Konflik Palestina dan Israel

Biadab! Saat Warga Gaza Antre Makanan, Tembakan Israel Justru Menyambut

Sebanyak 27 warga Palestina dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan dari pasukan Israel di dekat lokasi distribusi makanan di K

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Anadolu
Warga Palestina menerima makanan di Khan Younis, Gaza selatan di tengah perang Israel-Hamas. 

 Namun, cara distribusi yang tidak melibatkan organisasi kemanusiaan internasional menuai kritik keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga amal lainnya, karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bantuan kemanusiaan.

Kelompok swasta yang menjalankan program bantuan ini mengklaim bahwa mereka mendistribusikan 21 truk bantuan makanan pada Selasa pagi secara aman dan tanpa insiden.

 Namun, kenyataannya, terjadi penembakan di dekat lokasi distribusi, yang menewaskan puluhan orang. Ini bukan pertama kalinya.

Baca juga: Trump Mengamuk! Ancam Tarif 50 Persen untuk Uni Eropa & 25 Persen untuk iPhone Impor!

Pada hari Minggu, sedikitnya 31 warga Palestina dilaporkan tewas dalam situasi serupa.

Dan pada Senin, tiga warga lainnya juga menjadi korban tembakan.

Militer Israel membantah telah menargetkan warga sipil dan menyebut laporan-laporan ini sebagai "rekayasa Hamas".

Namun, bukti-bukti dan kesaksian di lapangan menunjukkan banyak warga sipil menjadi korban saat mereka hanya berusaha mendapatkan makanan untuk bertahan hidup.

Baca juga:  Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral 

PBB Serukan Penyelidikan, Evakuasi Massal Berlanjut

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan bahwa dirinya "terkejut" dengan laporan tersebut.

Ia menyerukan penyelidikan independen untuk mengungkap kebenaran dan menilai tanggung jawab atas kematian warga sipil yang sedang mencari bantuan.

Sementara itu, militer Israel kembali mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga di beberapa wilayah di Khan Younis, yang juga berada di Gaza selatan.

Mereka diminta untuk berpindah ke wilayah Mawasi, yang disebut Israel sebagai zona aman.

Namun, banyak organisasi kemanusiaan, termasuk PBB, menegaskan bahwa tidak ada wilayah yang benar-benar aman di Gaza.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka dan hidup dalam kondisi yang sangat sulit.

Baca juga: Gelombang Baru COVID-19 Ancam India! Varian Belum Terungkap, Warga Diminta Waspada!

Pihak berwenang Gaza memperingatkan bahwa evakuasi besar-besaran ini dapat mengganggu operasional Rumah Sakit Nasser, satu-satunya rumah sakit besar yang masih berfungsi di bagian selatan.

Jika rumah sakit ini berhenti beroperasi, nyawa banyak pasien yang sedang dirawat bisa terancam.

Korban Perang Terus Bertambah

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved