Breaking News

Perang Gaza

Operasi Militer Israel Tewaskan Sedikitnya 20 Tawanan di Gaza

Laporan tersebut mengatakan bahwa selama 601 hari konflik, mulai 7 Oktober 2023, tindakan tentara Israel, termasuk serangan udara, menyebabkan tawanan

Editor: Ansari Hasyim
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
PEMBEBASAN SANDERA - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English yang tayang dan diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan proses pembebasan sandera Israel oleh Hamas pada hari sebelumnya. Israel dan Hamas kini telah merampungkan pertukaran tawanan keenam, lantas apa yang akan terjadi selanjutnya? 

SERAMBINEWS.COM - Operasi militer Israel membahayakan nyawa setidaknya 54 tawanan Israel di Gaza, 20 di antaranya tewas, menurut penyelidikan Haaretz yang diterbitkan Jumat, Anadolu melaporkan.

Laporan tersebut mengatakan bahwa selama 601 hari konflik, mulai 7 Oktober 2023, tindakan tentara Israel, termasuk serangan udara, menyebabkan tawanan tewas baik secara langsung atau “dieksekusi oleh penculiknya karena aktivitas militer yang dekat dengan keberadaan mereka.”

Hamas belum mengomentari klaim surat kabar tersebut yang membunuh tawanan Israel.

Haaretz mengatakan bahwa meskipun ratusan serangan dapat dihindari karena masalah kedekatan sandera, tentara mengizinkan serangan dalam jarak “aman” beberapa ratus meter.

Semakin banyak serangan yang terjadi, semakin besar risikonya, menurut sumber militer kepada Haaretz.

Yang lain mengakui: “Jika tidak ada informasi (tentang tawanan) serangan dilanjutkan.”

Investigasi tersebut bertentangan dengan klaim resmi tentara yang mengambil tindakan pencegahan maksimal untuk melindungi para sandera.

Israel telah melakukan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang.

Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 54.000 warga Palestina, menghancurkan daerah kantong tersebut dan menciptakan kondisi seperti kelaparan.

Israel memperkirakan 58 sandera masih berada di Gaza, termasuk 20 yang diyakini masih hidup.

Sementara itu, lebih dari 10.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel dalam kondisi yang keras, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok hak asasi manusia.

Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperpanjang perang untuk menenangkan mitra koalisi sayap kanannya dan mempertahankan kekuasaan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved