Berita Aceh Tamiang
Pengangkatan PPPK Paruh Waktu, Penjahit di Kualasimpang 'Banjir' Order
Menurutnya, pesanan terbanyak datang dari pelanggan yang ingin menjahit pakaian seragam kerja, terutama model seragam ASN
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nur Nihayati
Menurutnya, pesanan terbanyak datang dari pelanggan yang ingin menjahit pakaian seragam kerja, terutama model seragam ASN
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Momentum pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha jasa jahit di Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang.
Salah satunya dirasakan oleh Wibowo, pemilik usaha jahit Sumber Barokah di Jalan Ahmad Dahlan.
"Alhamdulillah, adalah peningkatan," ujar Wibowo Selasa, (26/9/2025).
Ia menyebut, harga jahitan bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan bahan kain yang digunakan. Untuk satu setelan pakaian bisa dikenakan biaya mulai dari Rp250 ribu hingga Rp350 ribu.
Menurutnya, pesanan terbanyak datang dari pelanggan yang ingin menjahit pakaian seragam kerja, terutama model seragam ASN atau PPPK dengan kantong dua.
"Dalam sehari ada lima sampai sepuluh pasang. Bahkan mendekati pengangkatan PPPK paruh waktu ini, ada satu kantor yang pesan bareng-bareng," ungkapnya.
Tak hanya seragam formal, ia juga menerima berbagai jenis pesanan seperti baju pesta, wisuda, hingga permak pakaian.
"Gak hanya baju formal saja. Semua ada," tambahnya.
Soal manajemen waktu, Wibowo mengaku berusaha menjaga komitmen agar pesanan selesai sesuai tenggat.
"Kalau janji ambil tanggal sekian, ya harus siap. Jangan sampai pelanggan kecewa," ujarnya.
Ia juga mengakui, tantangan utama justru ada pada pengaturan waktu saat banyak pesanan masuk bersamaan.
Saat ditanya apakah peningkatan ini bersifat musiman, Wibowo optimis tren ini bisa berlanjut.
“Sebelumnya juga ramai, bukan hanya saat PPPK. Pernah sampai jarang istirahat karena banyaknya pesanan,” katanya.
Strategi yang ia siapkan untuk menjaga stabilitas usaha adalah dengan menjaga kualitas jahitan dan menjaga harga tetap bersaing.
“Yang penting kualitas tetap dijaga, dan harga jangan terlalu mahal,” pungkasnya. (mad)
Baca juga: Anomali, Warga Lhokseumawe Dominan Beli Emas Saat Harga Naik, Begini Faktanya
Penuhi Kebutuhan Lokal, Aceh Tamiang Bangun Industri Telur Ayam Ras |
![]() |
---|
Atap Rusak, Pedagang Pasar Bawah Kualasimpang Kelimpungan Saat Hujan |
![]() |
---|
Harga Cabai Merah di Aceh Tamiang Masih Tinggi, Bertahan Rp 70 Ribu per Kilogram |
![]() |
---|
Pramuka Dilibatkan Membangun Kemandirian dan Kepribadian Warga Binaan Lapas Kualasimpang |
![]() |
---|
Naik Lagi, Harga Cabai Merah di Aceh Tamiang Tembus Rp80 Ribu Per Kilogram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.