Banda Aceh
Pakar Sejarah Malaysia Bahas Jejak Peradaban Islam di Pahang dan Hubungannya dengan Aceh
Ia juga mengulas hubungan diplomatik dan kekerabatan antara kedua kerajaan, salah satunya terlihat dari pernikahan politik antara Sultan Aceh...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pada masa lampau, Kesultanan Aceh Darussalam dan Kesultanan Pahang memiliki hubungan erat, meskipun dua kesultanan ini dipisahkan oleh Selat Melaka.
Hal itu disampaikan oleh Dr Farid Mat Zain pakar sejarah dari Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam Fakultas Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), dalam webinar internasional bertajuk “Kajian Islam: Tamadun di Pahang dan Hubungannya dengan Aceh”, Kamis (17/7/2025).
Katanya, Aceh dan Pahang memiliki hubungan yang erat dalam aspek sejarah, budaya, pendidikan, dan keagamaan.
Ia menekankan peran strategis Selat Malaka sebagai jalur penting penyebaran peradaban Islam di kawasan tersebut.
“Jalur ini tidak hanya menjadi lalu lintas perdagangan, tetapi juga pertukaran naskah keagamaan, gagasan, serta jaringan ulama,” kata Farid.
Ia juga mengulas hubungan diplomatik dan kekerabatan antara kedua kerajaan, salah satunya terlihat dari pernikahan politik antara Sultan Aceh Iskandar Muda dan Puteri Kamaliah dari Pahang.
Lebih lanjut, Dr Farid menambahkan bahwa banyak warisan peradaban seperti manuskrip fikih, tasawuf, sejarah, hingga arsitektur masjid dan adat istiadat di kedua wilayah menunjukkan kemiripan signifikan.
Hal ini, menurutnya, menjadi bukti kuat adanya jaringan tamadun Islam Melayu yang saling memengaruhi.
“Sejarah perkembangan Islam di Pahang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh besar Aceh, khususnya dalam pembentukan ulama lokal dan sistem hukum Islam seperti Kanun Pahang,” ujarnya.
Webinar itu diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Studi Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Kegiatan ini merupakan bagian dari seri kelima Webinar Berseri yang rutin diselenggarakan oleh program studi tersebut.
Webinar menghadirkan Dr Farid Mat Zain pakar sejarah dari Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam Fakultas Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sebagai narasumber utama.
Ketua Prodi Doktor Studi Islam, Prof Dr Syamsul Rijal Mag dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema ini relevan dengan berbagai literatur klasik (turats) yang menyebutkan adanya hubungan strategis antara Aceh dan Pahang, terutama sejak abad ke-16.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami membangun diskursus ilmiah yang tidak hanya membahas aspek keislaman secara tekstual, tetapi juga secara kontekstual, terutama dalam lanskap sejarah dunia Melayu,” ujarnya.
Webinar dipandu oleh Muslimah mahasiswa Program Doktor Studi Islam UIN Ar-Raniry dan diikuti oleh peserta dari berbagai institusi di Indonesia dan Malaysia.
Rangkaian Webinar Berseri ini akan dilanjutkan pada Kamis, 24 Juli 2025 dengan menghadirkan Prof R Siti Zuhro MA PhD peneliti senior di Pusat Penelitian Politik LIPI dan Peneliti Utama Politik BRIN. Ia akan membahas terkait tema “Islam, Politik, dan Keindonesiaan”.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.