Pidie

BKKBN Aceh Sebut 4.885 Keluarga di Pidie Berisiko Stunting 

“Kita mengapresiasi atas dukungan semua pihak. Dengan dilaksanakan kegiatan ini semoga dapat memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pelayanan KB

Editor: Nur Nihayati
IST
FOTO BERSAMA - Wakil Bupati Pidie, Alzaizi dan istrinya Ny Mona serta Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim MKes, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pidie Nurhanisah SSTP MM berfoto bersama dengan pegawai lainnya setelah menggelar kegiatan fasilitasi intensifikasi dan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus di Puskesmas Glumpang Baro, Pidie, Rabu (16/7/2025). 

“Kita mengapresiasi atas dukungan semua pihak. Dengan dilaksanakan kegiatan ini semoga dapat memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pelayanan KB

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Angka stunting di Kabupaten Pidie masih mengkhawatirkan.

Badan Kependudukan Keluarga Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh menyebutkan sebanyak 4.885 keluarga di Pidie berisiko stunting.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim MKes di Pidie, Rabu (16/7/2025).

Kepala BKKBN di Pidie bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pidie menggelar kegiatan fasilitasi intensifikasi dan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus di Puskesmas Glumpang Baro, Pidie, Rabu (16/7/2025).

Bupati Pidie diwakili Wakil Bupati Pidie, Alzaizi Umar menyampaikan apresiasi atas digelarnya kegiatan fasilitasi intensifikasi dan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus.

Kegiatan diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN Perwakilan Provinsi Aceh. 

Kegiatan itu turut dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim SKM MKes, pejabat dari Kodam Iskandar Muda, pejabat Forkopimda Pidie dan Forkopinca Glumpang Baro.

Sementara itu, turut hadir juga Kepala Dinas DP3AKB Pidie Nurhanisah SSTP MM, ibu-ibu pengurus Persit Kodim 0102 Pidie, ibu-ibu ibu-ibu pengurus Bhayangkari Polres Pidie, para pejabat Muspika sejumlah kecamatan dan kepala puskesmas di wilayah Pidie serta tokoh masyarakat setempat. 

Wakil Bupati Pidie, Alzaizi dalam sambutannya antara lain mengatakan kegiatan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus itu sangat penting dan strategis, merupakan satu momen untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat. 

“Kita mengapresiasi atas dukungan semua pihak. Dengan dilaksanakan kegiatan ini semoga dapat memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pelayanan KB di wilayah khusus, sehingga angka cakupan layanan bisa maksimal. 

Dengan pelayanan KB yang maksimal diharapkan mampu mencegah kondisi kehamilan yang terlalu banyak, terlalu dekat, terlalu muda, dan terlalu tua, serta bisa menurunkan prevelansi stunting di Aceh, khususnya di Pidie," katanya.

Masih banyak pelayanan yang belum mencapai target. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan capaian KB di Pidie bisa lebih maksimal, yakni dengan lebih aktifnya para Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di tingkat desa.

Mereka dapat mengedukasi masyarakat melalui KIE dan pendampingan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) agar mereka termotivasi untuk ikut KB. 

“Dengan demikian akan berdampak kesehatan lebih baik. Hal ini akan memperbaiki kesehatan keluarga serta mencegah Catin anemia, ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang berpotensi melahirkan anak stunting,” katanya.

Kegiatan intensifikasi KBKR itu dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim, SKM, MKes. Kegiatan itu digelar sesuai dengan Intruksi Presiden tahun 2022 melalui Kementerian Dalam Negeri Tentang BKKBN dan Wilayah Khusus Perbatasan. Untuk itu.

Pemerintah Aceh melalui BKKBN Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR di setiap kabupaten perbatasan penghubung yang ada di Aceh.

Di sisi lain, Kepala BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim SKM MKes menyampaikan saat ini tercatat untuk Kabupaten Pidie sebanyak 4.885 keluarga berisiko stunting dan harus didampingi. 

Pendampingan ini harus dilakukan dari masa hamil hingga masa anak berusia dua tahun. 

Safrina Salim mengatakan peran pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Kemenag sangat  penting dalam membina para ibu hamil maupun Catin serta balita untuk mencegah terjadi stunting.

Dinas Kesehatan diminta untuk terus melakukan sosialisasi tentang cara mencegah stuting, khususnya kepada para ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi  agar calon banyinya sehat. 

Ibu-ibu juga harus diberikan edukasi agar tahu cara memakai kontrasepsi yang sehat dan aman. 

Selain itu, sebutnya peran Kementerian Agama juga sangat penting untuk para Catin agar mereka tahu bagaimana menghadapi rumah tangga ke depan, agar mereka menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Ditambahkan, bahwa peran orang tua sangatlah penting untuk mencegah anak stunting. Lebih-lebih peran seorang ibu, karena  salah satu penyebab terjadi stunting dikarenakan kurangnya asupan ASI. 

Maka dari itu sangatlah penting bagi bayi untuk tercukupi ASI dari ibunya sampai umur dua tahun.

Sementara itu, acara berlangsung tertib ini dihadiri juga Unsur Muspika Kecamatan Glumpang Baro antara lain, Kapolsek Iptu Aidil Saputra Ssos, Camat Glumpang Baro Jabannur SHI MAP dan Danramil Letda Samsul Bahri.

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved