Breaking News

Berita Internasional

Elon Musk Tinggalkan Pemerintahan Donald Trump! Ini Alasan di Baliknya dan Fokus pada Tesla & SpaceX

Elon Elon Musk menyatakan bahwa selama menjabat, terdapat sejumlah kebijakan pemerintahan yang tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangannya. 

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Amirullah
Tangkapan Layar YouTube Fox News
TRUMP DAN MUSK - (Arsip) Tangkapan layar ini diambil pada Jumat (21/2/2025) dari live streaming Fox News yang tayang pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump (kiri) dan pengusaha AS Elon Musk (kanan). Saat ini Elon Musk secara resmi mengakhiri masa jabatannya dibawah pemerintahan Donald Trump, berikut adalah Alasannya. 

SERAMBINEWS.COM - Elon Elon Musk secara resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) atau Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat pada Jumat (30/5/2025) waktu setempat. 

Pengunduran diri ini menandai berakhirnya peran Elon Elon Musk sebagai salah satu figur kunci dalam upaya pemerintahan Presiden Donald Donald Trump untuk memangkas birokrasi dan meningkatkan efisiensi anggaran negara.

Dalam wawancara eksklusif bersama program CBS Sunday Morning yang disiarkan beberapa hari setelah pengunduran dirinya, Elon Elon Musk membuka alasan di balik keputusannya mundur dari jabatan tersebut. 

Elon Elon Musk menyatakan bahwa selama menjabat, terdapat sejumlah kebijakan pemerintahan yang tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangannya. 

Meski demikian, Elon Elon Musk menegaskan bahwa ia tetap mendukung banyak kebijakan pemerintah, namun ada beberapa perbedaan pandangan yang membuatnya merasa perlu untuk mengakhiri masa jabatannya.

Salah satu isu utama yang menjadi sumber ketidaksepakatan adalah kebijakan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Donald Trump. 

Baca juga: VIDEO Presiden AS Donald Trump Bela Iran, Kritik Tajam PM Israel

Elon Musk menilai tarif impor sering menimbulkan dampak negatif yang luas dan tidak selalu memberikan solusi yang diharapkan. 

“Ada hal- hal yang tidak saya setujui sepenuhnya. Namun sulit untuk mengungkapkannya dalam sesi wawancara karena akan menimbulkan perselisihan,” ujar Elon Elon Musk dalam program CBS Sunday Morning, sebagaimana di kutip dari Kompas, Selasa (3/6/2025). 

Namun, ia juga menyadari bahwa keputusan terkait tarif merupakan wewenang presiden, sehingga ia memilih menghormati kebijakan yang telah diambil.

Selain itu, melansir dari Kompas, Elon Musk juga mengkritik kebijakan fiskal pemerintah, khususnya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dikenal dengan sebutan "Big Beautiful Bill". 

Elon Musk menilai RUU tersebut berpotensi menambah beban anggaran negara dan bertentangan dengan misi utama DOGE, yaitu mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah. 

Kritik ini menunjukkan bagaimana Elon Musk mencoba menyeimbangkan perannya sebagai pemimpin DOGE dengan tanggung jawabnya untuk memastikan anggaran negara digunakan secara optimal.

Baca juga: Penyebab Elon Musk Resmi Mundur dari Pemerintahan Donald Trump, Akhiri Tugas Kontroversial di DOGE

Selama masa jabatannya, Elon Musk juga mengakui bahwa ada kalanya ia merasa “terjebak” dalam situasi yang sulit, sehingga enggan menyampaikan kritik atau pandangan yang bertentangan secara terbuka.

Ia menjelaskan bahwa ia khawatir jika mengemukakan pendapat yang berbeda, hal itu dapat menimbulkan konflik internal dalam pemerintahan. 

Selain itu, kebijakan yang dihasilkan DOGE, seperti pemangkasan pegawai negeri dan pengurangan anggaran, memicu banyak kontroversi dan reaksi negatif dari berbagai kalangan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved