Internasional

Putin Mengamuk, Rusia Serang Ukraina Pakai Pesawat Nirawak dan Rudal, Pangkalan Militer Luluh Lantak

Presiden Rusia Vladimir Putin Mengamuk, Rusia Bombardir Ukraina dengan Pesawat Nirawak, Pangkalan Militer Luluh Lantak

|
Editor: Muhammad Hadi
STV
Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar marah besar setelah serangan drone terhadap pangkalan militer Negeri Beruang Merah itu. Moskow langsung menyiapkan serangan balasan berskala besar yang melibatkan drone tempur dan rudal presisi. FOTO Pesawat Nuklir Rusia Rontok Dihantam Drone Ukraina, Putin Rugi Besar 

Putin Mengamuk, Rusia Bombardir Ukraina dengan Pesawat Nirawak, Pangkalan Militer Luluh Lantak

SERAMBINEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar marah besar setelah serangan drone terhadap pangkalan militer Negeri Beruang Merah itu.

Puluhan pesawat militer Rusia hancur lebur lewat serangan drone terkoodirnasi yang dilakukan Ukraina.

Bahkan serangan itu sangat mengejutkan bukan hanya pihak Rusia, tapi dunia.

Karena serangan drone tersebut benar-benar sukses seperti yang diinginkan.

Namun, serangan ini membuat petinggi Moskow marah besar.

Sebab, ini menjadi aib dalam dunia militer mengingat Rusia merupakan negara dengan armada perang kuat di dunia.

Serangan itu langsung direspon Rusia lewat serangan pembalasan yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Karena Rusia menargetkan pangkalan militer dalam serangan dengan pesawat Nirawak terbesar dan rudal presisi.

Serangan itu juga menghantam target strategis yang disamarkan dalam bangunan sipil hingga terjadi ledakan besar setelah dihantam rudal.

Baca juga: VIDEO Ukraina Pamer Video Pesawat Pengebom, Rusia Tu-22 Hangus Terbakar

Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak terbesar ke Ukraina sejak dimulainya invasi, menyebabkan kerusakan di sejumlah lapangan udara militer di wilayah barat negara itu. 

Hal tersebut disampaikan oleh Angkatan Udara Ukraina pada Senin.

Serangan ini merupakan respons terbaru Rusia setelah Ukraina sebelumnya berhasil menghancurkan beberapa pesawat pengebom Rusia dalam serangan drone terhadap pangkalan udara yang terletak jauh di dalam wilayah Rusia.

 Menurut pernyataan Angkatan Udara Ukraina, sistem pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh 460 dari total 479 pesawat nirawak serta 19 dari 20 rudal yang diluncurkan oleh Rusia.

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat, menyatakan bahwa salah satu sasaran utama serangan tersebut adalah lapangan udara militer di wilayah barat, tanpa merinci tingkat kerusakan yang terjadi. 

Otoritas setempat menyebutkan bahwa lapangan udara yang dimaksud terletak di kota Dubno, sekitar 60 kilometer dari perbatasan Ukraina dengan Polandia.

Sebagai langkah antisipasi, pesawat tempur Polandia dan negara-negara sekutu dikerahkan pada Senin pagi untuk menjaga keamanan wilayah udara Polandia, menurut pernyataan militer negara tersebut.

Baca juga: AS: Rusia Bersiap Serang Ukraina Besar-besaran setelah 40 Pesawat Pembomnya Dihancurkan Drone

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas serangan Ukraina terhadap pangkalan militer Rusia yang terjadi awal bulan ini. 

Rusia menegaskan bahwa seluruh target yang telah ditentukan telah berhasil diserang.

Perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini semakin memanas, sementara upaya negosiasi damai antara Kyiv dan Moskow belum membuahkan hasil nyata. 

Ukraina terus mendorong tercapainya gencatan senjata tanpa syarat sebagai langkah awal, namun usulan tersebut telah berulang kali ditolak oleh Rusia.

Serangan udara terbesar

 Pasukan Rusia meluncurkan rentetan 367 pesawat nirawak dan rudal ke kota-kota Ukraina pada Minggu (25/5/2025), termasuk ibu kota Kyiv. 

Ini menjadi serangan udara terbesar dalam perang sejauh ini, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai puluhan lainnya.

Mengutip Reuters yang mengutip pernyataan pejabat Ukraina setempat, korban tewas termasuk tiga anak di wilayah utara Zhytomyr.

