Bukan Autoimun Steven Johnson, Ternyata Jokowi Alami ini di Wajahnya

SERAMBINEWS.COM-Mantan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, tengah menjalani masa pemulihan akibat alergi kulit yang menyebabkan peradangan, terutama di area wajah.

Perubahan tampilan wajah Jokowi tak luput dari perhatian publik, memicu berbagai spekulasi di media sosial.

Namun, ajudan pribadi, Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah, dengan tegas memastikan bahwa kondisi fisik Jokowi secara umum tetap sehat dan prima.

Ia menjelaskan bahwa peradangan tersebut murni disebabkan oleh reaksi alergi, dan saat ini sedang dalam penanganan medis.

“Sedang proses pemulihan. Secara visual kita bisa lihat Bapak memang agak berubah. Secara fisik oke, tidak ada masalah. Secara medis disampaikan alergi beliau menyebabkan peradangan. Tapi saat ini pemulihannya mulai membaik,” ujar Syarif saat ditemui di Solo, Minggu (22/6/2025) dikutip via Kompas.com (23/6/2025).

Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global

Isu Autoimun dan Sindrom Steven Johnson Dibantah Tegas

Perubahan pada wajah  Joko Widodo belakangan ini memicu berbagai spekulasi di media sosial.

 Beberapa pihak bahkan mengaitkannya dengan penyakit autoimun hingga dugaan mengidap Steven Johnson Syndrome (SJS), sebuah kondisi langka yang menyerang kulit serta membran mukosa.

Menanggapi rumor yang semakin liar, Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah memberikan klarifikasi.

Ia menegaskan bahwa kabar tersebut sama sekali tidak benar.

Baca juga:  Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral 

 “Wah, hoaks itu, enggak benar itu,” ujarnya pada Kamis (5/6/2024), menampik isu yang menyebut Presiden mengalami SJS.

Syarif juga menyampaikan bahwa Presiden tidak menunjukkan gejala serius seperti rasa panas atau gatal yang biasanya menyertai kondisi tersebut.

 “Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga, enggak,” tegasnya.

Dengan pernyataan ini, Syarif berharap publik tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak terverifikasi dan tetap mengedepankan fakta.

Baca juga: Kode Redeem MLBB Terbaru 20 Juni 2025: Klaim Hadiah Gratis Skin dan Item Eksklusif di Sini!

Jokowi Absen di Hari Lahir Pancasila, Alergi Kulit Jadi Penyebab

Ketidakhadiran Presiden Joko Widodo dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada Senin (2/6/2025) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, sempat menimbulkan tanda tanya publik dan memicu kekhawatiran akan kondisi kesehatannya.

Ajudan Presiden, Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah, menjelaskan bahwa ketidakhadiran tersebut berkaitan dengan proses pemulihan dari alergi kulit yang dialami Presiden usai melakukan kunjungan ke luar negeri.

“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca pulang dari Vatikan,” ungkapnya.

Baca juga: Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?

Lebih lanjut, Syarif menyebut bahwa reaksi alergi ini kemungkinan besar dipicu oleh perubahan iklim selama kunjungan kenegaraan di Vatikan.

 “Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi, penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” jelasnya.

Meskipun berhalangan hadir dalam momen penting tersebut, kondisi kesehatan Jokowi secara keseluruhan disebut dalam keadaan baik dan terus dipantau oleh tim medis.

Baca juga: Fakta-Fakta 4 Pulau Aceh yang Kini Masuk Sumut, dari Somasi Gubernur hingga Adanya Makam Aulia

Pemulihan di Solo, Kondisi Jokowi Terus Membaik

Joko Widodo saat ini tengah menjalani proses pemulihan kesehatan di kediaman pribadinya yang berlokasi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

 Dalam masa pemulihan ini, Presiden berada di bawah pengawasan tim medis yang memberikan perawatan intensif.

Menurut keterangan Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah, kondisi Jokowi menunjukkan perkembangan positif.

Perubahan pada wajah yang sempat menjadi sorotan publik disebut hanyalah dampak peradangan ringan akibat alergi kulit.

Syarif menegaskan bahwa kondisi tersebut bukanlah penyakit serius seperti yang sempat ramai diberitakan di media sosial.

 Penanganan yang cepat dan tepat dari tim dokter membuat kondisi Presiden kini berangsur membaik.

Baca juga: ARSIP Berita Serambi - Ketika Soetardji Serahkan Peta Perbatasan Aceh-Sumut, Ke Mana 4 Pulau Itu?

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)