Musorkab Tuntas, Pj Ketua Umum KONI Aceh Ingatkan Ketua Umum KONI Pidie Terpilih

"Saya rasa, berat kerja pengurus baru KONI Pidie untuk mencari nomor satu di PORA di Aceh Jaya tahun 2026. Dari sekarang, semua yang terlibat, baik pengurus KONI Pidie, pelatih dan atlet hingga pemerintah harus bersinerji untuk meraih juara," pungkasnya. 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Musyawarah Olahraga Kabupaten atau Musorkab KONI Pidie telah tuntaskan dilaksanakan di Oprom Bupati Pidie, Minggu (29/6/2025).

Untuk diketahui, anggota DPRK Pidie, Muhammad SPdI, periode, 2019-2024, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Pidie, periode 2025-2029. 

"Musorkab itu digelar karena Ketua KONI Pidie, Samsul Bahri, periode, 2021-2025, telah ditarik menjadi Sekum KONI Aceh. Sehingga posisi Ketua KONI Pidie diisi Jamaluddin sebagai Pelaksana Tugas atau Plt," kata Plt Ketua Umum KONI Aceh, Tgk Anwar Ramli SPd MM, dalam sambutannya disela-sela Musorkab KONI Pidie, Minggu (29/6/2025). 

Menurutnya, Musorkab itu digelar untuk mengevaluasi kepengurusan yang lama dan menghadirkan kepengurusan yang baru.

Pengurus lama memaparkan terhadap pencapaian kinerja yang dilaporkan dalam Musorkab, yang pesertanya semua pengurus cabang olahraga. 

"Terhadap pencapaian kinerja pengurus lama bisa disepakati dalam Musokab, jika memang kinerja pengurus lama mampu meraih prestasi, tentunya harus diprioritaskan dalam rapat kerja," jelasnya. 

Kata politokus Partai Aceh, Musorkab ke-12 KONI Pidie memasuki periode ketiga.

KONI Aceh menilai KONI Pidie terbaik.

Karena dari anggaran tercukupi dan pembinaan atlet yang baik yang dilakukan pelatih.

Selain itu, atlet memiliki prestasi yang sangat membagakan.

Kata Tgk Anwar, prestasi yang diukir, salah satu pada perhelatan PORA tiga tahun lalu, Pidie sebagai tuan rumah sukses meraih juara umum.

Baca juga: VIDEO - Muhammad Balon Tunggal Mendaftar Ketum KONI Pidie

Makanya, Ketua Umum KONI Pidie jangan salah pilih.

Atlet dan pengcab hingga pengurus KONI Pidie harus satu tujuan untuk bisa mencapai prestasi. 

"Musorkab adalah forum tertinggi dalam musyawarah yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau AD/ART," ujarnya.

Menurutnya, jika program pengurus yang lama dinilai baik hingga mendulang prestasi, maka idealnya program tersebut dipertahankan pengurus baru.  

Namun, jika program pengurus lama KONI Pidie tidak bagus, maka program itu tidak perlu diteruskan pada program kerja pengurus baru kedepan. 

"Jika program kerja pengurus lama belum sempurna, maka tugas pengurus baru untuk menyempurnakan program tersebut," jelasnya.

Untuk itu, sebutnya, jika program pengurus lama tidak terpenuhi target dalam pencapaian prestasi, tentunya perlu dilakukan dievaluasi oleh Ketua KONI Pidie yang baru.

Sebab, program baru itu akan dijalankan untuk empat tahun kedepan. 

"Kalau saya cermati, pengurus lama telah bekerja sesuai ahlinya. Hasilnya buah kerja pengurus lama telah dibuktikan dengan prestasi, saya rasa harus dipertahankan pengurus baru. 

Sebab, jika pengurus baru tidak menggunakan pengurus lama, maka pengurus baru harus memulai kerja dari titik nol. Saya rasa sangat berat," kata Tgk Anwar.

Konon lagi, sebutnya, Prakualifikasi PORA atau  Pra-PORA dilaksanakan tahun 2025.

Kecuali itu, pelaksanaan PORA dilaksanakan tahun 2026 di Aceh Jaya. 

"Saya rasa, berat kerja pengurus baru KONI Pidie untuk mencari nomor satu di PORA di Aceh Jaya tahun 2026. Dari sekarang, semua yang terlibat, baik pengurus KONI Pidie, pelatih dan atlet hingga pemerintah harus bersinerji untuk meraih juara," pungkasnya. (*)

Baca juga: Sah, Muhammad Jadi Ketua Umum KONI Pidie, Terpilih Aklamasi dalam Musorkab, Ini Profilnya