Breaking News

Ribuan Korban Terdampak Letusan Gunung Lewotobi, Kemensos Dirikan 8 Dapur Umum

Menurut data terbaru Kemensos, jumlah warga terdampak mencapai 1.140 kepala keluarga (KK) atau 4.954 jiwa. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka.

Editor: Faisal Zamzami
Dok. PGA Lewotobi Laki-laki
LEWOTOBI MELETUS - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT), erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 10.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 11.584 meter di atas permukaan laut, Selasa (17/6/2025) 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) mendirikan delapan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Beberapa di antaranya di Desa Konga, Desa Bokang, Desa Lowolaga, Desa Ilegerong, Desa Kanada, Desa Kabusama, Desa Ibutobi, dan juga di Kabupaten Sikka,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025), dikutip dari laman resmi Kemensos.

Menurut data terbaru Kemensos, jumlah warga terdampak mencapai 1.140 kepala keluarga (KK) atau 4.954 jiwa. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka.

“Jumlah pengungsi yang berada di Pos Lapangan Kecamatan Titihena sebanyak 713 KK atau 2.359 jiwa,” ungkap Gus Ipul.

Pengungsi lainnya tersebar di pos-pos mandiri di berbagai wilayah, termasuk Kecamatan Wulanggitang, Ilebura, Demon Pagong, Larantuka, Ile Mandiri, Lelewoma, Tanjung Bunga, serta Pulau Adonara dan Pulau Solor.

Kemensos juga telah menyalurkan berbagai bantuan logistik dari gudang-gudang yang dimilikinya, dengan total nilai mencapai Rp5,3 miliar. Bantuan tersebut antara lain:

-8.980 paket makanan siap saji

-4.100 paket makanan anak

-1.000 paket family kit

-Kasur, selimut, sandang anak dan dewasa

-Ratusan tenda keluarga dan tenda gulung

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Eksplosif, Tim Tanggap Darurat Bergerak Cepat ke Lokasi

Gus Ipul mengatakan bantuan logistik yang disiapkan diperkirakan cukup untuk satu minggu. Dia menambahkan, jumlah bantuan akan ditambah jika diperlukan.

Sebelumnya pada Rabu (18/6/2025), Gus Ipul menyebut total nilai bantuan logistik yang digelontorkan Kemensos hampir Rp5 miliar atau Rp4,8 miliar, termasuk pengiriman langsung dari Gudang Sentra Efata Kupang, Gudang Dinas Sosial NTT, dan Gudang Induk Bekasi.

Pengiriman logistik dilakukan melalui jalur darat dan udara.


“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memastikan distribusi segera tersalurkan. Tidak boleh ada warga terdampak yang terabaikan,” ujarnya. 

Sementara menurut laporan lapangan, sebagian besar warga mengungsi secara mandiri ke rumah sanak keluarga yang dianggap aman. Hingga saat ini, belum ada laporan korban luka maupun korban jiwa.

Ia menerangkan, Kemensos juga telah menggelar koordinasi via Zoom untuk pemetaan kebutuhan lanjutan dan antisipasi pengungsian jangka panjang.

Kemensos bersama semua pihak mulai pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, BNPB, BPBD, TNI dan Polri juga terus berkoordinasi dan berkolaborasi untuk penanganan dampak termasuk pengungsi akibat erupsi Lewotobi.

“Bantuan bukan hanya soal barang, tapi juga kepastian negara hadir. Semoga semangat kolaborasi dan kepedulian sosial terus menguat dalam menghadapi musibah seperti saat ini,” ucap mantan Wagub Jatim ini. 


Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi pada Selasa (17/6/2025) pukul 17.35 WITA. Peristiwa ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dengan durasi lebih kurang 6 menit 53 detik.

Erupsi ini menciptakan kolom abu setinggi 10.000 meter atau 10 kilometer dari atas puncak kawah.

Hujan material vulkanik berupa abu, pasir, dan batuan kerikil juga dilaporkan jatuh hingga ke wilayah permukiman yang berada di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB), seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.

Adapun Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya juga meletus pada November 2024. Letusan ini menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.

Baca juga: PVMBG Ungkap Fakta Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Ile Lewotolok - Gangguan Penerbangan di NTT

Penerbangan Lumpuh, 14.000 Penumpang Terdampak

 

Dua gunung berapi aktif di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni Gunung Lewotobi Laki-Lakidi Kabupaten Flores Timur dan Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, meletus secara berurutan sejak 17 hingga 19 Juni 2025.

Akibatnya, sejumlah bandara lumpuh, ribuan warga mengungsi, dan lebih dari 14.000 penumpang terdampak pembatalan penerbangan.

 

87 Penerbangan Batal, Termasuk ke Australia, India, dan ASEAN

Communication and Legal Division Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Gede Eka Sandi Asmadi, mengonfirmasi bahwa hingga Rabu sore (18/6), total 87 penerbangan dibatalkan. 