 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta Amerika Serikat, yang telah mengambil sikap publik yang lebih lunak terhadap Rusia, untuk angkat bicara.

"Keheningan Amerika, keheningan negara lain di dunia hanya mendorong Putin," tulisnya di Telegram.

Dia menambahkan, "Setiap serangan teroris Rusia seperti itu adalah alasan yang cukup untuk sanksi baru terhadap Rusia."

Baca juga: Drone Ukraina Berhasil Ledakan 40 Pesawat Pembom Rusia, Diselundupkan dalam Truk

Itu adalah serangan terbesar dalam perang dalam hal senjata yang ditembakkan, meskipun serangan lain telah menewaskan lebih banyak orang.

Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan 12 orang tewas dan 60 lainnya terluka. 

Jumlah korban tewas sebelumnya yang diberikan secara terpisah oleh otoritas regional dan penyelamat menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 13 orang.

"Ini adalah serangan gabungan yang kejam yang ditujukan pada warga sipil. 

Musuh sekali lagi menunjukkan bahwa tujuannya adalah rasa takut dan kematian," tulis Klymenko di Telegram.

Serangan itu terjadi saat Ukraina dan Rusia bersiap untuk melakukan hari ketiga dan terakhir pertukaran tahanan di mana kedua belah pihak akan bertukar total masing-masing 1.000 orang.

Utusan Khusus AS untuk Ukraina Keith Kellogg mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan itu merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap Protokol Perdamaian Jenewa 1977 dan menyerukan gencatan senjata segera.

Upaya gencatan senjata

Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa telah berupaya mendesak Moskow untuk menandatangani gencatan senjata selama 30 hari sebagai langkah pertama untuk merundingkan akhir perang selama tiga tahun.

Upaya mereka mengalami pukulan awal minggu ini ketika Trump menolak untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Moskow karena tidak menyetujui jeda pertempuran segera, seperti yang diinginkan Kyiv.

Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia telah meluncurkan 298 pesawat nirawak dan 69 rudal dalam serangannya semalam, meskipun mereka mengatakan berhasil menjatuhkan 266 pesawat nirawak dan 45 rudal.

Kerusakan meluas ke sejumlah pusat regional, termasuk kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, serta Mykolaiv di selatan dan Ternopil di barat.

Di Kyiv, Tymur Tkachenko, kepala administrasi militer kota, mengatakan 11 orang terluka dalam serangan pesawat nirawak. 

Tidak ada kematian yang dilaporkan di ibu kota, meskipun empat orang tewas di wilayah sekitar kota, menurut para pejabat.

Baca juga: Jembatan di Rusia Ambruk Timpa Rel Kereta, 7 Tewas dan 69 Orang Terluka

Ini adalah serangan udara besar kedua dalam dua hari. Pada Jumat malam, Rusia meluncurkan puluhan pesawat nirawak dan rudal balistik ke Kyiv dalam gelombang yang berlanjut sepanjang malam.

Di Ukraina timur laut, Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan pada Minggu pagi bahwa pesawat nirawak menghantam tiga distrik kota dan melukai tiga orang. 

Ledakan menghancurkan jendela-jendela di blok-blok apartemen bertingkat tinggi.

Serangan pesawat nirawak menewaskan seorang pria berusia 77 tahun dan melukai lima orang di kota selatan Mykolaiv, kata gubernur daerah tersebut.

 Ia menerbitkan gambar blok apartemen hunian dengan lubang besar akibat ledakan dan puing-puing berserakan di tanah.

Di wilayah barat Khmelnytskyi, ratusan kilometer jauhnya dari garis depan pertempuran, empat orang tewas dan lima lainnya terluka, menurut gubernur.

Baca juga: VIDEO Pesawat Nuklir Rusia Rontok Dihantam Drone Ukraina, Putin Rugi Besar

"Tanpa tekanan, tidak ada yang akan berubah dan Rusia beserta sekutunya hanya akan membangun kekuatan untuk pembunuhan semacam itu di negara-negara Barat," tulis kepala staf presiden Ukraina Andriy Yermak di Telegram.

"Moskow akan berperang selama masih memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa unit pertahanan udaranya telah mencegat atau menghancurkan 95 pesawat nirawak Ukraina selama periode empat jam. 

Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan 12 pesawat nirawak Ukraina telah dicegat dalam perjalanan mereka menuju ibu kota.(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Rusia Luncurkan Serangan Pesawat Nirawak Terbesar ke Ukraina, Sasar Pangkalan Militer 

Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar di Ukraina

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved