Berita Banda Aceh

Angka Kematian dan Cacat Tinggi Akibat Stroke di Aceh, Masyarakat Diminta Rutin Deteksi Dini

“Jadi memang angka stroke perlu pelayanan secepat mungkin. Karena masyarakat masih banyak yang belum tau. Dimana kalau terkena stroke itu harus cepat

|
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ INDRA WIJAYA
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal bersama Ketua PP Perdosni, Dr dr Dodik Tugasworo mengunjungi stand pameran pada kegiatan PIN di BMA, Kamis (29/5/2025). 

“Jadi memang angka stroke perlu pelayanan secepat mungkin. Karena masyarakat masih banyak yang belum tau. Dimana kalau terkena stroke itu harus cepat dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Pengurus Pusar Perhimpunan Dokter Neurologi Indonesia (Perdosni), Dr dr Dodik Tugasworo, menyebutkan angka kematian dan cacat akibat stroke di Indonesia masih tergolong tinggi.

Dimana dari jumlah kasus yang didapati, hampir 30 persen pasien stroke belum tertangani.

Hal itu ia katakan pada kegiatan Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) yang diselenggarakan oleh Perdosni di Balai Meuseuraya Aceh (BMA) mulai 28-31 Mei 2025.

Dalam kegiatan tersebut, para pakar dan ahli hadir untuk melakukan kajian dan terobosan terbaru.

Dodik mengatakan, penanganan stroke menjadi fokus utama, lantaran saat ini  insiden stroke itu paling tinggi angka kematian dan kecacatannya di Indonesia.

“Kegiatan ini kita lakukan muaranya ke masyarakat, kita ingin memberikan pelayanan secepat dan sebaik mungkin kepada mereka. Karena semua penyakit neuro itukan berakhir dengan masa depan suram,” katanya.

Untuk mencegah hal tersebut, pihaknya ingin masyarakat kita melakukan deteksi dini dan penanganan yang tepat dan cepat agar tertangani.

Dalam kegiatan itu juga, pihaknya akan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sampai ke Indonesia Timur, dan meningkatkan SDM di rumah sakit. 

“Karena insiden stroke itu paling tinggi angka kematian dan kecacatannya di Indonesia. Kami juga berterima kasih dengan ibu wali kota, karena nanti malam kita akan launching penanganan stroke,” ucapnya.

Baca juga: Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya

Hal itu agar penanganan stroke yang kurang dari Banda Aceh dapat tertangani dengan baik di Banda Aceh. 

Sebab, secara persentasenya angka kematian akibat stroke itu hampir 30 persen di indonesia belum tertangani dengan baik. 

“Jadi memang angka stroke perlu pelayanan secepat mungkin. Karena masyarakat masih banyak yang belum tau. Dimana kalau terkena stroke itu harus cepat dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.

Rumah sakit pun juga harus mempunyai sumber daya yang cukup seperti CT Scan dan sebagainya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved