Konflik Palestina vs Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Desak Hamas Segera Serahkan Senjata dan Gaza

Tak hanya itu, Mahmoud Abbas juga meminta Hamas untuk segera membebaskan para sandera yang ditahannya.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap Layar AP Photo
PALESTINA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berpidato dalam Sidang Istimewa Parlemen yang membahas Palestina di Parlemen Turki, Ankara, Turki, Kamis (15/8/2024). 

"Kami mengutuk keras pernyataan ofensif yang dilontarkan Presiden Abbas dalam pertemuan Dewan Pusat mengenai perlawanan dan para pejuang perlawanan rakyat kami, yang mengabaikan pengorbanan dan perjuangan rakyat kami, serta mengabaikan penderitaan dan pengorbanan yang terus-menerus dilakukan para tawanan," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Kami mengutuk kepemimpinan Otoritas Palestina yang terus-menerus memperjuangkan wacana ini, yang mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan dari kejahatan yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap rakyat kami, terutama perang genosida di Gaza, aneksasi dan Yahudisasi Tepi Barat dan Yerusalem, serta penderitaan berat yang dialami oleh para tahanan kami yang gagah berani."

Gerakan itu juga mendesak Abbas untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya.

"Kami menyerukan kepada Presiden Otoritas Palestina untuk meminta maaf atas pidato yang menyinggung ini dan membatalkan semua langkah yang memperkuat perpecahan dan sejalan dengan keinginan Zionis."

"Kami menyerukan kepadanya untuk kembali merangkul rakyat dan pilihan mereka, serta berhenti menempuh jalan absurd berupa penyerahan diri dan kompromi," lanjutnya.

Baca juga: Israel Intensifkan Serangan ke Gaza, Gencatan Senjata dengan Hamas Terancam Gagal

Perundingan Gencatan Senjata Terancam Gagal

Perundingan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas tampaknya terancam gagal.

Terancamnya kegagalan perundingan gencatan senjata tersebut terjadi setelah banyak pihak terpecah mengenai sejauh mana penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Perundingan tidak langsung mengenai usulan AS untuk gencatan senjata 60 hari berlanjut sepanjang hari Sabtu (12/7/2025).

Delegasi dari Israel dan Hamas telah berada di Qatar untuk mendorong kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera secara bertahap, penarikan pasukan Israel, dan diskusi tentang cara mengakhiri perang.

Pejabat Israel menyalahkan kebuntuan ini pada Hamas, yang menurutnya "tetap keras kepala, berpegang teguh pada posisi yang tidak memungkinkan para mediator untuk mencapai kesepakatan".

Di sisi lain, Hamas sebelumnya menyalahkan tuntutan Israel atas terhambatnya kesepakatan tersebut.

Dilansir Reuters, sebuah sumber Palestina mengatakan Hamas telah menolak peta penarikan yang diusulkan Israel.

 
Dalam peta tersebut, Israel berencana menarik pasukannya sekitar 40 persen dari wilayah Gaza, termasuk seluruh wilayah selatan Rafah dan wilayah lebih jauh di Gaza utara dan timur.

Dua sumber Israel mengatakan Hamas ingin Israel mundur ke garis yang dipertahankannya dalam gencatan senjata sebelumnya sebelum memperbarui serangannya pada bulan Maret.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved