Video

VIDEO - Kisah Sukses UMKM Kue Arafik Sigli: Tembus Ekspor ke Kanada hingga Australia

Di Sigli, kue ini lebih dikenal dengan nama “Arafik”, nama yang sudah melekat sejak lama.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Teuku Raja Maulana

SERAMBINEWS.COM - Di sebuah desa kecil bernama Pulo Pisang, di Kota Sigli, Provinsi Aceh, aroma manis dari dapur sederhana menguar sejak pagi hari.

Di sinilah tempat sebuah kisah inspiratif bermula, kisah tentang ketekunan, warisan budaya dan kekuatan perempuan. Inilah cerita tentang Kue Arafik, kue khas yang telah menjadi ikon oleh-oleh dari Sigli dan melintasi batas negara berkat tangan dingin seorang ibu bernama Kak Rosni.

Kue Arafik adalah sejenis bakpia, kue berbentuk bulat pipih dengan kulit tipis yang lembut, sedikit renyah dan gurih, berisi pasta kacang merah manis yang legit.

Baca juga: BSI UMKM Center, PosSaku dan Rumah BUMN Aceh Gelar Pelatihan Digital Marketing

Di Sigli, kue ini lebih dikenal dengan nama “Arafik”, nama yang sudah melekat sejak lama.

Usaha UMKM Kue Arafik ini dimulai pada tahun 2003, ketika Kak Rosni atau yang akrab disapa K’Ni memutuskan untuk membuat kue ini secara mandiri.

Berbekal resep dari mertuanya yang berdarah Tionghoa, seorang ahli masak rumahan yang dulunya memiliki usaha katering, Kak Rosni mulai membuat kue Arafik dari rumah, dengan modal seadanya.

Hanya sekitar satu juta rupiah, cukup untuk membeli oven dan sebotol gas.

Baca juga: Komisi III DPRA: Penyaluran Pembiayaan UMKM Bank Aceh Syariah Belum Menyentuh Usaha Mikro dan Kecil

Dari sana, ia mulai memproduksi adonan dari dua kilogram tepung setiap harinya dan menjajakannya di sekitar Sigli dan Pidie.

Tekstur dan rasa kue Arafik sangat khas.

Kulitnya tipis, dibuat dari campuran tepung terigu, air dan minyak

Sementara penggunaan kuning telur digunakan hanya bagian atas untuk memberi warna keemasan setelah dipanggang.

Rasanya gurih dan renyah tipis saat digigit.

Bagian dalamnya diisi selai kacang merah yang diolah dengan penuh ketelatenan, kacang direndam, direbus, digiling, lalu dimasak dengan gula dan minyak selama delapan jam dalam mesin pengaduk otomatis.

Baca juga: Bank Aceh Genjot Pembiayaan UMKM, Salurkan Rp 2,53 Triliun Hingga Juni 2025

Selai ini biasanya disiapkan semalam sebelumnya, agar dingin saat dimasukkan ke dalam kulit kue keesokan harinya.

Kini, dari yang dulunya hanya menggunakan dua kilo tepung, dapur produksi Kue Arafik menghabiskan dua hingga tiga sak tepung segitiga biru setiap hari, tergantung permintaan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved