serta advokasi kebijakan pelestarian berbasis komunitas. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved