Kopda Bazarsah Peragakan Cara Tembak Mati 3 Polisi Saat Gerebek Judi Sabung Ayam: Tinggal Dikokang

Kopda Bazarsah mengaku senjata api laras panjang kanibalan dari SS1 dan FNC itu selalu ia bawa ketika menggelar arena judi sabung ayam.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA
TERDAKWA - Kopda Bazarsah saat memperagakan cara menembak tiga polisi saat melakukan penggerebekan arena judi sabung ayam di Pengadilan Militer 1-04 Palembang, Senin (14/7/2025).(KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA) 

"Enggak di media sosial (TikTok-Instagram), undangannya saya buat di status WhatsApp, kemudian diteruskan oleh pemain yang mau ikut," ucapnya.

Baca juga: Polda Aceh Gelar Shalat Gaib untuk Personel yang Gugur dalam Tugas di Way Kanan

3 Polisi Way Kanan Lampung Masih Puasa Saat Ditembak Mati Kopda Bazarsah

Tiga anggota Polsek Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, tewas ditembak oleh Kopda Bazarsah saat masih dalam keadaan berpuasa.

Peristiwa tragis ini terjadi saat penggerebekan arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik pada Senin, 17 Maret 2025.

Hasil pemeriksaan dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Lampung mengungkapkan bahwa ketiga korban, yaitu Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda M Ghalib Surya Ganta, memiliki kondisi lambung kosong.

Dokter forensik, Chaterina Andriani, menyatakan dalam sidang di Pengadilan Militer 1-04 Palembang pada Senin, 7 Juli 2025, bahwa kematian ketiga polisi tersebut terjadi antara 12 hingga 18 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

“Kematiannya di atas 12 sampai 18 jam. Lambung dalam keadaan kosong lebih dari 24 jam,” kata Chaterina.

Chaterina juga menjelaskan bahwa ketiga korban mengalami luka tembak akibat peluru kaliber 5,56 mm, yang berasal dari senjata jenis SS1 dan FNC milik Kopda Bazarsah.

Kapolsek AKP Anumerta Lusiyanto mengalami luka tembak di bagian dada sebelah kanan, Bripka Petrus Apriyanto di bagian mata sebelah kiri, dan Bripda M Ghalib Surya Ganta di bagian bawah bibir.

 “Kami menemukan residu proyektil yang tersisa di tubuh jenazah. Residu itu menunjukkan jenis senjata yang digunakan kaliber 5,56 mm,” ujarnya.

Sasnia, istri dari Kapolsek Negara Batin, mengungkapkan bahwa suaminya masih berpuasa saat melakukan penggerebekan.

 “Suami saya masih berpuasa karena saat itu masih Ramadhan. Bahkan, dia meminta untuk disiapkan makanan banyak, karena mau berbuka puasa di rumah setelah penggerebekan,” ungkap Sasnia.

Namun, harapan untuk berbuka puasa bersama kandas setelah Sasnia menerima kabar duka melalui grup WhatsApp bahwa suaminya tewas dalam insiden tersebut.

“Saya harap pelaku dihukum mati atas perbuatannya,” tambahnya.

Peristiwa ini menambah daftar panjang tragedi yang melibatkan aparat keamanan dalam menjalankan tugas mereka, dan menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat.

Baca juga: Diduga Tumpahan Minyak Solar di Jalan Kota Calang, Tiga Pengendara Tergelincir

Baca juga: Profil Yunita Ababiel, Penyanyi yang Meninggal di Usia 61 Tahun, Berjuang Lawan Kanker Payudara

Baca juga: Operasi Patuh Seulawah Aceh Dimulai, Polres Aceh Timur Kerahkan 30 Personil

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved