Disebut Alami Autoimun Karena Flek Hitam dan Wajah Berubah, Ajudan Ungkap Kondisi Jokowi Terkini

Menanggapi hal tersebut, ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah buka suara mengungkap kondisi sebenarnya yang dialami Jokowi.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
ST/Tribun Solo
PENYAKIT JOKOWI - Tangkapan layar momen Jokowi merayakan ulang tahunnya yang ke-64 bersama warga di rumahnya di Solo, Sabtu (21/6/2025). Kondisi terbaru wajah Jokowi yang berbeda dari sebelumnya memunculkan ragam spekulasi tentang kondisi kesehatannya, hingga disebut mengalami autoimun. 

SERAMBINEWS.COM - Wajah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini menjadi sorotan publik karena terlihat berbeda dari biasanya.

Perubahan wajah Jokowi tersebut terlihat ketika dirinya menyambut warga dan simpatisan yang ingin merayakan hari ulang tahunnya pada 21 Juni 2025 lalu di kediaman pribadinya, di Solo. 

Saat itu, publik dikejutkan dengan perubahan pada wajah Jokowi yang berbeda jauh dari sebelumnya.

Dalam jepretan foto salah satu awak media, wajahnya terlihat sembab dan pucat.

Selain itu, wajah Jokowi juga tampak dipenuhi bercak putih di pipi, dahi, hingga leher.

Di leher Jokowi juga tampak memerah.

Saat menyambut warga, Jokowi yang didampingi sang istri Iriana terlihat begitu terburu-buru.

Ia enggan diajak foto bersama dan bergegas masuk kembali ke dalam rumah.

Baca juga: Bukan Autoimun Steven Johnson, Ternyata Jokowi Alami ini di Wajahnya

Kemunculan mantan presiden RI tersebut di depan publik dengan perubahan pada wajahnya itu memunculkan beragam spekulasi tentang kondisi kesehatannya.

Banyak yang mengaitkan perubahan wajah yang dialami oleh Jokowi diakibatkan penyakit autoimun.

Menanggapi hal tersebut, ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah buka suara mengungkap kondisi sebenarnya yang dialami Jokowi.

Ia menjelaskan bahwa perubahan pada wajah Jokowi disebabkan oleh alergi kulit yang memicu peradangan. 

Saat ini, kondisi Presiden dikabarkan sudah mulai membaik. 

“Sedang proses pemulihan. Secara visual kita bisa lihat Bapak memang agak berubah. Secara fisik oke, tidak ada masalah. Secara medis disampaikan alergi beliau menyebabkan peradangan. Tapi saat ini pemulihannya mulai membaik,” ujar Syarif yang ditemui, Minggu (22/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ia juga memastikan bahwa secara fisik Jokowi tetap dalam kondisi baik.

Meski sempat muncul dugaan bahwa Presiden menderita penyakit autoimun, Syarif menolak berspekulasi dan menyarankan agar penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh tenaga medis.

“Iya (peradangan terutama di wajah). Itu mungkin dokter yang menjelaskan (mengenai autoimun),” tambahnya.

Mengenai penyakit Steven Johnson Syndrome yang dikaitkan dengan alergi kulit Jokowi, juga pernah dibantah Syarif.

“Wah, hoaks itu enggak benar itu,” kata Syarif di Kota Solo pada Kamis (5/6/2025).

Baca juga: Ajudan Ungkap Kondisi Jokowi Alami Peradangan Kulit: Sedang Proses Pemulihan, Tak Ada Masalah Serius

Jokowi Tegaskan Hanya Alergi

Presiden Jokowi sendiri telah memberi penjelasan langsung mengenai kondisi kesehatannya.

Ia menegaskan bahwa yang dialaminya bukanlah penyakit berat, melainkan alergi kulit biasa.

“Kondisi saya sudah disampaikan, alergi biasa. Waktu ke Vatikan kemarin juga hanya alergi biasa,” kata Jokowi pada Jumat (6/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ia menambahkan bahwa alergi tersebut tidak memengaruhi kondisi tubuhnya secara keseluruhan.

“Badan tidak ada masalah, alergi biasa saja,” tegasnya.

Aktivitas Presiden pun tetap berjalan seperti biasa.

Salah satunya, ia mengikuti salat Idul Adha di Graha Saba Buana pada pagi hari di tanggal yang sama.

Jokowi bahkan terlihat berinteraksi langsung dengan masyarakat tanpa menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan.

Perayaan Ultah ke-64 Jokowi

Kendati tengah menjalani pemulihan, Jokowi tetap menyempatkan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-64 pada Sabtu (21/6/2025) secara sederhana di kediamannya di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah.

