Berita Aceh Tenggara

Dendam Lama Jadi Motif AS Bantai 5 Keluarganya di Aceh Tenggara, Ayahnya Pernah Dihina dan Dikeroyok

Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Yulhendri mengatakan, dari hasil pra rekontruksi yang digelar di Mapolres Aceh Tenggara, AS mengaku tega menghabisi nyawa

|
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
TRIBUNGAYO.COM
PEMBUNUHAN BERANTAI - Motif pelaku pembunuhan berantai lima orang sekeluarga di Desa Uning Sigurgur, Kacamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, Kamis (3/7/2025) terungkap. Pelaku tega menghabisi paman dan 4 sepupunya karena dendam lama. 

SERAMBINEWS.COM - Kasus pembunuhan berantai yang mengguncang Kabupaten Aceh Tenggara akhirnya mulai terungkap.

Pelakunya, seorang pemuda berinisial Ardi Syahputra alias AS atau P (21), diketahui membantai lima anggota keluarganya sendiri dengan cara yang brutal.

Motif di balik tragedi mengerikan itu ternyata berasal dari dendam lama yang disimpan sejak ayahnya dikeroyok dan dihina oleh keluarga korban.

Peristiwa berdarah ini terjadi di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, pada Senin (16/6/2025).

AS, warga Pegunungan Kompas, menyerang paman dan para sepupunya dengan senjata tajam berupa parang.

Lima orang tewas, yakni Nayan (50) sang paman, serta sepupunya Elvi (16), Laura (13), Fajri (2), dan Dayat (26).

Tak hanya itu, seorang tetangga bernama Matiah (51) juga ikut menjadi korban serangan, namun berhasil selamat meski sempat kritis dan dirawat di RSUD Sahuddin, Kutacane.

Usai pembantaian, AS melarikan diri ke kawasan pegunungan dan hutan di Kecamatan Leuser.

Setelah 8 hari pengejaran, pelaku akhirnya berhasil ditangkap pada Senin (23/6/2025) di Desa Salim Pinem, Kecamatan Tanoh Alas.

Baca juga: Dendam Kesumat! Ini Motif Pembunuhan Berantai Sekeluarga di Aceh Tenggara, Sakit Hati Dibuat Susah

Sebelum tertangkap, AS sempat bungkam soal motif.

Namun dalam pra-rekonstruksi yang digelar di Mapolres Aceh Tenggara pada Kamis (3/7/2025), tabir motif pembunuhan itu pun mulai terungkap.

Luka lama yang membusuk jadi ledakan dendam

Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Yulhendri mengatakan, dari hasil pra rekontruksi yang digelar di Mapolres Aceh Tenggara, AS mengaku tega menghabisi nyawa keluarganya sendiri karena dendam.

Yulhendri menjelaskan, AS menyimpan dendam lama terhadap keluarga korban akibat peristiwa masa lalu.

Ayah pelaku pernah dikeroyok, diusir, dan dihina oleh keluarga korban saat mereka tinggal di Kabupaten Bener Meriah.

Sejak kejadian itu, AS dan ayahnya hidup terasing di pondok sederhana di tengah hutan Pegunungan Kompas, Aceh Tenggara, tanpa listrik dan air bersih.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved