Berita Aceh Selatan

Over Kapasitas, Siswa MTsS Kluet Utara Aceh Selatan Harus Belajar di Ruang Laboratorium

Kondisi ini terjadi di tengah reputasi MTsS Kluet Utara sebagai salah satu madrasah favorit tingkat SLTP di Kabupaten Aceh Selatan.

Penulis: Ilhami Syahputra | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
BELAJAR DI LABORATORIUM - Siswa - siswi MTsS Kluet Utara, Aceh Selatan, saat belajar di ruang laboratorium, Sabtu (26/7/2025). 

Kondisi ini terjadi di tengah reputasi MTsS Kluet Utara sebagai salah satu madrasah favorit tingkat SLTP di Kabupaten Aceh Selatan.

Laporan Ilhami Syahputra | Aceh Selatan 

SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Kluet Utara melonjak jumlah peserta didik baru yang menyebabkan ruang belajar over kapasitas.

Sebanyak 31 siswa baru harus menjalani proses belajar mengajar di ruang Laboratorium Komputer yang sejatinya tidak dirancang untuk kegiatan pembelajaran harian.

Kondisi ini terjadi di tengah reputasi MTsS Kluet Utara sebagai salah satu madrasah favorit tingkat SLTP di Kabupaten Aceh Selatan.

Sejak berdiri tahun 1991, madrasah ini telah menorehkan berbagai prestasi, namun belum juga berstatus negeri di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia.

“Jumlah siswa kami kini mencapai 337 orang, dengan 124 siswa merupakan peserta didik baru.

Sementara jumlah ruang kelas masih terbatas dan belum ada penambahan gedung,” jelas Kepala MTsS Kluet Utara, Mariani, Sabtu (26/7/2025).

Baca juga: Razia di Babahrot, Satlantas Polres Abdya Tilang 35 Pengendara, 30 Ditegur

Meski berstatus swasta dan menghadapi keterbatasan sarana, MTsS Kluet Utara tetap mencatat prestasi gemilang. 

Lebih lanjut, kata Mariani, berbagai upaya terus dilakukan untuk menjaga mutu pendidikan, meski operasional hanya mengandalkan dana BOS dan kontribusi orang tua siswa. 

Namun, ia mengakui keterbatasan ruang belajar, fasilitas ibadah, dan infrastruktur sangat memengaruhi kenyamanan dan efektivitas pembelajaran.

Sementara itu, Ketua Komite MTsS Kluet Utara, Sudirman, turut menyuarakan pentingnya perhatian pemerintah.

Ia meminta dukungan Kementerian Agama dan Pemkab Aceh Selatan agar memperjuangkan status penegerian madrasah tersebut.

"Kami tidak bisa terus bergantung pada swadaya orang tua. Dukungan masyarakat sangat besar, tapi perlu ada keberpihakan nyata dari pemerintah.

Kami berharap Bupati Aceh Selatan dan Kemenag daerah bisa menyampaikan aspirasi ini ke pusat," ujarnya.

Baca juga: Terungkap! Ruce Nuenda Jadi Korban KDRT Aryo, Gugatan Cerai Ungkap Luka Bertahun-tahun

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved