Haji 2025

Mendaftar Sejak Kecil, Abang dan Adik Asal Pidie Ini Rasakan Nikmatnya Berhaji Muda

Meskipun cuaca yang panas, memiliki terlihat sangat energik dan bersemangat keluar dari hotel untuk shalat ke Masjidil Haram.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Al Afdhalul Muktabarullah dan Munadhilatul Asyi dan ibunya, Meutiawati saat tiba di Asrama Haji Aceh. 

Meskipun cuaca yang panas, memiliki terlihat sangat energik dan bersemangat keluar dari hotel untuk shalat ke Masjidil Haram.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH  - Selama musim haji, suhu di Arab Saudi nyaris selalu berada di atas 40 derajat celcius.

Matahari nyaris tegak di atas kepala, jika lama terpapar, kulit akan terasa menyengat, bahkan bisa sulit bernafas.

Jamaah Aceh pun banyak melakukan aktivitas di hotel demi menjaga fisik.

Namun tidak bagi kakak-beradik, Al Afdhalul Muktabarullah dan Munadhilatul Asyi.

Meskipun cuaca yang panas, memiliki terlihat sangat energik dan bersemangat keluar dari hotel untuk shalat ke Masjidil Haram.

Padahal jarak hotel jamaah Aceh di kawasan Misfalah dengan Masjidil Haram nyaris 2 km.

Baca juga: Jamaah Kloter 11 Aceh Besar Sudah Kembali ke Rumah, Satu Masih Dirawat

Meskipun ada bus salawat yang beroperasi 24 jam, jamaah tak bisa turun di gerbang masjid, tapi harus turun di terminal dan lanjut jalan kaki.

Afdhalul yang kini berusia 24 tahun dan adiknya, Muna 21 tahun, memang berbeda dengan manyoritas jamaah yang sudah berusia lanjut.

Dengan usia muda, mereka lebih bisa beradaptasi dengan suhu panas.

Keduanya benar-benar merasakan nikmatnya berhaji di kala muda. Karena berhaji di usia muda, jamaah masih memiliki fisik yang kuat dan energi yang cukup.

Mereka merupakan jamaah asal Teupin Raya, Pidie yang tergabung dalam kloter 8. Mereka sudah tiba di Aceh pada Sabtu (5/7/2025) lalu.

Kala jamaah haji lainnya, banyak beristirahat dan shalat di hotel pada siang hari demi menjaga kondisi tubuh, dua kakak-beradik ini tetap bisa mendatangi Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi untuk beribadah.

“Merasakan enaknya (berangkat saat muda), bisa lebih leluasa beribadah karena masih kuat, bisa lebih banyak beribadah, pergi ke Masjidil Haram lebih sering,” ujarnya.

Ia mengungkap, selama di tanah suci ia nyaris bisa selalu menunaikan shalat wajib lima waktu di Masjidil Haram. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved