Kisah Sulaiman Berdakwah di Jalanan, Membina Anak Punk dan Komunitas Vespa Ekstrem

Ia tak bersorban, tak pula menggunakan toa, hanya bermodalkan senyuman dan sebuah jaket sederhana.

Editor: Yocerizal
IST/SERAMBINEWS.COM
Penyuluh agama Islam, Sulaiman SHI MH, bersama anak-anak punk dan komunitas vespa ekstrem di Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM - Di tengah suasana riuh jalanan Kota Banda Aceh, di antara bising knalpot vespa ekstrem dan obrolan santai anak punk di sudut-sudut kota, Sulaiman hadir untuk berdakwah. 

Ia tak bersorban, tak pula menggunakan toa, hanya bermodalkan senyuman dan sebuah jaket sederhana.

Sulaiman SHI MH, penyuluh agama Islam di Kementerian Agama Kota Banda Aceh ini tidak memilih mimbar sebagai panggung dakwah, tetapi justru menjadikan jalanan sebagai ladang dakwahnya.

Karena itu, saat tampil mewakili Kota Banda Aceh dalam ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025 tingkat Provinsi Aceh, Sulaiman tampil berbeda.

Ia membawa misi pendampingan kelompok marginal, yakni anak-anak punk dan komunitas vespa ekstrem, kelompok yang kerap dipandang sebelah mata, bahkan dianggap tak tersentuh dakwah.

“Saya tidak datang membawa vonis. Saya datang membawa hati,” ujar Sulaiman. 

“Mereka bukan objek dakwah. Mereka adalah saudara kita yang hanya butuh didekati dengan cinta,” tuturnya.

Selama tiga tahun terakhir, Sulaiman menjalani peran yang lebih dari sekadar penyuluh. Ia menjadi sahabat, saudara, sekaligus jembatan harapan.

Baca juga: VIDEO - TNI Kodim 0116/Nagan Raya Tangkap Empat Pengedar Sabu

Baca juga: Kabar Gembira! Aceh Segera Miliki Pabrik Minyak Goreng, Mualem Teken MoU dengan PT Flora Agung Grup

Lewat pendekatan persuasif dan empati, ia menyambangi bengkel-bengkel vespa, duduk bersama komunitas di trotoar, bahkan ikut konvoi motor demi bisa merasakan dunia mereka secara langsung.

Bersamanya, dakwah bukan hanya tentang ceramah, tapi tentang hadir, tentang menjawab keresahan, menanamkan harapan, dan memulihkan kepercayaan.

“Kami sering dianggap liar. Tapi Sulaiman datang tidak untuk menertibkan, tapi menemani,” ujar Rizal, anggota komunitas vespa dari Gampong Peunyerat. 

“Beliau ngajak ngaji tanpa menggurui, dan itu membuat kami merasa dihargai,” timpalnya.

Ngaji Jalanan

Dari keintiman interaksi tersebut, Sulaiman melahirkan program 'Ngaji Jalanan', metode pembinaan spiritual berbasis dialog santai, penuh nilai namun bebas stigma.

Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Sulaiman, peserta Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2025 Tingkat Provinsi Aceh.
Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Sulaiman, peserta Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2025 Tingkat Provinsi Aceh. (Kemenag Banda Aceh)

Ia juga aktif memproduksi konten dakwah digital, yang mengangkat wajah-wajah asli komunitas yang dibinanya, menghapus jarak antara mereka yang dianggap 'berbeda' dari masyarakat umum.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved