Wahyu, Mahasiswa Asal Aceh Juara 3 Pidato Internasional di Mesir, Satu-satunya Wakil Asia Tenggara
Musabaqah Khitabah Bahasa Arab Internasional merupakan kompetisi pidato Bahasa Arab tingkat dunia yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM - Prestasi membanggakan kembali diukir oleh mahasiswa asal Aceh.
Wahyu Hidayatullah, mahasiswa asal Aceh yang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo, berhasil meraih juara ketiga dalam ajang Musabaqah Khitabah Bahasa Arab Internasional.
Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Markaz Tatwir dalam program tahunan “Mawahib wa Qudurat” (Bakat dan Kemampuan) edisi musim keempat.
Event ini sudah dilangsungkan pada 12 Mei 2025 lalu di Idarah Wafidin, Kairo, Mesir.
Namun seremonial penyerahan penghargaan dan pembagian hadiah bagi para pemenang baru digelar secara resmi pada Selasa (22/7/2025).
Musabaqah Khitabah Bahasa Arab Internasional merupakan kompetisi pidato Bahasa Arab tingkat dunia yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara dalam satu panggung retorika dan kebahasaan.
Kompetisi yang digelar tahun ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara, mulai dari wilayah Asia, Arab, dan Afrika.
Perwakilan negara-negara seperti Libya, Tunisia, Sudan, Afghanistan, Uzbekistan, Palestina, Yaman, Yordania, dan Indonesia bersaing ketat menunjukkan kebolehan mereka.
Baca juga: Satu-satunya dari Aceh, Mahasiswa USK Lolos Program Diplomasi Prestisius Kedubes AS
Dari seluruh peserta yang mendaftar dan diseleksi, posisi juara pertama diraih oleh Libya, disusul Tunisia di posisi kedua.
Wahyu Hidayatullah dari Indonesia sukses menempati posisi ketiga, menjadikannya satu-satunya peserta dari Asia Tenggara yang berhasil menembus tiga besar.
Kemenangan Wahyu bukan sekadar prestasi biasa, melainkan bukti konkret kehebatan mahasiswa Indonesia di panggung global berbahasa Arab.
Pencapaian ini diraih setelah dinilai oleh dua tokoh sentral di bidang kebahasaan Arab, yaitu Dr. Syekh Ibrahim Al-Hud Hud yang merupakan seorang pakar gramatika dan retorika klasik serta Dr. Annahlah, akademisi sastra dan doktor linguistik terkemuka dari Mesir.
Mereka mengevaluasi setiap peserta dengan standar tinggi, mencakup ketepatan gramatika (nahwu–sharaf), gaya retorika, kekuatan pesan, penguasaan materi, hingga keaslian gagasan yang disampaikan.
Dalam pernyataan pribadinya, Wahyu Hidayatullah mengungkapkan motivasi besar di balik penampilannya yang maksimal.
Ia sering mendengar anggapan bahwa mahasiswa Indonesia kerap diremehkan karena dianggap kurang fasih berbahasa Arab.
Namun, Wahyu teringat pesan dari Syekh Hussam yang menyebutkan bukti sejarah seperti Syekh Albaniyani dan Buya Hamka, tokoh besar dari Indonesia yang diakui di dunia Arab.
"Maka hari ini, saya merasa telah menunaikan amanah moral dari Buya Hamka, menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia bisa tampil sejajar, bahkan unggul di hadapan bangsa Arab dan Afrika,” kata Wahyu dalam keterangan yang diterima Serambinews.com, Kamis (24/7/2025).
Baca juga: Juara 1 Nasional, Inovasi Mahasiswa USK Ubah Ikan Kembung dan Daun Katuk Jadi Senjata Lawan Stunting
Bagi Wahyu, kemenangan ini bukan hanya sekedar prestasi pribadi, tetapi juga simbol representasi Asia Tenggara, khususnya Indonesia dalam ajang keilmuan tingkat internasional.
Pasalnya, selama ini panggung-panggung tersebut didominasi oleh negara-negara penutur asli bahasa Arab.
Wahyu sendiri adalah mahasiswa aktif Universitas Al-Azhar Kairo yang juga seorang penghafal Al-Qur’an.
Dikenal aktif berorganisasi, ia saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator PPMI Mesir, organisasi resmi mahasiswa Indonesia di Mesir.
Keaktifannya juga terlihat dalam berbagai forum akademik dan konferensi internasional, menjadikannya representasi anak muda Indonesia yang berprestasi dalam dunia dakwah, sastra, dan diplomasi budaya.
Wahyu berharap prestasi yang diraihnya ini dapat menjadi semangat baru bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk tidak merasa rendah diri, melainkan terus berusaha dan menunjukkan kemampuan terbaik dalam forum-forum internasional.
"Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tampil percaya diri dan berani membawa nama bangsa ke panggung dunia," harapnya.
Baca juga: Fadhilah dan Fathiya, Mahasiswa UIN Ar-Raniry Ikut Program Summer School di Singapura, Ini Tipsnya
Acara Musabaqah Khitabah Bahasa Arab Internasional berlangsung khidmat dan meriah, digelar di Hall Andalus, Azhar Conference Centre, sebuah aula bergengsi di kompleks Universitas Al-Azhar yang sering menjadi tempat acara kenegaraan dan ilmiah.
Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh penting dari kalangan akademisi, perwakilan kementerian Mesir, serta para pembina mahasiswa internasional.
Turut hadir dalam acara tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo Abdul Muta’ali.
Dalam kesempatannya, ia menyampaikan rasa bangga dan haru atas pencapaian Wahyu.
Menurutnya, putra asal Aceh tersebut mewakili kualitas dan kredibilitas sebagai mahasiswa Indonesia di luar negeri, khususnya di Mesir.
Bentuk apresiasinya terlihat jelas saat ia dengan antusias mengajak para petinggi Al-Azhar dan mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari Indonesia untuk berfoto bersama, sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan bersejarah ini.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.