Berita Sabang
Cuaca Buruk tak Goyahkan Harga Udang di Sabang, Pasokan Tetap Aman
"Cuaca boleh ekstrem, tapi stok udang aman berkat pengiriman rutin dari luar daerah," ungkap Musawir.
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Saifullah
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG - Meskipun cuaca buruk melanda perairan Sabang beberapa hari terakhir, stabilitas harga udang di pasar tetap terjaga berkat pasokan yang lancar dari tambak di Sigli dan Banda Aceh.
Menurut Munawir, pedagang udang di Kota Sabang, harga udang ukuran sedang masih berada di kisaran Rp 80.000 per kilogram.
Udang kecil pun tetap diminati, dijual dengan harga Rp 60.000–Rp 70.000 per kilogram, dan hampir selalu ludes terjual setiap hari.
"Cuaca boleh ekstrem, tapi stok udang aman berkat pengiriman rutin dari luar daerah," ungkapnya.
"Harga tetap normal, antara Rp 60 ribu sampai Rp 80 ribu," beber dia.
Kalau cumi, tergantung ukuran dan permintaan, biasanya di angka Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu," jelas Munawir pada Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Ide Lauk Simpel, Resep Udang Cabai Garam ala Chef Devina Hermawan, Garing & Gurih Sampai Kulitnya!
Ia menambahkan, bahwa udang kini lebih diminati masyarakat karena ikan segar agak sulit diperoleh saat cuaca tidak mendukung.
“Udang lebih praktis untuk diolah. Jadi minat pembeli meningkat, apalagi pasokan dari Sigli dan Banda Aceh sangat membantu,” ungkapnya.
Dalam sehari, Munawir mengaku, dirinya mampu menjual dua tong udang berukuran sedang dan besar, masing-masing berisi 60 hingga 100 kg.
Total penjualan udang bisa mencapai 80–100 kg per hari.
Sedangkan untuk cumi, meski tersedia, penjualannya hanya berkisar 30–100 kg dan lebih sering dibeli oleh pelaku usaha kuliner.
Baca juga: Harga Udang Vaname Terjun Bebas, Petani Tambak di Banda Aceh Terancam Gulung Tikar
Ketersediaan yang konsisten dan harga yang relatif stabil menjadikan udang sebagai bintang pasar saat cuaca ekstrem melanda.
Para pedagang berharap distribusi tetap berjalan lancar agar kebutuhan masyarakat tidak terganggu.
Penyebab cuaca buruk
Cuaca buruk bisa bisa disebabkan oleh berbagai faktor alam dan aktivitas manusia yang mempengaruhi dinamika atmosfer.
Seperti dikutip dari Kopilot, Berikut beberapa penyebab utamanya:
Faktor Alam
Monsun Asia : Angin musiman dari Benua Asia menuju Australia yang membawa udara lembap dan memicu hujan lebat.
Daerah Tekanan Rendah : Munculnya tekanan rendah di laut atau daratan dapat memicu angin kencang dan terbentuknya awan hujan.
Gelombang Atmosfer : Fenomena sepertiOsilasi MaddenOsilasi Madden Julian dan Rossby Ekuatorial meningkatkan meningkatkan pertumbuhan awan dan potensi badai.
Pemanasan permukaan Laut : Suhu laut yang meningkat memicu kondensasi dan pembentukan awan hujan.
Topografi Wilayah : Pegunungan dan lembah dapat memperkuat curah hujan atau angin lokal.
Faktor Aktivitas Manusia
Pemanasan Global : Emisi gas rumah kaca mempercepat siklus hidrologi, menyebabkan penguapan berlebih dan hujan ekstrem.
Perubahan Tata Guna Lahan : Penggundulan hutan dan urbanisasi mengurangi daya serap udara dan memperparah dampak cuaca ekstrem.
Fenomena Khusus di Indonesia
El Niño & La Niña : Siklus suhu laut di Samudra Pasifik yang mempengaruhi pola hujan dan kekeringan di Indonesia.
Aliran udara dingin : Aliran udara dingin dari Asia yang memperkuat angin dan hujan di wilayah selatan Indonesia.(*)
Pemko Sabang Siap Dukung Wehland Sabang Night Run, Lari Malam Sambil Wisata |
![]() |
---|
Besok, 14 Agustus 2025 Prakiraan Cuaca Sabang Stabil, Aktivitas Warga Diprediksi Aman |
![]() |
---|
Kerajinan Sabang Berbahan Baku Limbah Pohon Kelapa Diminati Wisatawan |
![]() |
---|
Fakhrulsyah Mega Meninggal, Putra Terbaik Sabang yang tak Pernah Lupa Tanah Kelahiran |
![]() |
---|
Liburan ke Sabang Akhir Pekan? Cuaca Cerah Berawan, Gelombang Laut Sedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.