Berita Aceh Utara

Korban Angin Puting dari Enam Desa di Aceh Utara Kembalikan Bantuan PGE

“Kalau kami bagikan bantuan itu tidak merata dengan jumlah korban dari enam desa. Karena itu kami dan warga akhirnya kami sepakat untuk...

Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
Foto Kiriman Razali
Warga mengembalikan bantuan bencana alam kepada Pema Global Energi melalui Externat Relations Coordinator PT PGE, Agussalim. 

“Kalau kami bagikan bantuan itu tidak merata dengan jumlah korban dari enam desa. Karena itu kami dan warga akhirnya kami sepakat untuk mengembalikan bantuan itu ke PGE,” kata Keuchik Nibong Baroh, Razali kepada Serambinews.com, Senin (14/7/2025).

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Warga dari enam desa di Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, mengembalikan bantuan bencana alam yang sebelumnya disalurkan oleh PT Pema Global Energi (PGE), Senin (14/7/2025) kepada warga via Kantor Camat.

Masing-masing untuk Desa Nibong Baroh, Nibong Wakeuh, Keude Nibong, Keupok Nibong, Keh Nibong, dan Nibong Lhok.

Tak lama setelah menerima bantuan itu, kemudian warga dan keuchik sepakat mengembalikan bantuan sembako tersebut.

Karena jumlah bantuan itu tidak memadai dengan jumlahnya dengan jumlah korban angin puting beliung yang mencapai 100 Kepala Keluarga (KK) lebih, sehingga berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat terdampak.

Bantuan itu diantar ke Kantor Camat Nibong sekira pukul 10.00 WIB pada Senin (14/7/2205).

Kemudian pihak kantor camat menghubungi keuchik dari enam desa untuk menerima bantuan tersebut.

“Kalau kami bagikan bantuan itu tidak merata dengan jumlah korban dari enam desa. Karena itu kami dan warga akhirnya kami sepakat untuk mengembalikan bantuan itu ke PGE,” kata Keuchik Nibong Baroh, Razali kepada Serambinews.com, Senin (14/7/2025).

Baca juga: Sempat Buka Dapur Umum, Puluhan Korban Angin Puting Beliung di Aceh Utara Pulang ke Rumah

Karena bantuan tersebut sulit dibagi secara merata kepada semua korban.

Ia menyebut, jika dibagi, masing-masing keluarga seperti minyak goreng kemungkinan mendapat satu ons, kemudian untuk telur satu KK, kemungkinan hanya mendapat sekitar dua butir.

“Ini bukan kami tidak bersyukur atas bantuan itu, tapi ini kembalikan agar tidak menimbulkan persoalan, karena bantuan tidak memadai dengan jumlah warga," ujar Razali.

Apalagi selama ini warga di kawasan Nibong yang merupakan kawasan lingkungan perusahaan juga belum pernah mendapat bantuan.

“Kalau bantuan itu berasal dari perusahaan tempe barangkali warga juga bisa memakluminya, tapi ini perusahaan migas yang sudah lama mendapat keuntungan dari hasil alam warga sekitar korban. Namun, ketika warga mendapat musibah juga tidak mendapat perhatian,” pungkas Razali.

Untuk diketahui PGE mengelola mulai mengelola Wilayah Kerja (Blok B) di Aceh Utara sejak 17 Mei 2021, setelah pengalihan pengelolaan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE). (*)

Baca juga: Listrik Padam Berulang Ekses Hujan Disertai Angin, Warga Singkil Pasrah Beraktivitas Dalam Gelap

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved