Berita Internasional
Demo Pecah di AS, Demonstran Serbu 1.600 Titik Lokasi Tolak Kontroversi Presiden Donald Trump
AS diguncang gelombang protes nasional dengan lebih dari 1.600 lokasi diserbu demonstran yang menolak kebijakan kontroversial Donald Trump.
Amerika Serikat (AS) diguncang gelombang protes nasional dengan lebih dari 1.600 lokasi diserbu demonstran yang menolak kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump.
SERAMBINEWS.COM - Penolakan terhadap Donald Trump dalam masa jabatan keduanya bukan yang pertama kali digelar masyarakat AS.
Awal bulan ini, para demonstran terlibat dalam kebuntuan yang menegangkan, ketika otoritas federal melakukan penangkapan massal di dua perkebunan ganja di California Selatan.
Kecaman terhadap gaya kepemimpinan Trump juga terlihat dalam aksi "No Kings" pada 14 Juni lalu.
Ketika jutaan orang turun ke jalan menyuarakan bahwa Amerika menolak segala bentuk pemerintahan otoriter yang memusatkan kekuasaan pada satu orang.
Dalam aksi Kamis ini, warga tidak hanya turun dengan poster dan orasi.
Di Chicago, demonstran juga menggelar acara menyalakan lilin untuk mengenang John Lewis anggota Kongres yang meninggal dunia pada 2020 dan dikenal sebagai pejuang hak-hak sipil yang memimpin pawai legendaris “Bloody Sunday” di Selma, Alabama.
Jika ditarik benang merahnya, protes yang terjadi selama masa jabatan kedua Trump tidak hanya menjadi kelanjutan dari perlawanan sebelumnya, tapi juga mencerminkan meningkatnya kecemasan publik terhadap arah demokrasi di bawah kepemimpinannya.
Dengan semakin terbukanya wacana soal potensi penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatnya tekanan terhadap kelompok-kelompok rentan, masyarakat sipil AS tampaknya bersatu untuk kembali bersuara lantang mengingatkan bahwa mereka belum siap menyerah terhadap otoritarianisme.
Baca juga: Viral! Sayembara Bunuh Donald Trump di Iran, Tawarkan Rp 184,9 Miliar Bagi yang Bisa Bawa Kepalanya
Amerika Serikat (AS) diguncang gelombang protes nasional dengan lebih dari 1.600 lokasi diserbu demonstran yang menolak kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump.
Aksi bertajuk "Good Trouble Lives On" digelar dengan tujuan memprotes kebijakan deportasi massal dan pemangkasan jaring pengaman sosial bagi masyarakat miskin.
Mengutip laporan CNN International, aksi demo ini dijadwalkan secara serentak di lebih dari 1.600 titik lokasi di seluruh negeri.
Mencakup jalanan, gedung pengadilan, dan ruang publik di berbagai kota seperti Atlanta, St. Louis, Oakland, Annapolis, serta Chicago sebagai titik pusat aksi.
"Get in good trouble, necessary trouble, and redeem the soul of America," ujar Lewis semasa hidupnya, sebuah pesan yang kini dihidupkan kembali oleh ribuan demonstran dalam menghadapi gelombang kebijakan yang dinilai represif di bawah pemerintahan Trump.
Kendati aksi ditujukan untuk memprotes kepemimpinan Trump di jabatan keduanya, namun para penyelenggara yang tergabung dalam koalisi organisasi masyarakat sipil seperti Public Citizen, menyerukan agar aksi berlangsung damai, meski penuh semangat perlawanan.
Donald Trump
kebijakan Donald Trump
warga AS demo
Presiden Amerika Serikat
Serambinews.com
Serambi Indonesia
kontroversi Donald Trump
Tragis! Pengantin Pria di Turki Tewas di Hari Pernikahan, Terkena Peluru Kala Tembakan Perayaan |
![]() |
---|
Speechless! Remaja 15 Tahun Tembak Mati Capres Kolombia Miguel Uribe, Pelaku Hanya Dihukum 7 Tahun |
![]() |
---|
Ada-ada Saja! Tiga Pria Pasang Net Bulutangkis di Jalan, Kini Kena Denda |
![]() |
---|
Kisah Pilu Wanita Aljazair, 25 Tahun Mengurung Diri Gegara Tak Lulus SMA |
![]() |
---|
Tak Punya Lisensi Menlu Inggris Terancam Denda Rp 55 Juta Gegara Mancing tanpa Izin Bareng Wapres AS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.