Kapolres Aceh Besar, Kepatuhan Berlalu Lintas Minim Angka Kecelakaan Tinggi

“Polri mengambil langkah strategis dengan mengedepankan edukasi, penegakan hukum, dan pengawasan lalu lintas di titik rawan kecelakaan." SUJOKO, Kapolres Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Hingga Juni 2025, kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Aceh Besar sebanyak 92 kasus. Tingginya angka kecelakaan tersebut disebabkan rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas.

Hal itu dikatakan Kapolres Aceh Besar, AKBP Sujoko, saat memimpin apel gelar pasukan Operasi Patuh Seulawah 2025 di halaman Mapolres setempat, Senin (14/7/2025).

Beradasarkan analisa dan evaluasi Kamseltibcarlantas tahun 2023 dan 2024 di Wilkum Polres Aceh Besar, pada tahun 2023 laka lantas sebanyak 273 kasus dan tahun 2024 sebanyak 264 Kasus. “Lalu Januari-Juni tahun 2025 sebanyak 92 kasus,” katanya.

Angka- angka tersebut tentu menjadi perhatian serius bagi kita semua. Permasalahan Lalu Lintas bukan hanya soal pelanggaran, tapi menyangkut keselamatan nyawa manusia.

Karenanya, Operasi Patuh Seulawah 2025 ini akan berlangsung selama 14 hari sejak 14 Juli hingga 27 Juli 2025 dengan mengangkat tema ‘'Tertib Lalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas’. “Operasi ini dilaksanakan setiap tahun dan merupakan bagian dari kalender Kamtibmas,” ucapnya.

Sebab, menurut Sujoko, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas masih sering terjadi akibat rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan berlalu lintas. "Untuk itu, Polri mengambil langkah strategis dengan mengedepankan edukasi, penegakan hukum, dan pengawasan lalu lintas di titik rawan kecelakaan," ujarnya. 

Ia mengatakan, tujuan operasi tahun ini antara lain meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas, meminimalisasi pelanggaran dan kecelakaan, menurunkan angka fatalitas, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri. 

Sasaran prioritas Operasi Patuh Seulawah 2025 ini meliputi pengendara yang menggunakan handphone saat berkendara, pengemudi di bawah umur, berboncengan lebih dari satu orang, tidak menggunakan helm SNI atau sabuk pengaman, melawan arus, serta melampaui batas kecepatan.

Ia meminta kepada para personel agar melakukan deteksi dini, pengamanan dan pemetaan terhadap lokasi atau tempat rawan pelanggaran kecelakaan dan kemacetan. “Serta melaksanakan penegakan hukum dengan tegas namun tetap humanis dan Pentingnya bekerja sama dengan stakeholder terkait dalam rangka menciptakan kamseltibcarlantas di wilayah Aceh,” pungkasnya.(iw)