Menurut Syarif, keluarga dan masyarakat turut hadir dalam momen tersebut.

"Kemarin (Sabtu), kebetulan adik-adik Bapak, adik-adik Ibu datang, keluarga datang ke kediaman Pak Joko Widodo. Kalau teman-teman lihat ada tumpengan, nasi dan sebagainya dari warga yang menyiapkan, kebetulan ke kediaman Pak Joko Widodo, spontan dari warga," ujarnya.

Selain kerabat dan masyarakat, sejumlah tokoh nasional juga hadir untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Baca juga: Dokter Tifa Soroti Jokowi Masih Sakit di Ulang Tahun ke-64: Pasti Gatal Sekujur Tubuh, Lekas Sembuh

Dua di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dan mantan Menko PMK Muhadjir Effendy.

“Tadi kebetulan Pak Pratikno dan Pak Muhadjir datang ke kediaman Bapak. Untuk obrolan di dalam kurang tahu juga. Tapi yang pasti, momen hari ulang tahun mengucapkan selamat hari ulang tahun,” tutur Syarif.

Alami alergi sepulang dari Vatikan, bukan karena SJS

Diberitakan sebelumnya, Jokowi mengalami alergi kulit sepulang dari Vatikan, dan bukan karena Stevens Johnson Syndrome (SJS), seperti yang ramai dibicarakan di media sosial.

Alergi tersebut imbuh Syarif, diduga dipicu oleh penyesuaian cuaca di Vatikan.

Gejala alergi baru muncul beberapa hari setelah Jokowi kembali ke Indonesia.

"Mungkin karena cuaca di Vatikan, lalu setelah kembali ke Indonesia baru muncul alerginya," jelas dia.

"Soal (SJS), itu hoaks, tidak benar," katanya lagi.

Syarif memastikan, Jokowi tidak merasakan panas atau gatal, dan alergi tersebut bukan penyakit autoimun maupun menular.

"Hanya alergi biasa," paparnya.

Meski sempat memicu pertanyaan publik soal kondisi kesehatan Jokowi, Syarif menegaskan kondisinya sudah membaik.

"Kemarin beliau sempat bersepeda, main dengan cucu, dan sarapan bersama kami. ktivitasnya sama sekali tidak terganggu," bebernya.

Baca juga: Kondisi Jokowi saat Rayakan Ulang Tahun ke-64, Tak Mau Diajak Foto hingga Buru-buru Masuk ke Rumah

Apa itu Stevens Johnson Syndrome

Nama Stevens Johnson Syndrome (SJS) sempat dikaitkan dengan perubahan pada wajah Jokowi, meski tidak terbukti.

Dilansir dari Kompas.com, Senin (23/6/2025), SJS merupakan penyakit langka dan serius yang menyerang kulit dan selaput lendir, seperti mata, mulut, hidung, hingga area genital.

Gejala awalnya menyerupai flu, termasuk demam, kelelahan, batuk, dan nyeri tenggorokan.

Selanjutnya, muncul ruam merah yang menyakitkan, lepuh berisi cairan, hingga pengelupasan kulit.

SJS tergolong kondisi darurat medis dan umumnya memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Pemulihan bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Ruam khas SJS biasanya bermula dari dada atas, wajah, dan ekstremitas, lalu menyebar.

Bintik-bintik tersebut berbentuk seperti lesi "target", berwarna merah atau ungu gelap di tengah dan terang di tepinya.

Seiring waktu, lepuhan bisa pecah, meninggalkan luka terbuka yang rentan terhadap infeksi.

Baca juga: Perbedaan Alergi Kulit dan Stevens Johnson Syndrome, Fakta Penyakit yang Diisukan Menyerang Jokowi

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti SJS belum sepenuhnya diketahui, tetapi umumnya dipicu oleh penggunaan obat-obatan atau infeksi.

Beberapa obat yang dapat memicu SJS antara lain:

  • Allopurinol (untuk asam urat)
  • Obat antikonvulsan dan antipsikotik
  • Sulfonamida antibakteri
  • Nevirapine
  • Obat pereda nyeri seperti ibuprofen, naproxen sodium, dan acetaminophen
  • Infeksi seperti pneumonia, virus herpes, HIV, virus Epstein-Barr, dan influenza juga bisa memicu SJS.

Adapun faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami SJS mencakup:

  • Sistem imun yang lemah
  • Riwayat SJS sebelumnya
  • Riwayat keluarga
  • Faktor genetik tertentu.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved