Berita Bireuen

Wardati, 15 Tahun Dedikasikan Diri di UTD RSUD dr Fauziah Bireuen, Sedih Saat Stok Darah Kosong

Wardati, yang telah bertugas di UTD RSUD dr Fauziah Bireuen selama 15 tahun, menyampaikan bahwa kebutuhan darah terus meningkat dan saat ini rata-rata

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
DONOR DARAH - Wardati SKM MKM sedang melakukan donor darah, Rabu (2/7/2025), di Alun-Alun Kota Juang Bireuen. 

Wardati, yang telah bertugas di UTD RSUD dr Fauziah Bireuen selama 15 tahun, menyampaikan bahwa kebutuhan darah terus meningkat dan saat ini rata-rata mencapai 50 hingga 70 kantong per hari.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Petugas Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr Fauziah Bireuen hampir setiap hari turun ke lapangan untuk melakukan kegiatan donor darah.

Tim UTD yang terdiri atas belasan orang tersebut menggunakan bus khusus donor darah untuk mengumpulkan persediaan.

Namun tak jarang mereka merasa sedih ketika stok darah menipis dan tidak dapat membantu pasien yang sangat membutuhkan.

Hal tersebut disampaikan Wardati SKM MKM, penanggung jawab UTD RSUD Bireuen, saat kegiatan donor darah bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Bireuen, Rabu (2/7/2025) di Alun-alun Kota Juang Bireuen.

Wardati, yang telah bertugas di UTD RSUD dr Fauziah Bireuen selama 15 tahun, menyampaikan bahwa kebutuhan darah terus meningkat dan saat ini rata-rata mencapai 50 hingga 70 kantong per hari.

"Disaat-saat tertentu, ada keluarga pasien yang datang meminta bantuan. Kalau stok darah kosong, kami sangat sedih karena tidak bisa membantu.

Biasanya kami langsung menghubungi sejumlah pendonor untuk meminta bantuan, tapi kadang mereka sedang di luar kota atau tidak sempat datang," ujar Wardati.

Baca juga: Batalyon Baru akan Dibangun di Pidie, Begini Penjelasan Bupati Sarjani 

Ia menambahkan, beberapa pasien yang rutin membutuhkan darah seperti penderita thalasemia sering kali menjadi prioritas, namun tetap saja ada kendala ketika darah tidak tersedia.

Bahkan, ada satu keluarga yang dua anaknya mengalami thalasemia, dan saat darah kosong, petugas hanya bisa berupaya semaksimal mungkin mencari bantuan.

“Ketika kebutuhan darah mendesak dan stok tidak ada, kami benar-benar sedih,” ungkap Wardati, yang merupakan istri dari Kasmadi dan ibu dari tiga anak dua laki-laki dan satu perempuan itu.

Kondisi serupa juga terjadi pada pasien kecelakaan atau pasien cuci darah yang memerlukan transfusi secara rutin.

Dalam situasi kritis seperti itu, pihak UTD harus berusaha cepat dengan menghubungi keluarga pasien maupun para pendonor aktif agar darah segera tersedia.

Wardati, yang lahir pada 7 Juli 1972, mengaku tetap semangat dan merasa bahagia setiap kali turun ke lapangan bersama tim.

Baca juga: Wujudkan Keterbukaan Informasi Publik, Diskominsa Abdya Optimalkan Pemakaian Medsos dan Website SKPK

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved