Berita Banda Aceh
Bayu dan Aldi Prakarsai Kurban dari Disabilitas untuk Disabilitas di Banda Aceh
Momentum Iduladha 1446 Hijriah menjadi sangat bermakna bagi kelompok disabilitas di Banda Aceh dan sekitarnya.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM - Momentum Iduladha 1446 Hijriah menjadi sangat bermakna bagi kelompok disabilitas di Banda Aceh dan sekitarnya.
Itu karena, berkat inisiatif dua pemuda Aceh, Bayu Satria dan Zulfadli Aldiansyah, yang akrab disapa Aldi, 50 penyandang disabilitas dari berbagai ragam ketunaan menerima daging kurban secara langsung di rumah mereka.
Kegiatan ini bermula dari rutinitas tahunan Bayu dalam berkurban. Namun, tahun ini terasa berbeda ketika Bayu berdiskusi dengan Aldi mengenai kemungkinan melakukan kurban secara bersama.
Ide ini muncul tak lama setelah Aldi menerima hadiah seekor kambing dari para pengikutnya di platform TikTok, sebagai bentuk apresiasi atas konten positif dan inspiratif yang ia bagikan.
Mereka sepakat menyumbangkan kambing tersebut dan memprakarsai kurban yang ditujukan khusus kepada kelompok disabilitas.
Tak berhenti di situ, Bayu dan Aldi kemudian menyebarkan ajakan terbuka melalui media sosial dan lingkaran pertemanan. Tak disangka, tanggapan yang datang begitu responsif.
Dalam waktu singkat, dua ekor kambing tambahan disumbangkan oleh para donatur dari Jakarta dan Aceh Besar.
"Dengan total empat ekor kambing, kegiatan kurban ini akhirnya bisa menjangkau lebih banyak penerima manfaat," kata Bayu kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Sabtu (7/6/2025) siang.
Proses penyembelihan keempat hewan kurban tersebut, kata Bayu, dilakukan langsung di peternakan untuk menjamin higienitas daging dan kenyamanan hewan kurban.
Setelah itu, daging dibungkus dan diantarkan ke rumah masing-masing penerima.
Yang menarik, kata Bayu, proses distribusi ini juga dilakukan dengan melibatkan mitra pengemudi ojek online dari komunitas tuli (tunarungu), menjadikan kegiatan ini tak hanya bersifat simbolik, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi inklusif.
Bayu merinci bahwa sebanyak 50 paket daging kurban dari disabilitas untuk disabilitas ini dibagikan kepada:
• 11 penyandang disabilitas fisik (tunadaksa);
• 17 disabilitas tuli (tunarungu);
• 2 penyandang disabilitas penglihatan (tunanetra);
• 15 disabilitas intelektual (retardasi mental/tunagrahita);
• 2 disabilitas ganda (tunaganda); dan
• 3 pendamping/keluarga.
Suara para penggerak dan penerima
Menurut Bayu Satria, makna kurban tahun ini bukan hanya tentang ritual ibadah, melainkan juga tentang pesan keadilan sosial dan pemberdayaan kelompok marginal.
“Selama ini disabilitas selalu dianggap sebagai penerima manfaat saja. Saya dan Bang Aldi ingin menyampaikan pesan ke publik bahwa jika disabilitas diberi ruang, kepercayaan, dan dukungan, maka bukan hal mustahil bagi kami untuk juga bisa berkurban dan berbagi,” ujar Bayu.
Senada dengan Bayu, Aldi menjelaskan tentang bagaimana media sosial dapat menjadi ruang untuk menyebarkan kebaikan dan solidaritas.
“Inisiasi ini awalnya hanya kami berdua. Tapi kemudian dua kambing lagi datang dari hamba Allah di Jakarta dan Aceh Besar. Ini bukti bahwa teknologi, jika digunakan dengan bijak, bisa menjadi alat untuk menyebar nilai positif dan mengajak banyak orang melakukan kebaikan,” ujar Aldi.
Rikal, seorang mitra ojek online dari komunitas Tuli yang ikut mendistribusikan daging kurban, menyampaikan rasa bangganya.
“Saya sebagai tunarungu merasa senang bisa dilibatkan dalam kegiatan kurban untuk sesama disabilitas. Ini bukan hanya soal berbagi daging, melainkan juga tentang rasa percaya, saling membantu, dan kebersamaan. Harapan saya, kegiatan seperti ini terus diadakan dan dikembangkan,” ujar Rikal.
Masamah, seorang disabilitas dan pengajar anak-anak disabilitas, juga menyambut hangat kegiatan ini.
“Tiga hari lalu saya dikabari bahwa Dek Bayu ingin berkurban dan membagikan kepada sesama disabilitas. Saya sangat senang, apalagi anak-anak didik saya juga merasakan manfaatnya. Alhamdulillah, kami bisa ikut merayakan Idul Adha dengan penuh suka cita,” ungkapnya.
Kurban yang inklusif dan bermakna
Kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana nilai-nilai agama dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan secara inklusif. Kurban tidak hanya sebatas pada simbol penyembelihan hewan, tapi juga menjadi sarana menyampaikan pesan solidaritas, penghargaan terhadap martabat kelompok disabilitas, dan dorongan pemberdayaan komunitas.
Melalui pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan teknologi, Bayu dan Aldi berhasil membuktikan bahwa kolaborasi kecil dapat menciptakan dampak besar.
Dengan keterlibatan langsung para disabilitas sebagai penerima sekaligus pelaku, kata Bayu, gerakan ini menjadi ruang bagi penyandang disabilitas untuk menunjukkan kapasitas dan kontribusinya di tengah masyarakat.
Di tengah hiruk pikuk perayaan Iduladha 1446 H, kegiatan kurban untuk disabilitas ini menjadi pengingat bahwa setiap orang, tanpa kecuali, layak dirayakan dan diberi ruang untuk bermakna atau bermanfaat bagi sesama. (*)
Jadwal Pertandingan Persiraja Vs Adhyaksa FC di Dimurthala Pada Putaran Pertama Liga 2 Championship |
![]() |
---|
Banda Aceh Dominan Berawan Sepanjang Hari Ini, Suhu Maksimal 34 Derajat Celcius |
![]() |
---|
Salut! Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Sambangi UTD PMI untuk Donorkan Darahnya |
![]() |
---|
Berdampak ke Dana Bagi Hasil Aceh, Eksportir Diingatkan Isi Daerah Asal Barang |
![]() |
---|
Pengurus DPTW PKS Aceh Dilantik, Ismunandar Ketua, Ini Susunannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.