Rinciannya, 66 rute internasional dan 21 domestik tidak dapat dilayani.

“Kami mencatat 33 kedatangan dan 33 keberangkatan internasional terdampak, termasuk rute ke Adelaide, Auckland, Darwin, Kuala Lumpur, Pudong, hingga Singapura,” jelasnya.

Penerbangan domestik terdampak di antaranya menuju dan dari Jakarta (Cengkareng), Labuan Bajo, dan Tambolaka.

Meskipun hasil paper test pada 18 Juni pukul 15.00 WITA menyatakan tidak ada abu vulkanik di sekitar Bandara Ngurah Rai, sebagian besar maskapai memilih menunda atau membatalkan jadwal demi keselamatan penerbangan.

 
Tiga Bandara Ditutup Total, 14.000 Penumpang Tertahan

Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Cecep Kurniawan, menyatakan bahwa dampak dari abu vulkanik Lewotobi memaksa tiga bandara ditutup operasionalnya, yaitu:

-Bandara Fransiskus Xaverius Seda (Maumere)

-Bandara Soa (Bajawa)

-Bandara Haji Hasan Aroeboesman (Ende)

Penutupan berlangsung hingga Kamis (19/6) pagi. 

Setidaknya 26 rute udara terdampak, dengan total penumpang lebih dari 14.000 orang, sebagian besar dari Denpasar, Labuan Bajo, Lombok, dan Maumere.

“Denpasar menyumbang penumpang terdampak terbanyak, mencapai 10.560 orang,” ujar Cecep.

Status Gunung Lewotobi Tetap Awas, Warga Bertahan dengan Persediaan Minim

Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada status Level IV (Awas).

Petugas Pos Pengamatan, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan bahwa letusan terus terjadi dengan asap putih tebal setinggi 600 meter, dan tremor serta gempa guguran masih terdeteksi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperingatkan masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari kawah, serta mewaspadai potensi banjir lahar hujan di sungai sekitar Dulipali, Nobo, Boru, dan Nawokote.

Sementara itu, pengungsi di Poslap Desa Konga, Kecamatan Titehena, mulai mengalami krisis air dan pangan.

“Kami hanya makan dua kali sehari, porsi dikurangi supaya cukup lama,” kata Agnes Mone Noba, warga Nawokote.

Koordinator Posko, Martinus Kwuta, menyatakan bahwa air bersih Pamsimas sangat terbatas, dan ketersediaan sangat bergantung pada musim hujan.

Gunung Ili Lewotolok Meletus Lagi, Status Waspada

Gunung Ili Lewotolok juga menunjukkan peningkatan aktivitas. Pada Kamis pagi (19/6), gunung di Kabupaten Lembata itu memuntahkan kolom abu setinggi 400 meter ke arah barat.

Petugas Posmat, Syawaludin, mencatat:

296 gempa letusan

301 gempa hembusan

1 gempa harmonik

1 tremor non-harmonik

Statusnya tetap Level II (Waspada), dengan radius bahaya 2 km dari kawah.

Warga juga diminta mewaspadai longsoran lava ke arah timur, selatan, tenggara, dan barat.

 

Langkah Mitigasi: Transportasi Laut dan Bandara 24 Jam

Dirjen Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Semua maskapai diminta memberikan kompensasi penuh kepada penumpang terdampak, mulai dari refund, reschedule, hingga reroute.

Sebagai alternatif, pemerintah di Labuan Bajo bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran (KSOP) untuk menyediakan transportasi laut bagi penumpang yang tertahan.

AirNav Indonesia juga telah menyiapkan prosedur kontinjensi, termasuk memungkinkan Bandara Ngurah Rai beroperasi 24 jam penuh jika kondisi mengharuskan.

“Kami akan terus memantau, mengevaluasi, dan menyesuaikan operasional berdasarkan data terbaru,” ujar Lukman.

Letusan Gunung Lewotobi dan Ili Lewotolok menjadi bencana kembar yang melumpuhkan sebagian besar konektivitas udara di NTT dan Bali.

Sementara otoritas terus bekerja untuk memulihkan layanan, ribuan penumpang dan warga terdampak masih menanti kejelasan dengan kondisi terbatas.

 

Baca juga: Aliansi Pase Ajak Mahasiswa dan Masyarakat Kawal Isu Tentang Aceh: Perjuangan belum Selesai

Baca juga: Rudal Khorramshahr Milik Iran, ‘Senjata Kiamat’ Hulu Ledak 1,8 Ton, Bisa Hancurkan Tel Aviv

Baca juga: Bunda PAUD Nagan Raya Tinjau Percepatan Akreditasi 60 PAUD, Cut Inda: Ini Tolak Ukur Kualitas

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved