Berita Banda Aceh

DPMPTSP Aceh dan Bank Indonesia Dorong Akselerasi Proyek Strategis Melalui Capacity Building

kegiatan ini diharapkan akan berdampak positif, tidak hanya dalam mendukung peningkatan kapasitas pemilik proyek, tapi pertumbuhan ekonomi daerah mela

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Peserta Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report saat berfoto bersama, Selasa (24/6/2025) di The Pade Hotel, Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Aceh menyelenggarakan rangkaian kegiatan menuju “Aceh Global Sustainable Investment Dialogue” atau Road to AGASID 2025.

AGASID merupakan forum dialog investasi dan media promosi proyek-proyek investasi strategis Aceh yang mempertemukan antara pemilik proyek dengan calon investor potensial, baik lokal, nasional, maupun internasional yang akan digelar pada bulan November tahun ini.

Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report tanggal 23-24 Juni 2025 di The Pade Hotel, Banda Aceh dan FGD Debottlenecking of Aceh’s Strategic Investment Project, 26 Juni 2025 di Mata Ie Hotel, Sabang.

Kepala BI Perwakilan Provinsi Aceh, Agus Chusaini menyatakan bahwa kedua kegiatan ini diharapkan akan berdampak positif, tidak hanya dalam mendukung peningkatan kapasitas pemilik proyek, tapi pertumbuhan ekonomi daerah melalui investasi.

Baca juga: Jamaah Haji Aceh, 2 Kloter Sudah Tiba, 8 Kloter di Madinah dan 2 Kloter Masih di Mekkah

“Penyelenggaraan kegiatan Road to AGASID 2025 yang didukung dengan kapasitas personil yang mumpuni dalam melahirkan dokumen proyek investasi strategis yang feasible dan akuntabel  diharapkan akan menjadi sebah katalis dalam usaha untuk menarik investor dan mengakselerasi realisasi investasi di Aceh, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan,” sebut Agus Chusaini. 

Kegiatan Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report melalui pelibatan delapan kabupaten/kota terpilih, seperti Banda Aceh, Sabang, Langsa, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah dan Bener Meriah bertujuan untuk meningkatkan kapasitas personil DPMPTSP dan BAPPEDA dalam menyusun FS, tidak hanya untuk memenuhi aspek finansial atau feasibility analisis dan sosial, tapi juga lingkungan. 

Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani M.Bus yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan  dalam sambutannya tentang pentingnya proyek-proyek strategis Aceh yang memenuhi aspek finansial, sosial dan lingkungan yang terukur serta dapat dipertanggungjawabkan.

“Persaingan antar daerah dalam menarik investasi semakin ketat, dan investor semakin selektif dalam memilih lokasi dan proyek yang strategis dan menguntungkan. 

Oleh karena itu, keberadaan dokumen Feasibility Study atau FS yang layak, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan harapan investor menjadi sangat krusial untuk dimiliki oleh pemilik proyek,” ujar Rahmadhani.

Baca juga: FKH USK Lantik 105 Dokter Hewan Baru, 53 Orang Raih Cumlaude

Sementara, kegiatan FGD Debottlenecking of Aceh’s Strategic Investment Project yang dihadiri oleh pemangku kepentingan di tingkat Provinsi dan unsur utama Satuan Kerja Pemerintah Kota Sabang sebagai focal point bertujuan untuk mengkaji hambatan dan tantangan proyek investasi strategis Aceh beserta rekomendasi penyelesaiannya guna percepatan realisasi investasi proyek investasi yang dianggap feasible. 

Empat proyek investasi Kota Sabang dalam memberdayakan SDA meliputi Gapang Resort dan Dive Center, Sabang Hill Hotel, Sabang One Stop Service Hospital dan Bango Innovation (BINO) Park Agro Edu Tourism.

Keempat proyek investasi strategis tersebut sudah memiliki studi kelayakan (feasibility study), namun masih perlu penilaian dan pendampingan narasumber dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Konsultan BKPM RI sebelum ditawarkan kepada investor.  

“Hilirisasi SDA Aceh menjadi keniscayaan. Hilirisasi bukan lagi jargon pemerintah, tetapi harus menjadi aksi nyata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 

Kita tidak hanya mengolah bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi, tetapi menciptakan nilai tambah dan multiplier effect yang luas bagi perekonomian daerah,” tutup Rahmadhani.

Baca juga: Tuhfatul Athal dari Lhokseumawe Juarai Lomba Video Konten Literasi/Kreatif Se-Aceh

Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen DPMPTSP Aceh dan Bank Indonesia dalam mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif dan berkelanjutan melalui investasi berkualitas yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Aceh.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, hadir sejumlah narasumber/penilai IPRO, seperti Prof. DR. Faisal, SE, M.Si, MA, Prof. DR. Willy Abdillah, M.Sc, DR. Fairuzzabadi, SE, M.Sc, DR. A Sakir, SE, MM, CFRM, DR. Meitri Hening Chrisna Daluarti, MT dan Syarifah Rahmawati, SE, MM.(8)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved