Aceh Tamiang

Cuma Ada di Aceh Tamiang, Sebaran Habitat Tuntong Laut Kini Diperluas ke Pantai Rukui

Sebanyak 200 ekor tuntong laut yang dilepas melalui bibir pantai langsung berlari ke arah laut. Sebagian langsung hilang...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
TUNTONG LAUT - Tuntong laut merupakan hewan endemik Aceh Tamiang. Sebaran habitat hewan lindung ini mulai diperluas hingga Pulau Rukui. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Perkembangbiakan hewan endemik Aceh Tamiang, tuntong laut menunjukkan hasil positif. Bila selama ini habitat terpusat di muara Ujung Tamiang, Kecamatan Seruway, kini diperluas hingga Pulai Rukui, Kecamatan Bandamulia.

Pelepasliaran tuntong laut ini secara perdana telah dilakukan oleh Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi pada 23 Juni 2025. Sebanyak 200 ekor tuntong laut yang dilepas melalui bibir pantai langsung berlari ke arah laut. Sebagian langsung hilang menenggelamkan diri, sebagian memilih berenang di permukaan air.

“Hewan ini cuma ada di Aceh Tamiang dan daerah Kalimantan, artinya keberadaannya harus terus dilestarikan,” kata Armia Pahmi ketika dikonfirmasi, Selasa (1/7/2025).

Keberadaan tuntong laut diakuinya sebagai anugerah karena bisa menjadi daya tarik wisata. Dia menekankan agar seluruh pihak, termasuk masyarakat turut berperan menjaga melestarian hewan yang dinyatakan diambang kepunahan.

“Tuntong laut ini hewan lindung, jangan diburu karena bisa terancam pidana,” ucapnya.

Pelepasliaran tuntong laut di Pulau Rukui sebenarnya hal baru. Selama ini proses perkembangbiakan terpusat di muara Ujung Tamiang dan sudah ribuan ekor yang dilepasliarkan.

“Untuk Pulau Rukui memang baru ini, tapi kami menilai kondisinya tidak bebeda jauh dengan muara Ujung Tamiang, sehingga (tuntong laut) bisa beradaptasi,” kata Ketua Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSLI), Yusriono, Selasa (1/7/2025).

Dalam beberapa tahun terakhir YSLI memang fokus membantu perkembangbiakan tuntong laut. Sebanyak 200 ekor tuntong laut yang dilepasliarkan oleh bupati merupakan hasil kerja YSLI dalam satu tahun terakhir.

“Atas permintan pemerintah daerah kami mencoba melepas 200 ekor tuntong laut ke Pulau Rukui. Selurunya merupakan hasil penangkaran yang kami dirikan di muara Ujung Tamiang,” jelas Yusriono.

Dia menambahkan telur-telur tersebut dikumpulkan sejak November 2024 hingga Maret 2025 melalui patroli rutin dan penyerahan sukarela dari nelayan lokal. Berdasrkan pengalaman selama ini pihaknya berhasil membuat penetasan hampir 100 persen.

Selama ini tim patroli belum pernah menemukan induk tuntong laut di Pulau Rukui. Namun Yusriono optimis kalau tuntong laut yang mereka lepas di pantai itu bisa beradaptasi dan menciptakan habitat baru.

“Semakin banyak sebaran habitatnya tentu semakin bagus, ini akan mempertegas tuntong laut sebagai endemik daerah kita,” ujar Yusriono.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved