Berita Aceh Tamiang
Pengunjung Membludak, Spanduk Raksasa Dipasang di Pantai Dadakan Aceh Tamiang
Spanduk raksasa ini untuk mengingatkan masyarakat tentang keselamatan karena sewaktu-waktu air bisa berubah deras.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Spanduk raksasa ini untuk mengingatkan masyarakat tentang keselamatan karena sewaktu-waktu air bisa berubah deras.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Spanduk berukuran besar berisi imbauan dipasang di titik masuk “pantai dadakan” Kotalintang, Kecamatan Kota Kualasimpang, Aceh Tamiang.
Spanduk raksasa ini untuk mengingatkan masyarakat tentang keselamatan karena sewaktu-waktu air bisa berubah deras.
“Sebenarnya ini kan bukan objek wisata, tapi masyarakat terus ramai berdatangan, akhirnya sudah macam jadi destinasi wisata,” kata Irfan Syahputra, warga setempat, Sabtu (26/7/2025).
Irfan mengatakan spanduk itu dipasang oleh Pemerintah Kampung Kotalintang.
Salah satu poin penting yang disampaikan dalam spanduk itu tentang keselamatan anak-anak. “Anak-anak bukan cuma mandi, tapi juga main perosotan di tebing sungai,” bebernya.
Sejauh ini dia memastikan tidak ada insiden yang mengganggu keselamatan pengunjung. Sebab di titik pantai dadakan itu memang dangkal dan arusnya tidak deras.
Baca juga: Rakorpimda Aceh Tamiang Bahas Tiga Isu Strategis, Bupati: Konflik Pertanahan Harus Diselesaikan

“Tapi tetap saja harus waspada, kita tidak tahu sewaktu-waktu bisa berubah,” ujarnya lagi.
Pantai dadakan ini merupakan fenomena surutnya air Sungai Tamiang akibat kemarau.
Irfan mengatakan setiap akhir pekan fenomena alam ini diserbu ratusan wisatawan lokal, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Tingginya antusias warga ini tidak hanya karena penasaran, tapi juga lokasinya sangat terjangkau.
Irfan mengatakan bahwa pantai dadakan ini biasanya muncul setahun sekali, tergantung musim surutnya air sungai.
“Tahun lalu muncul pas bulan Ramadan, kali ini di akhir Juli. Ramainya biasanya hari Sabtu dan Minggu sore, bisa ratusan orang yang datang,” ujarnya.
Baca juga: Pembangunan Pabrik Kulit dari Jamur, Ada Historis Aceh Tamiang di Produknya
Menurutnya, pengunjung datang sekitar pukul 5 sore hingga menjelang malam. Yang menarik, tidak ada tiket masuk alias gratis. Irfan menambahkan,
“Kami pasang spanduk imbauan agar hati-hati karena air bisa tiba-tiba deras, terutama anak-anak di bawah usia 14 tahun harus dalam pengawasan,” ucapnya.
Daratan Baru Muncul di Tengah Sungai Tamiang, Diserbu Wisatawan Lokal
Sebelumnya Serambinews.com memberitakan musim kemarau menyebabkan air sungai surut dan memunculkan daratan baru Sungai Tamiang.
Uniknya, daratan baru ini justru dijadikan warga lokal sebagai objek wisata.
Pemandangan unik ini terjadi di Dusun Al Ihsan, Kampung Kotalintang Bawah, Kecamatan Kota Kualasimpang, Aceh Tamiang.
Baca juga: Ajaran Syiah Terdeteksi di Aceh Tamiang, MPU Rancang Tausyiah
Setiap kali air Sungai Tamiang surut, salah satu titik sungai di kampung itu berubah menjadi destinasi wisata musiman yang ramai dikunjungi warga.
Irfan Syahputra, warga setempat mengatakan setiap akhir pekan fenomena alam ini diserbu ratusan wisatawan lokal, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Tingginya antusias warga ini tidak hanya karena penasaran, tapi juga lokasinya sangat terjangkau.
Irfan mengatakan bahwa "pantai dadakan" ini biasanya muncul setahun sekali, tergantung musim surutnya air sungai.
“Tahun lalu muncul pas bulan Ramadan, kali ini di akhir Juli. Ramainya biasanya hari Sabtu dan Minggu sore, bisa ratusan orang yang datang,” ujarnya Sabtu (26/7/2025).
Menurutnya, pengunjung datang sekitar pukul 5 sore hingga menjelang malam. Yang menarik, tidak ada tiket masuk alias gratis.
Baca juga: Durian Serbu Aceh Tamiang, Pedagang Musiman Ketiban Untung Rp 20 Juta
Irfan menambahkan, “Kami pasang spanduk imbauan agar hati-hati karena air bisa tiba-tiba deras, terutama anak-anak di bawah usia 14 tahun harus dalam pengawasan,” ucapnya.
Suasana di lokasi benar-benar seperti tempat piknik keluarga.
Pengunjung umumnya membawa bekal sendiri dari rumah.
Hanya ada beberapa penjual makanan ringan seperti bakso bakar dan mie instan rebus yang dijajakan di pinggir aliran sungai.
Rian Rizky, pengunjung dari kampung setempat mengaku ia datang bersama keluarga karena aksesnya mudah dan momen seperti ini sangat jarang terjadi.
Ia juga mengajak warga Aceh Tamiang lainnya untuk mampir ke lokasi tersebut selagi masih surut. “Setahun sekali, makanya sayang dilewatkan,” ujarnya.
Senada, Nurlela, warga asal Medan yang sedang berkunjung ke rumah besannya di Kotalintang, mengaku senang bisa menikmati suasana santai dan bermain air tanpa perlu jauh-jauh.
“Apalagi gratis, gak jauh dari rumah, seru!!,” ucapnya sambil tertawa.
Meski bersifat musiman dan belum dikelola secara resmi, potensi wisata sungai ini dinilai warga sangat menjanjikan.
Mereka berharap ke depan ada perhatian dan fasilitas sederhana dari pemerintah agar lokasi ini bisa lebih tertata dan tetap aman bagi pengunjung. (*)
Harga Ayam Potong di Kualasimpang Capai Rp 35 Ribu per Kilogram |
![]() |
---|
Harga Cabai Merah Melonjak Lagi, Segini Pasaran di Pasar Pagi Kualasimpang |
![]() |
---|
Lubang Bertaburan di Jalan Lintas Nasional, Warga Sungailiput Aceh Tamiang Swadaya Timbun |
![]() |
---|
Pengangkatan PPPK Beri Berkah, Omzet Penjahit di Aceh Tamiang Terdongkrak |
![]() |
---|
Pengangkatan PPPK Paruh Waktu, Penjahit di Kualasimpang 'Banjir' Order |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.