Breaking News

Bireuen

Piring Situek Pineung Khas Pandrah, Bireuen, Dari Pelepah Pinang, Wadah Jamuan Nan Cantik

Situek pineung digunakan pada saat kenduri pesta perkawinan putra Bupati Bireuen H Mukhlis ST beberapa waktu lalu.

|
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
PIRING PELEPAH PINANG - Anggota KUPS Lestari Indah, Panton Bili Pandrah Bireuen, Senin (23/6/2025) sedang memperlihatkan produk dari pelepah pinang atau disebut situek pineung. SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS 

Situek pineung digunakan pada saat kenduri pesta perkawinan putra Bupati Bireuen H Mukhlis ST beberapa waktu lalu.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sejak setahun terakhir di beberapa tempat kenduri terlihat disediakan piring dari pelepah pinang diberi nama situek pineung.

Piring bernama situek pineung ini merupakan wadah makanan ramah lingkungan yang terbuat dari pelepah pinang.

Situek pineung digunakan pada saat kenduri pesta perkawinan putra Bupati Bireuen H Mukhlis ST beberapa waktu lalu.

Bahkan wadah ini dipakai juga selain piring juga disediakan situek tersebut sebagai wadah makan kenduri.

Selain itu, piring situek pineung juga sebagai wadah jamuan untuk para tamu yang hadir di Pendopo Bupati pada lebaran Idul Adha lalu.

Piring situek merupakan salah satu produk lokal yang mulai dikenal luas masyarakat Bireuen, langkah yang dilakukan Bupati Bireuen, H Mukhlis ST, ketua Dekranas, Sadriah SKM MKM menjadi bentuk dukungan nyata terhadap produk lokal dan gerakan peduli lingkungan. 

Pada Senin (23/6/2025), Serambinews.com melihat secara dekat lokasi pembuatan piring situk di Desa Panton Bili, Pandrah Bireuen.

Piring situek pineung merupakan hasil produksi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Lestari Indah di Desa Panton Bili, Kecamatan Pandrah, Bireuen menjadi simbol kearifan lokal yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, sekaligus memberdayakan UMKM di daerah tersebut. 

Lahirnya UMKM tersebut ternyata prosesnya panjang.

Ketua KUPS Lestari Indah, Heru Wahyudi menceritakan, tahun 2019 lalu hadir satu lembaga bernama World Resources Institute (WRI) salah satu lembaga independen di Jakarta sejak 2019 lalu di desa tersebut untuk menjaga kelestarian hutan.

Mulai saat itu dilakukan berbagai pertemuan dan mengurus izin pengelolaan hutan dan lahirlah lembaga Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) ditetapkan dalam SK Kementerian Kehutanan.

Muhammad Nasir selaku ketua LPHD mengatakan, usai lahir lembaga
tersebut katanya ditanyakan apa yang bisa dilakukan untuk pengembangan anggota kelompok.

Tim dari WRI menanyakan bahan baku apa yang ada di lingkungan hutan dan desa, maka kelompok menyebutkan, salah satunya pelepah pinang lumayan banyak dan terbuang percuma dan lainnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved